- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
government, indonesia, news, politics, religiongovernment, indonesia, news, politics, religion - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
7
– Rombongan Amirulhaj yang diketuai oleh Menag Nasaruddin Umar akhirnya sampai di Arab Saudi pada Kamis malam (29/5). Pada hari Jumat pagi, rombongan segera melanjutkan perjalanan untuk mengadakan pertemuan koordinasi bersama petugas PPIH di Kantor Urusan Haji (KUH).
Jumat malam, Menag bersama rombongan Amirulhaj melanjutkan petualangan menuju Mekkah guna melakukan ibadah Umrah serta mengawali tugas pokok mereka yaitu menjamin lancarnya puncak Haji atau Armutza yang jatuh pada hari Kamis, tanggal 5 Juni mendatang.
“Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah SWT sebab setiap masalah yang kita hadapi kemarin telah terselesaikan dengan baik. Meskipun demikian, pasti masih ada beberapa hal yang memerlukan penyempurnaan,” ungkap Nasaruddin ketika ditemui di Masjidil Haram pada saban Jumat malam (31/5).
Menurut Menag, salah satu kesulitan utama di tahun ini adalah transformasi dalam penyelenggaraan jemaah haji yang saat ini bekerja sama dengan delapan badan usaha, daripada hanya menggunakan satu entitas tunggal seperti pada masa lalu.
“Tentu saja bersama semua dampaknya. Namun syukur Alhamdulillah, kemahiran kawan-kawan yang bekerja di tempat ini berhasil menunjukkan upaya keras yang sangat berani sehingga banyak persoalan besar dapat diselesaikan jauh lebih cepat daripada perkiraan,” katanya memuji.
Nazarudin memberi penghargaan besar terhadap staf Haji dari PPIH yang bekerja di lokasi. Menurut dia, usaha ekstra dan kreasi mereka merupakan faktor utama dalam menyelesaikan bermacam kesulitan teknis tersebut.
“Ini merupakan pelajaran bagi kita di masa depan, khususnya untuk menyiapkan jemaah haji menggunakan konsep perusahaan non-monopoli sebagaimana yang akan terjadi pada tahun-tahun mendatang,” ungkapnya.
Dia pun menguraikan susunan tim Amirulhaj yang akan bertindak di lapangan. Tanggung jawab mereka tidak hanya sebatas pada ritual, tetapi lebih kepada tugas pengkajian mendalam. Komposisi kelompok tersebut terdiri atas pegawai tinggi dari beberapa departemen pemerintahan, orang-orang ternama dalam masyarakat, pakar kesehatan, dan bahkan wakil-wakil anggota militer serta polisi.
“Sebagai contoh, kepala BPOM akan bekerja sama dengan BPOM di Arab Saudi, jenderal Dudung akan memimpin tim yang terdiri dari personel TNI-Polri untuk mengevaluasi sistem keamanan,” jelaskan Nasaruddin.
Menariknya, Menteri Agama (Menag) mengatakan bahwa semua laporannya tentang kunjungan serta penilaian tim Amirul Haj akan dijadikan satu “buku besar” yang mencakup berbagai aspek pelaksanaan ibadah haji mulai dari awal hingga akhir. Nantinya dokumen tersebut akan menjadi pedoman resmi dalam menyelenggarakan ibadah haji bagi tahun-tahun mendatang.
” Kami akan merekam seluruh hasil dari setiap kunjungan, mengambil fotonya, dan membuat catatan tentang semuanya. Hal ini dilakukan guna menyelesaikan pelaporan kepada presiden sebagai tanggung jawab utama berdasarkan peraturan,” terangnya.
Di luar penilaian teknis dan layanan yang dilakukan di Armuzna, kelompok Amirulhaj pun telah merancang berbagai skenario untuk pertumbuhan jangka panjang, salah satunya adalah konsep pembuatan kampung haji Indonesia di Arab Saudi.
“Pak Presiden menginginkan adanya banyak pilihan. Jika hanya tersedia satu opsi saja, maka tidak akan ada peluang untuk memilih yang terbaik,” ungkap Nasaruddin.
Dia sangat yakin bahwa kinerja tim Amirulhaj, PPIH, serta semua jemaah pada tahun ini akan semakin mengukuhkan imej Indonesia sebagai salah satu negara penyelenggara ibadah haji yang paling unggul di dunia.
“Tiap tahun, Indonesia konsisten menerima penghargaan sebagai contoh yang baik. Meskipun jumlah orang kami adalah yang tertinggi, alhamdulillah prosesnya masih sangat teratur. Kita perlu terus mempertahankan hal ini,” tegasnya.