- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
business, european union, indonesia, international relations, politicsbusiness, european union, indonesia, international relations, politics - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
5
– Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya dalam memperkuat kemitraan strategis dengan Uni Eropa, khususnya di bidang ekonomi dan perdagangan. Hal ini ditegaskan dalam pertemuan bilateral antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan European Union Commissioner for Trade and Economic Security, Maroš Šefčovič, yang berlangsung di Berlaymont Building, Brussels, Belgia.
“IEU-CEPA sudah sampai di tahap terakhir setelah menggelar negosiasi selama sembilan tahun,” ujar Airlangga.
Airlangga menekankan bahwa prestasi ini merupakan indikator baik untuk ekonomi dunia yang sedang berurusan dengan ketidakstabilan.
” Ini jelas merupakan momen signifikan saat kita berhadapan dengan keadaan ekonomi dunia yang sulit ditebak dan tak terpastikan, oleh karena itu hal ini mencerminkan betapa vitalnya kolaborasi untuk merespons hambatan global,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, nilai perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa telah mencapai USD 30,1 miliar pada 2024. Uni Eropa tercatat sebagai mitra dagang terbesar kelima bagi Indonesia, sementara Indonesia berada di posisi ke-33 bagi Uni Eropa.
“Neraca perdagangan kami terhadap Uni Eropa masih defisit namun mengalami peningkatan yang cukup besar dari USD 2,5 miliar di tahun 2023 hingga mencapai USD 4,5 miliar di tahun 2024,” jelas Airlangga.
Airlangga pun menyambut positif prestasi signifikan di bidang keberlanjuan. Ini bisa memperkokoh kemitraan jangka panjang yang diupayakan untuk memberi manfaat pada ekonomi Indonesia.
“Kami sangat mendukung perjanjian tentang perdagangan dan pertumbuhan berkelanjutan ini. Hal itu memberikan fondasi yang kokoh untuk kolaborasi jangka panjang yang bukan saja membawa manfaat dari segi finansial, melainkan juga memperkuat kontribusinya terhadap pembangunan yang lestari,” ungkapnya.
Satu masalah utama lain yang diupayakan penyelesaiannya adalah tentang bagaimana memperoleh akses produk perikanan Indonesia ke pasaran Uni Eropa. Airlangga menggarisbawahi betapa krusialnya untuk menyediakan fasilitas istimewa bagi hasil laut dari Indonesia.
“Indonesia merupakan negeri kepulaun yang memiliki lautan yang luas. Kamilah menetapkan produk hasil perikanan dari Indonesia supaya dapat merambah pasaran di Eropa,” katanya.
Di samping itu, Indonesia sangat menghargai posisi Uni Eropa yang terbuka tentang masalah deforestasi yang sudah lama jadi sorotan.
“Kami menyambut positif pernyataan Komisaris Maroš yang menetapkan tindakan istimewa tentang kebijakan Uni Eropa guna membatasi deforestasi di negeri-negeri partner yang telah menjalin Perjanjian Perdagangan Bebas atau Pasca-Bebas Impor dengan Uni Eropa,” jelas Airlangga.
Kolaborasi antara IEU dan CEPA dipandang penting dalam menggenjot investasi, merambah lebih luas ke pasaran, serta meningkatkan ketahanan produk-produk Indonesia di wilayah Eropa.
“Harapan kami adalah perjanjian ini akan memfasilitasi pertambahan nilai ekspor dan pindahnya teknologi,” kata Airlangga.
Pada rapat tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk mengambil tindakan nyata dalam menangani sejumlah masalah teknis yang belum terselesaikan. Sebagaimana dijelaskan olehnya, pengungkapan tentang penyelesaian pembicaraan pokok ini akan disampaikan menjelang akhir Juni tahun 2025.
“Indonesia dan Uni Eropa setuju untuk cepat melengkapi pembahasan mengenai masalah-masalah yang belum terselesaikan,” demikian katanya.