Puncak Haji Mendekati Akhir, Peserta Diminta Hindari Terburu-Buruan dalam Tawaf Ifadah

Puncak Haji Mendekati Akhir, Peserta Diminta Hindari Terburu-Buruan dalam Tawaf Ifadah



, MAKKAH — Dengan berakhirnya serangkaian acara puncak
Ibadah Haji
,
Kementerian Agama
(Kemenag) menyarankan kepada jemaah dari Indonesia agar tidak terburu-buru dalam melaksanakan tawaf ifadah, sai, serta tahallum haji diakhirnya. Direktur Jenderal Pelayanan Haji dan Umrah menyampaikan hal ini.
Haji
dan
Umrah
Kementerian Agama, Hilman Latief mengatakan bahwa kondisi di Makkah akan menjadi sangat ramai akibat jumlah jemaah yang besar saat melakukan nafar awal atau meninggalkan Mina pada tanggal 12 Dzulhijah.

Telah diketahui bahwa kegiatan ibadah haji nyaris berakhir setelah beberapa prosesi utama tidak dapat dilaksanakan, termasuk wukuf di Arafah, menginap atau biasa disebut mabit di Muzdalifah, serta melempar jumrah di Mina.

Para peziarah Haji sudah memulai ritual melempar jumrah mulai Jumat, 6 Juni 2025 atau tanggal 10 Dzulhijah. Proses ini berlanjut keesokan harinya selama hari raya Tasyrik yaitu pada 11 sampai dengan 13 Zulhijah atau tepatnya antara 7-9 Juni tahun tersebut. Setelah penyelesaian prosesi melemparkan batu di Mina, para petualang suci itu tetap perlu menjalankan ibadah tawaf ifadah, sai serta pembebasan dari kewajiban haji mereka. Untuk itu, Hilman juga menganjurkan bagi rombongan yang telah melakukan pemberangkatan dini untuk menyempurnakannya dengan melangsungkan tawaf ifadah ketika memiliki waktu luang cukup banyak.

“Selain untuk jamaah yang direncanakan pulang pada koLOTer pertama,” ujar Hilman, saat berada di Mina, Minggu (8/6/2025).

Dalam praktiknya, terdapat dua metode pelaksanaan pelemparan jumrah di Mina yang boleh dipilih oleh para jemaah haji. Yang pertama adalah nafar awal, yakni pilihan yang membolehkan jemaah haji keluar dari Mina sejak tanggal 12 Dzulhijjah usai mereka menyelesaikan lemparan jumrah pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah. Selepas prosesi pelemparan jumrah pada hari kedua tasyrik tersebut, jemaah berkesempatan untuk secara langsung mengudara ke arah Mekkah tanpa harus bertahan lama lagi di Mina.

Kedua, nafar tsani, adalah opsi bagi mereka yang ingin mengakhiri semua pelemparan batu ke jumrah, bahkan hingga tanggal 13 Dzulhijah. Orang-orang yang memilih nafar tsani ini akan bertahan di Mina selama sehari tambahan dan melakukan lemparan batu pada ketiganya hari tasyriq, yaitu tanggal 11, 12, serta 13 Dzulhijajah.

Hilman menambahkan bahwa Makkah akan dihuni oleh jemaah haji berasal dari berbagai belahan dunia yang turut melaksanakan nafar awal. Hal ini dapat menyebabkan kecepatan perjalanan bus menjadi lebih rendah. Hilman mendoakan agar semua jemaah haji tetap taat pada instruksi petugas serta pihak berwenang Arab Saudi. Ia pun menggarisbawahi pentingnya menjaga keselamatan sebagai prioritas utama.

“Maka kita mengharapkan semuanya dapat berlangsung dengan mulus dan para jemaah bisa tetap aman bersama grup mereka melalui bimbingan pembimbing masing-masing,” katanya.

Untuk jemaah yang menjalankan nafar pertama, mereka wajib meninggalkan Mina sebelum malam tanggal 12 Dzulhijjah. Apabila masih ada di Mina saat malam tersebut, jemaah bisa memasuki proses lempar jumrah pada hari ke-13 Dzulhijjah serta meneruskan dengan nafar kedua. Sesudah menyelesaikan ritual pelemparan jumrah, para jemaah haji perlu melakukan tawaf ifadah, sai, dan tahallul akhirnya. Hanya setelah semua ini, barulah jemaah dinyatakan bebas dari segala ketentuan ihram.

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *