Ali Ngabalin Bongkar Skandal Ijazah Jokowi: Rencana Besar untuk Menghentikan Karir Politik Gibran

Ali Ngabalin Bongkar Skandal Ijazah Jokowi: Rencana Besar untuk Menghentikan Karir Politik Gibran


lowongankerja.asia

Mantan Kepala Staf Presiden Republik Indonesia Ali Mochtar Ngabalin mengungkapkan bahwa kontroversi seputar ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) merupakan bagian dari suatu proyek yang terorganisir dengan baik.

Dia berpendapat bahwa beberapa pihak dengan sengaja mempertebal isu tersebut untuk merendahkan anak Jokowi, yakni Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Sebaliknya, Ali Ngabalin menyebut masalah ijazah palsu ini sebagai bagian dari skema tersembunyi yang telah berjalan selama beberapa tahun.

Berikut adalah informasinya: Ketua TPUA, Eggi Sudjana, pernah mengajukan laporan terhadap Jokowi serta Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof Ova Emilia, atas tuduhan adanya ijazah palsu di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, pada hari Senin tanggal 9 Desember 2024.

“Proyek diploma palsu merupakan proyek bernilai besar yang berlangsung selama beberapa tahun. Sudah berapa lama ya, sepertinya tidak ada akhirnya. Mungkin sudah cukup lama sekali. Jika bicara tentang hal seperti ini di Indonesia, pasti sudah sangat ahli dalam bidang tersebut,” ungkap Ngabalin dikutip
lowongankerja.asia
dari kanal
YouTube SINDOnews,
Kamis (22/5/2025).

Ia bahkan bisa menyebutkan ada sekira delapan orang yang sengaja diminta gembar-gembor di media sosial untuk memperbesar masalah ijazah Jokowi.

Untuk proyek ijazah ini, mungkin hanya sekitar sepuluh orang atau delapan yang aktif di media sosial saja.

Selanjutnya, Ali Ngabalin menyebut kontroversi ijazah palsu Jokowi sebagai proyek tanpa tender yang diiringi oleh pembayaran besar.

“Ijazah palsu tersebut merupakan proyek tanpa lelang dan melibatkan dana besar,” jelasnya.

Dia kemudian menyatakan bahwa ada orang yang berusaha mempersulit Gibran.

Meskipun Jokowi telah mengundurkan diri dari posisi Presiden, Gibran tetap terlibat dalam bidang politik dengan menemani Presiden ke-8 RI, Prabowo Subianto.

Ini tampak dari tindakan musuh yang segera menghadapkan diri pada Jokowi ketika pemerintahan Prabowo dan Gibran baru saja diluncurkan.

“Sesudah meninggalkan posisi sebagai presiden, salah satu putranya menjadi wakil presiden. Jika bukan saat ini dia bekerja, maka tidak ada pilihan selain mencari cara agar Gibran dapat mempersiapkan diri untuk masa depan. Meskipun Prabowo-Gibran hanya bersama selama 6-7 bulan, hal tersebut tentunya terdengar agak aneh,” ungkap Ali Ngabalin.

“Sekilas terlihat sederhana, sangat mudah untuk dipahami,” katanya dengan nada menyindir.

Seperti yang diumumkan oleh Bareskrim Polri, mereka mengklaim bahwa ijazah milik Jokowi merupakan dokumen autentik.

Setelah melaksanakan analisis forensik dan mendengarkan keteranga para saksi, disimpulkan bahwa Jokowi telah berhasil menyelesaikan studinya sebagai Sarjana di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Terlebih lagi, ijazah Jokowi mirip dengan yang dimiliki teman-teman satu angkatan, termasuk hal-hal seperti tinta dan jenis kertas yang digunakan pada dokumen tersebut.


Hasil Penyidikan Polri

Setelah melaksanakan pemeriksaan dan penyelidikan, Bareskrim Polri menyatakan bahwa gelar sarjana satu (S1) di bidang kehutanan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang dimiliki oleh Jokowi adalah otentik.

Verifikasi asli dari diploma Jokowi dijalankan melalui pengujian laboratorium, mendengar kesaksian para saksi, serta menyelidiki beberapa tempat yang berkaitan.

Pernyataan mengenai keautentikan ijazah Jokowi disampaikan oleh Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro dari Direktorat TindakPidana Kriminal Umum Bareskrim Polri pada hari kamis tanggal 22 Mei 2025 saat memberi keterangan pers di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan.

Dia mengatakan bahwa selama investigasi, kepolisian tidak menemukan bukti pelanggaran hukum dalam kasus ijazah Jokowi itu.

Djuhandhani mengatakan tegas bahwa timnya menerangkan berbagai bukti yang ditemukan melalui investigasi yang sudah mereka laksanakan.

“Dia menyatakan bahwa investigasi yang sedang berlangsung ini tidak semata-mata bertujuan untuk menanggapi pengaduan masyarakat saja, tetapi pihak kepolisian juga memberikan pengetahuan kepada publik tentang fakta-fakta yang telah kami temukan,” jelasnya saat diwawancara, Kamis (22/5/2025), seperti dikutip dari YouTube.
Kompas TV
.

Setelah keabsahan ijazah Jokowi ditampilkan, Bareskrim Polri menginginkan agar kondisi di kalangan publik menjadi damai.

Djuhandhani pun menginginkan agar usai perdebatan ini, rakyat dapat bersatu untuk mendukung pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

“Maka kami berharap agar kondisi negeri ini makin damai, mari kita dukung pemerintahan di bawah kepemimpinan Bapak Prabowo dalam mengembangkan bangsa,” tandasnya.


39 Saksi Diperiksa

Djuhandhani menyatakan bahwa pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa jenis kertas, alat pengaman kertas, zat pencetak, warna tinta pada tulisan tangan, cap segel, serta tinta yang digunakan untuk tandatangan oleh dekan dan rektor.

“Menurutnya, dari para penelitian itu, bukti dan sampel perbandingan dijelaskan sebagai sesuatu yang memiliki kesamaan atau berasal dari satu produk yang sama,” katanya, Kamis.

Setelah melakukan investigasi, ternyata gelar perkara diadakan dan kesimpulannya adalah bahwa tidak ada tindak pidana yang dapat dibuktikan dari hasil pemeriksaan tersebut.

Di samping itu, polisi sudah mengadakan tes lab forensik pada diploma Jokowi dari SMA Negeri 6 Surakarta serta Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.

Penemuan tersebut menunjukkan bahwa investigator telah mengamankan salinan resmi dari gelar Sarjana dalam bidang Kehutanan bernomor 1120 yang dimiliki oleh Joko Widodo, dengan Nomor Induk Mahasiswa 1681KT di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, diterbitkan pada tanggal 5 November 1985.

Dokumen ijazah Joko Widodo diperiksa melalui proses laboratorium beserta dengan contoh perbandingan dari tiga temannya saat masih mengenyam pendidikan di Fakultas Kehutan Universitas Gadjah Mada.

“Pengujian verifikasi dilaksanakan melalui perbandingan antara produk yang serupa dimana kesudahannya menghasilkan output yang sama,” jelas Djuhandhani.

Kepolisian pun sudah menginterogasi keseluruhan 39 orang saksi yang meliputi beberapa kelompok seperti mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM dan kawan-kawannya sewaktu Jokowi duduk dibangku perkuliahan.

Tim tersebut terbentuk atas dasar empat anggota dari pihak pengadu, yaitu TPUA atau Tim Pembela Ulama dan Aktivis. Ketua mereka, Eggi Sudjana, telah menerima undangan sebanyak dua kali namun tak kunjung datang; akhirnya ia mengirim wakil berdasarkan keputusannya sendiri.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh Bareskrim, ternyata TPUA belum tercatat dalam sistem hukum umum (AHU).

“Dari keempat pakar tersebut, kami juga mengevaluasi 10 individu dari sekitaran UGM. Selanjutnya ada delapan lulusan Fakultas Kehutanan UGM tahun 1982 hingga 1988, satu tokoh berpengalaman dari Fakultas Kehutanan UGM kini menjadi Guru Besar di Undip Semarang, tiga anggota SMA Negeri 6 Solo, enam temannya yakni Bapak Ir. H. Joko Widodo dari SMA Negeri 6 Solo, keenam lainnya adalah perwakilan dari kalangan eksternal, serta satu tersangka bernama Bapak Joko Widodo,” jelas Djuhandhani.

Dia mengatakan bahwa timnya juga telah melakukan investigasi di 13 tempat, seperti yang tercantum berikut ini.

Rektorat UGM, Fakultas Kehutanan UGM, serta perpustakaan dan arsip UGM, termasuk Perpustakaan Fakultas Kehutanan UGM, lalu di Semarang, secara daring, adalah seorang senior dari Jokowi.

Selanjutnya di Jogja Library Center, percetakan Perdana, SMAN 6 Surakarta, KPU Surakarta, KPU DKI Jakarta, Kementerian Dikti Saintek, Kementerian Dikdasmen, serta dinas perpustakaan dan arsip daerah.


(lowongankerja.asia/Via)

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *