lowongankerja.asia.CO.ID, JAKARTA – Erwin Gunawan Hutapea dari Departemen Manajemen Uang dan Efek Bank Indonesia mengomentari masalah terkini tentang peningkatan jumlah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dalam berbagai bidang usaha di tanah air. Dia memberikan peringatan bahwa kondisi ini dapat menyusahkan konsumsi orang-orang biasa, hal tersebut pada gilirannya dapat membawa dampak ke ketidakstabilan mata uang rupiah.
“Jelas bahwa kemampuan membeli pasti akan terdampak, sehingga konsumsi menurun. Konsumsi dalam negeri sebagai salah satu penggerak utama pertumbuhan sementara ekspor tak sebaik masa lalu tentunya akan memberikan dampak pada perkembangan ekonomi,” ungkap Erwin saat menghadiri acara Taklimat Media BI dengan tema ‘Penilaian Ekonomi Saat Ini dan Keefektifan Kebijakan Moneter Berbasis Pasar untuk Menstabilkan Nilai Tukar Rupiah’ di kompleks Bank Sentral Indonesia, Jakarta, Rabu (7/5/2025).
Erwin menjelaskan bahwa peningkatan jumlah pemutusan hubungan kerja akan memiliki dampak yang lebih besar pada laju pertumbuhan ekonomi. Seperti telah ditemukan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuarter I tahun 2025 mencatat perlambatan hingga ke level 4,87%, turun dari perkiraan konsensus sebesar 4,92%.
Kondisi itu makin tertekan dengan dihadapkan pada tantangan global atas kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang tengah bergulir saat ini. Kebijakan tersebut membuat banyak negara ‘putar otak’ termasuk Indonesia dengan melakukan negosiasi karena cukup besar implikasinya pada aktivitas ekspor. Melahirkan pasar baru tujuan ekspor pun menjadi salah satu opsi yang kebanyakan negara ingin lakukan.
Beberapa barang tertentu yang dapat segera dilakukan
adjustment
Untuk menentukan negara tujuan ekspor baru pastinya menjadi tugas para eksportir, namun bagi sebagian orang ini tidaklah sederhana dan memerlukan waktu. Akibatnya, dalam konteks ekonomi, pertanyaannya adalah apakah korporasi masih memiliki kapabilitas.
enggak
Dengan penjualan yang sudah mulai terimbas, apakah masih bisa menangani beban yang ada? Jika tidak dapat melakukannya, maka akan terjadi pemutusan hubungan kerja,” ungkapnya.
Erwin melanjutkan, bahwa BI turut berupaya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Ia menekankan bahwa BI juga memiliki pertimbangan untuk melakukan langkah yang strategis, kaitannya dengan arah kebijakan suku bunga.
“Suku bunga menjadi respon terhadap kebijakan untuk memperluas area pertumbuhan ekonomi, tentu saja merupakan poin penting yang dipikirkan oleh BI,” ungkapnya.