- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
incident, news, politics, politics and government, politics and lawincident, news, politics, politics and government, politics and law - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
9
Seorang senator dan juga kandidat presiden yang mungkin dari kalangan konservatif Kolombia, Miguel Uribe, saat ini mengalami keadaan serius karena ditembak ketika sedang melakukan kampanye di Bogota pada hari Sabtu, 7 Juni.
Saat menjalani perawatan intensif di rumah sakit, istrinya, Maria Claudia Tarazona, memohon dukungan berdoa dari masyarakat.
“Miguel berusaha menyelamatkan nyawanya. Mari kita mohon kepada Tuhan agar mengarahkan tangan-tangan dari para dokter. Aku memintakan setiap orang bergabung dalam rangkaian doa demi kehidupan Miguel,” tulis Maria lewat akun X sang suami.
Rumah sakit belum menyampaikan informasi resmi tentang keadaan terkini Uribe.
Pendukung-pendukurnya berkumpul di sekitar rumah sakit dengan menerangi lilin dan memanjatkan doa.
Uribe adalah bagian dari Partai Demokrasi Kepresiaan yang dibentuk oleh eks Presiden Alvaro Uribe.
Dia sedang melangsungkan kegiatan kampanye di taman umum daerah Fontibon ketika serangan senjata api terjadi.
Mengacu pada pernyataan partai tersebut, serangan berasal dari bagian belakang dan dilancarkan oleh tersangka yang motivasinya masih menjadi misteri.
Rekaman yang beredar di media sosial memperlihatkan Uribe bersimbah darah di bagian kepala.
Dia segera dibawa ke rumah sakit dan kini sedang menjalani perawatan intensif.
Otoritas mengumumkan bahwa satu orang tersangka sudah diamankan, yaitu seorang remaja pria yang berusia 15 tahun.
Menteri Pertahanan Kolombia Pedro Sanchez mengatakan bahwa mereka akan menyelidiki apakah penyerang tersebut beraksi secara independen atau diinstruksikan oleh pihak luar. Investigasi juga akan meliputi analisis kesalahan dalam hal keamanan.
Pemerintah Kolombia dengan penuh membujuk menawarkan hadiah senilai USD 730.000 (kira-kira Rp11,8 miliar) kepada siapun yang bisa menyediakan data berharga tentang pelaku dibalik serangan tersebut.
Bantuan untuk Uribe berasal dari banyak kelompok, bahkan ada yang di luar negara.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio menggambarkan peristiwa tersebut sebagai “ancaman langsung terhadap demokrasi,” serta mendakwa bahwa retorika politik di dalam negeri Kolombia menjadi salah satu faktor pemicu peningkatan tingkat kekerasan.