- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
european football, football clubs, football players, soccer, sportseuropean football, football clubs, football players, soccer, sports - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
9
Media Purwodadi
– Pelatih Tim Nasional Inggris, Thomas Tuchel, menyuarakan ketidaksenangan setelah timnya berhasil mengalahkan Andorra dengan skor tipis 1-0 pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia tersebut.
Kemenangan kali ini merupakan kemenangan ketiga berturut-turut untuk Thomas Tuchel bersama Tim Nasional Inggris, namun dia menyatakan tidak merasa puas dengan penampilan overall timnya.
Andorra, yang duduk di posisi 173 dunia, hampir membuat sejarah apabila tidak ada gol tunggal Harry Kane pada menit kelima puluh babak kedua.
Tuchel menganggap penampilan Inggris sangat menyedihkan dan tak sesuai dengan standar tim yang mestinya dapat memimpin pertandingan melawan Andorra secara keseluruhan.
“Bisa jadi kita terima saja bahwa ini bukan performa yang kami duga. Kita perlu mengevaluasi dengan cermat dan berusaha tampil lebih apik pada Hari Selasa mendatang,” ungkap Tuchel untuk ITV Sport.
Pelatih mantan Chelsea dan Bayern tersebut juga mengkritik rendahnya motivasi pemain-pemain Inggris, khususnya pada sepuluh menit akhir laga.
“Apa yang paling membuatku khawatir adalah selama 20 menit terakhir. Aku tak suka dengan cara kami bertindak. Tak ada rasa mendesak sedikit pun,” tambahnya.
Tuchel mengatakan bahwa Inggris kehilangan kontrol setelah mencapai menit ke-25, dan hal tersebut menjadi poin penting dimana performa tim mulai merosot sepanjang sisa pertandingan.
Walaupun menguasai bola sebesar 83 persen, timnas Inggris tampak kesulitan untuk melewati barisan bertahan Andorra dan tidak berhasil memperlihatkan keberanian di area tengah lapangan.
Pada keenam pertandingan sebelumnya, Inggris mampu mengalahkan Andorra dengan skor total 25-0, namun pada kesempatan kali ini mereka tampak kurang produktif dalam serangan.
Ketika dimintai pendapat tentang penjelasan taktik sebelum pertandingan, Tuchel mengklaim bahwa strateginya telah disampaikan dengan jelas, namun para pemain tidak dapat menjaganya selama permainan.
“Pesan terkirim sebab kita tampil bagus selama 25 menit awal, namun selebihnya stamina serta semangat memudar,” kata Tuchel dengan nada kesedihan.
Kontrak Thomas Tuchel dengan Tim Nasional Inggris akan berakhir saat pertandingan final Piala Dunia musim depan, menjadikan setiap pertandingan sebagai evaluasi yang krusial.
Walaupun merasa kecewa secara keseluruhan, Tuchel masih memberikan penghargaan kepada Noni Madueke, sayap muda Chelsea yang selalu bermain dengan antusias sepanjang pertandingan.
“Dia merupakan pemain terberani di lapangan hari ini. Saya dapat mendeteksi keinginannya untuk menerapkan strategi mulai dari menit pertama hingga laga usai,” ujar Tuchel.
Pemimpin skuad, Harry Kane, yang baru saja mencatatkan gol ke-450 sepanjang karirnya, turut mengapresiasikan permainan Madueke yang sangat bersemangat dan bertekad tinggi.
Dia secara konsisten menjadi ancaman di hari ini dan menyediakan assist yang vital, namun kita memerlukan lebih banyak performa semacam itu,” kata Kane.
Kane juga menekankan betapa pentinya berani membawa bola serta menceburkan diri dalam upaya penetrasi, walaupun itu artinya akan menghadapi kegagalan berkali-kali sepanjang jalan.
Dia mengatakan bahwa tim memerlukan pemain yang siap untuk bertarung secara individual melawan lawan mereka dan tidak gentar meski harus mencobanya kembali setelah gagal.
Berikutnya, tim nasional Inggris direncanakan akan bertemu dengan Senegal dalam pertandingan persahabatan yang diselenggarakan di Nottingham pada Hari Selasa depan.
Laga tersebut bakal jadi tes berikutnya bagi Tuchel dalam usahanya memulihkan permainan tim nasional Inggris agar kembali pada standar yang diharapkan pendukung.
Dengan tekanan tinggi dari fans dan media, Thomas Tuchel harus segera menemukan formula yang membuat Timnas Inggris tampil dominan, bukan lesu.
Walaupun memenangkan pertandingan, laga menghadapi Andorra menjadi peringatan bagi Tuchel bahwa tim nasional Inggris masih belum mencapai kesempurnaan, terutama dalam aspek mentalitas saat bertarung di lapangan. ***