Maidi Walikota Madiun Melarang Warga Adakan Hajatan dengan Prasmanan untuk Atasi Boros dan Hipertensi

Maidi Walikota Madiun Melarang Warga Adakan Hajatan dengan Prasmanan untuk Atasi Boros dan Hipertensi


, JAKARTA –

Warga di Madiun, Jawa Timur diminta untuk tidak menggunakan konsep buffet dalam menyelenggarakan acara pernikahan atau hajatan.

Pembatasan tersebut diumumkan oleh Wali Kota Madiun, Maidi.

Maidi mengharuskan penduduknya menggunakan nasi Kotak pada acara perayaan, alasannya apa?


Pesta dengan Konsep Prasmanan Diklaim Menghasilkan Banyak Limbah dan Tidak Hemat

Viral wali kota Madiun, Maidi, mengeluarkan peraturan tentang penghentian penggunaan konsep buffet untuk acara wedding.

Menurut laporan dari TribunMadiun.com pada hari Minggu, 15 Juni 2025, Maidi mengatakan bahwa acara bertema dengan sistem pelayanan prasmanan cenderung membuang-buang makanan.

Di samping itu, sistem hidangan prasmanan turut menciptakan jumlah sampah yang besar.

Peraturan melarang penyajian makanan dengan sistem prasmanan pada acara pernikahan bertujuan mengurangi volume limbah yang dihasilkan tiap harinya di Kota Madiun.


Sebab Warga di Madiun Dihentikan Acara Resepsi dengan Menu Makan prasmanan

Bukan hanya itu saja, area penampungan akhir (TPA) yang terletak di Kelurahan Winongo juga telah penuh overflow dan meninggi hingga mencapai tingkat kedalaman 20 meter.

“Masyarakat hari ini seringkali bersikap sombong. Ingin mengadakan pesta perkawinan mewah dan megah. Namun pada akhirnya sisaan makanannya banyak sekali. Fenomena sosial semacam itu perlu dirubuhkan,” ujar Maidi.

“In sya allah akan saya susun peraturan wali kota di Madiun. Acaranya bisa dilangsungkan di gedung, tapi tanpa prasmanan ya. Gunakan kotak karton saja,” tambahnya,

Perlu dicatat bahwa volume limbah yang diproduksi tiap harinya di Kota Madiun berkisar antara 100 ton sampai dengan 120 ton.

Tumpukan sampah yang semakin tinggi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winongo telah mencapai ketinggian sekitar 20 meter.

Untuk Maidi, menyajikan makanan tanpa menggunakan sistem prasmanan dapat membantu mengurangi pemborosan pangan.

Maka dari itu, hidangan yang diberikan akan selesai tepat pada porsinya tanpa sisa dan tak terbuang sia-sia.

“Mari kita berhemat dalam penggunaan sumber daya pangan. Janganlah bersikap boros. Apabila kita terus boros, lingkungan mungkin tak dapat memastikan kelangsungan di masa mendatang,” jelas Maidi.

Maidi mengatakan bahwa dengan menggunakan metode penyajian bukan berbentuk prasmanan, para tamu dapat membawa pulang makanannya.

Berikutnya, hidangan yang dikemas dalam kotak karton bisa disantap bersama keluarga di hunian Anda.

“Membawanya pulang tak meninggalkan sisa makanan. Selain itu, Tempat Pembuangan Akhir kami tidak mengalami kelebihan. Namun, saat prasmanan sering terdapat banyak sisa makanan,” jelas Maidi.


Ancaman Hipertensi

Begitu pula menurut Maidi, konsumsi makanan dalam jumlah besar dapat mempengaruhi kesehatan dan menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi.

Lebih dari itu, di Kota Madiun banyak penduduk yang mengidap tekanan darah tinggi.

Keadaan tersebut berlangsung karena penduduknya sering mengonsumsi makanan dalam jumlah besar tanpa disertai aktivitas fisik yang cukup.


Madiun Diharapkan Terbebas dari Limbah Pada Tahun 2027

Diketahui bahwa Madiun diharapkan menjadi kota tanpa limbah sebelum tahun 2027.

Komitmen itu dikemukakan oleh Maidi ketika dia berkunjung ke pabrik mesin pengolahan limbah di Desa Gajahmekar, Kutawaringin, Kabupaten Bandung, pada hari Selasa tanggal 10 Juni 2025.

Maidi yang ditemani oleh Wakil Wali Kota, F Bagus Panuntun, juga mengunjungi dan memeriksa mesin pengolahan limbah yang sudah beroperasi di TPST Motah Bakul Agamis, Kelurahan Gempolsari, Kecamatan Bandung Kuloy.

Dia merasa bahwa teknologi yang dimaksud dapat memproses limbah baik organik maupun anorganik dengan menggunakan metode pirolisis serta pembakaran kontrol penuh.

“Produk akhirnya adalah abu dan sisa-sisa yang bisa digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat paving block yang ramah lingkungan,” jelasnya pada hari Rabu (11/6/2025).

Maidi menyatakan bahwa pendekatan Zero Waste bukan hanya berfokus pada pengecilan limbah, melainkan juga menuntut setiap kelurahan untuk mandiri dalam hal pengelolaan sampah.

Tujuannya, sambung Maidi, supaya Kota Madiun tak lagi bergantung pada TPA Winongo.

“Maidi mengungkapkan bahwa target untuk mencapai kota tanpa limboh saat ini tengah mereka buru dengan tindakan konkret, bukannya hanya omongan kosong,” katanya.


Profil Maidi, dari Pengajar Geografi menjadi Walikota Madiun

Profild dari Wali Kota Madiun, Maidi Maidi, dulunya merupakan seorang pengajar geografi di SMAN 1 Kota Madiun mulai tahun 1989 sampai awal dekade 2000an.

Selanjutnya, dia menjadi kepala sekolah di SMAN 2 Kota Madiun dan karirnya semakin meningkat.

Di tahun yang bersamaan, laki-laki asal Magetan lahir pada 1961 dipilih sebagai Kepala Tata Usaha di Dinas Pendidikan, dan satu tahun berikutnya dia menjabat sebagai Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Madiun.

Maidi melanjutkan karirnya sebagai Kepala Dinas Pendapatan Daerah di tahun 2005, kemudian satu tahun berikutnya dia dipilih lagi menjadi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Madiun.

Oleh karena pencapaiannya yang luar biasa, pada tahun 2009 dia diangkat menjadi Sekretaris Daerah Kota Madiun.

Setelah menghabiskan waktu sembilan tahun di jabatan tersebut, Maidi memutuskan untuk berpindah ke dunia politik dan mendaftar sebagai kandidat dalam pemilihan kepala daerah pada tahun 2018. Di sana, dia sukses meraih kemenangan bersama pasangannya, Inda Raya.

Lima tahun setelah itu, Maidi menjadi kandidat lagi untuk posisi walikota Madiun pada pemilihan umum 2024, di mana dia bermitra dengan pebisnis muda bernama Bagus Panuntun.

Maidi Walikota Madiun Melarang Warga Adakan Hajatan dengan Prasmanan untuk Atasi Boros dan Hipertensi

Menurut laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di awal bulan September tahun 2024, diketahui bahwa Maidi memiliki aset senilai Rp 18.414.126.698.

Berdasarkan hasil pemungutan dan perhitungan suara dalam pertemuan pleno publik di tingkat kota Madiun, pasangan Maidi-Panuntun mendapatkan dukungan tertinggi dengan jumlah 65.583 suara yang setara dengan 56%.

Maidi-Panuntun sukses memenangkan pemilihan di tiga distrik di Kota Pecel. Di dalam pemilu bersamaan tahun 2024, pasangan Maidi-Panuntun mendapat dukungan dari sebelas partai politik yakni PSI, Nasdem, Partai Demokrat, Gerindra, PKB, PKS, PAN, Prima, Gelora, PBB, dan PPP.

(tribun network/thf/TribunSumsel.com/TribunJatim.com)

Artikel ini sudah dipublikasikan di TribunSumsel.com denganjudul
Alasan Walikota Madiun Melarang Hajatan dengan Menu Prasmanan dan Menggantinya dengan Kotak Kartusion
,

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *