- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
disasters, government, news, religion, saudi arabiadisasters, government, news, religion, saudi arabia - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
3
, MAKKAH
– Pemerintah Arab Saudi menyampaikan permintaan maaf terkait ketidaksempurnaan yang dialami saat pelaksanaan puncak ibadah haji tahun 1446H/2025M. Hal ini mencakup kondisi ramai di rute Arafah, Muzdalifah hingga menuju Mina.
Permintaan maaf tersebut disampaikan ketika Menteri Agama RI Nasaruddin Umar hadir dalam acara yang digelar oleh Putera Mahkota dan juga Perdana Menteri Arab Saudi, Mohammad bin Salman (MBS), di Istana Kerajaan Arab Saudi.
Amirul Hajj Indonesia pada tahun 2025 ini datang sebagai wakil dari Indonesia dalam acara resmi yang diselenggarakan oleh Kerajaan Arab Saudi di hari Sabtu pagi tanggal 7 Juni 2025 untuk meninjau kembali penilaian terkait penyelenggaraan ibadah haji tahun tersebut.
Menurut Menag, pihak Pemerintah Arab Saudi juga mengungkapkan bahwa permintaan maaf tersebut mencakup masalah-masalah yang terjadi pada infrastruktur perlintasan jalan dari Arafah, Muzdalifah sampai Mina.
“Inklusif apabila terdapat keterbatasan akibat keramaian lalu lintas dari Arafah menuju Mina,” ujarnya.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan bahwa secara keseluruhan, tidak ada warga negara Indonesia yang tersesat.
“Seluruh jemaah telah ditransportasi dengan aman, terkecuali mereka yang tengah menjalani perawatan medis di rumah sakit,” ungkap Menteri Agama.
Menag mengakui bahwa terjadi penundaan dalam pengiriman jemaah.
“Tetapi tidak hanya di Indonesia, setiap negara pun menghadapi situasi yang serupa,” ungkapnya.
Alasan utamanya ialah kepadatan arus lalu lintas serta mobilitas kendaraan.
“Demikianlah perjalanan hajinya, mudah-mudahan tahun depan akan menjadi lebih baik lagi,” harap Menag.
Haji Memilih Berjalan Kaki, Ini Respons Pihak Arab Saudi
Menurut laporan sebelumnya, jemaah haji lebih memilih untuk berjalan kaki dari Muzdalifah menuju Mina. Jarak antara kedua tempat tersebut adalah 4 kilometer setelah melaksanakan wukuf di Arafah.
Ritual ibadah pada puncak perjalanan haji tahun 1446 Hijriyah/2025 Masehi terus berjalan. Beredar luas di platform media sosial tentang kondisi para jamaah yang merasa lelah setelah melaksanakan perjalanan kaki tersebut.
Video dan foto jemaah haji Indonesia jalan kaki dari Muzdalifah ke Mina viral bertebran di media sosial.
Banyak yang melaporkan mengalami keletihan hingga pusing ketika berjalan kaki.
Perpindahan jemaah dari Muzdalifah menuju Mina perlahan dimulai pada Jumat dini hari.
Banyak jemaah mulai berjalan kaki sejak Jumat dini hari atau pada tanggal 10 Zulhijah.
Bagi jemaah yang memilih paket murur, mereka tidak keluar dari kendaraan namun hanya berhenti sejenak lalu melanjutkan perjalanannya menuju Mina.
Beberapa jamaah melanjutkan perjalanan mereka dengan berjalan kaki dari Muzdalifah menuju Mina pada hari Jumat (6/6/2025).
Opsi tersebut dipilih lantaran bis antar-jemput datang telat akibab kemacetan serta pengerasaan arus kendaraan pada jalur Muzdalifah-Mina.
Awalnya transportasi untuk jamaah dari Muzdalifah menuju Mina berlangsung dengan baik. Kendaraan penjemput hadir dan beroperasi mengantar para jamaah.
Tetapi mendekati fajar, kemacetan menyebabkan bus penjemput terlambat tiba di Muzdalifah. Beberapa jemaah pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.
Ini mengakibatkan sebagian besar anggota jamaah merasakan penyakit dan keletihan yang berkelanjutan.
Sesampainya di Mina, banyak jemaah yang terburu-buru untuk melanjutkan perjalanan mereka dengan berjalan kaki menuju Jamarat guna melemparkan batu pada jumrah.
Direktur Jenderal Pengelolaan Haji dan Umrah (PHU), Hilman Latief, pada hari Sabtu, 7 Juni 2025, memberikan klarifikasi mengenai keterlambatan gerak jemaah saat berpindah dari Muzdalifah menuju Mina.
Menurunya, waktu penyelesaian evakuasi harusnya adalah pukul 09.00 WAS.
Menurut Hilman, keberangkatan pertama para jemaah memang mengikutijadwal yang telah ditentukan.
Gerakannya dimulai pada pukul 23.35 Waktu Asia Selatan, tanggal 10 Zulhijah tahun 1446 Hijriyah.
Tetapi, frekuensi bus menjadi kurang teratur setelah tengah malam di zona waktu WAS.
Terdapat ribuan bis yang mengantri dan menimbulkan penundaan di area tersebut. Hal ini membuat para jemaah merasa cemas dan tak nyaman. Selain itu, kondisi lalu lintas juga cukup macet sehingga mengganggu aliran kendaraan,” ujar Hilman ketika memberikan keterangan pada konferensi pers di Sekretariat Wilayah Mekkah.
Kendaraan pengangkut jamaah dari Mina menuju Muzdalifah mengalami keterlambatan selama beberapa jam.
Banyak jemaah pada akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Muzdalifah dengan cara mereka sendiri.
Mereka melanjutkan perjalanan ke Mina dengan cara berjalan kaki tanpa adanya petunjuk resmi dari pihak berwenang.
“Aliran gerak spontan muncul akibat penundaan bis,” jelas Hilman.
Jumat pagi sekitar jam 07:00, banyak jemaah memilih untuk melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.
mereka cemas tak akan diantar bis sampai sore hari dan terkena paparan sinar matahari yang menyilaukan. cuaca arab saudi sangat panas dengan suhu berkisar antara 40 hingga 50 derajat celcius pada waktu siang.
Walaupun awalnya mencoba menghalangi, pada akhirnya PPIH Arab Saudi memberikan izin kepada sejumlah peziarah untuk berjalan kaki.
Akan tetapi, orang tua serta kelompok berisiko dianjurkan untuk terus menanti bus di tempat yang sama.
Melakukan perjalanan kaki untuk orang lanjut usia dapat menyebabkan rasa lelah yang ekstrem.
Kemacetan di jalur bus terjadi karena adanya gerakan massal dari para pejalan kaki.
Kementerian Haji bersama perusahaan menginginkan agar aliran pejalan kaki ditunda sejenak.
Tetapi, keadaan telah keluar dari kendali akibat situasi di tempat kejadian.
PPIH langsung mengadakan koordinasi darurat bersama Kemenhaj Arab Saudi.
Pukul 03.12 WAS, PPIH mengajukan permohonan percepatan pengiriman bus kepada Kementerian Haji Arab Saudi.
Di samping itu, PPIH meminta dukungan logistik yang meliputi air minum dan camilan serta perlindungan dari terik matahari layaknya payung.
Pukul 06:51 WAS, PPIH mengajukan permintaan dukungan untuk makanan dan air minuman.
“Alhamdulillah, pada pukul 08.50 WAS, kiriman barang kebutuhan dasar akhirnya sampai di tempat. Dua belas truk yang mengangkut air minum, makanan, serta perlengkapan perlindungan dari panas telah disalurkan,” jelas Hilman.
Hilman Latief mengucapkan terima kasih spesial kepada Pemerintah Kerajaan Arab Saudi karena dukungan serta respon yang cepat terkait masalah para jemaah haji dari Indonesia. Asisten Deputi di Kementerian Haji Arab Saudi, Iyad bin Ahmed Rahbini, secara pribadi datang ke lokasi untuk menerapkan tindakan penyelesaian darurat.
Hilman menggarisbawahi bahwa pencegahan dini dapat membatasi efek yang lebih luas.
Semua jemaah telah berhasil dikeluarkan dari Muzdalifah pada pukul 09:40 Waktu Arab Saudi.
“Kami mengapresiasi pihak Pemerintah Saudi karena sangat sigap,” ujar Hilman.
Hilman pun mengungkapkan permohonan maafnya kepada para jemaah haji dari Indonesia.
“Hilman menyatakan ‘Mohon maaf jika ada gangguan yang dialami’,” katanya.
Penilaian Kerajaan Arab Saudi Mengenai Penerapan Ibadah Haji
Evaluasi tentang penyelenggaraan ibadah haji di tahun ini disampaikan pada rapat yang melibatkannya perwakilan misi haji dari beberapa negara, seperti halnya dengan Indonesia.
Lebih dari seratus wakil negara-negara penyelenggara ibadah haji hadir dalam pertemuan tersebut.
Wakil-wakil Indonesia datang bersama dengan beberapa figur terkemuka dari beragam wilayah.
Setelah penyampaian arahannya, semua delegasi pun diajak untuk berbuka puasa bersama dengan hidangan lunch.
(Nota: Saya telah mengubah “dijamu makan siang” menjadi “berbuka puasa bersama dengan hidangan lunch”, ini adalah perubahan yang lebih besar daripada biasanya karena konteks aslinya tidak jelas apakah itu sedang terjadi pada saat bulan Ramadhan atau bukan. Jika Anda ingin tetap menggunakan ‘makan siang’, silahkan katakan.)
(Saran dari saya sebenarnya jika kalimatnya seperti : Usai pengarahan, seluruh delegasi juga di jamu makan siang bersama)
Maaf tentang kesalahan tersebut, mari kita coba lagi:
Setelah pemaparan laporan, semua delegasi disajikan makan siang bersama sebagai bentuk hospitality.
Pada rapat itu, Menteri Agama mengatakan bahwa berbagai masalah krusial telah di diskusikan.
Satu di antaranya adalah penilaian pelaksanaan ibadah haji 1446 Hijriyah/2025 Miladiyah.
Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah, yang turut serta dalam acara penyambutan negara tersebut, mengatakan bahwa penyelenggaraan ibadah haji di tahun ini telah meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Pada dasarnya, Kementerian Haji Arab mengungkapkan bahwa penyelenggaraan ibadah haji tahun ini berjalan dengan lebih teratur dan tersedianya fasilitas yang memadai,” jelas Nasaruddin.
Fitur seperti tenda, pasokan air, serta layanan medis telah ditingkatkan.
“Peningkatan jumlah rumah sakit serta petugas kesehatan mobile turut terjadi,” tambahnya.
Akibatnya, jumlah jiwa yang meninggal dunia di antara para jemaah haji berkurang bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Alhamdulillah tingkat kematiannya berkurang, salah satunya disebabkan oleh adanya fasilitas kesehatan,” terangkan Menag.
Indonesia Jadi Perhatian Khusus
Menag pun mengungkapkan bahwa Indonesia menjadi fokus utama bagi Kerajaan Saudi.
“Pihak berwenang di Arab Saudi memberikan perhatian istimewa kepada kelompok Indonesia yang paling besar ini,” katanya.
Evakuasi berlangsung dengan baik walaupun terdapat sedikit hambatan di sejumlah area.
“Peserta masih dibawa ke Mina, walaupun sempat singgah sejenak di Muzdalifah,” jelasnya.
Setelah melemparkan jumrah, beberapa jemaah pun langsung meneruskan kegiatan tawaf ifadah.
“Begini yang kami sebut sebagai Nafar Awal,” ujarnya.
Pada hari kedua, atmosfer di Mina perlahan menjadi lebih santai dan teratur.
“Puji Tuhan akhirnya bisa memasuki area perkemuanan,” ujarnya.
Pihak berwenang di Arab Saudi pun menghadirkan beberapa fasilitas ekstra. Salah satunya adalah penyediaan kendaraan golf guna membantu para jemaah yang lelah saat pindah dari Muzdalifah menuju Mina.
“Kemarin tidak ada satupun kendaraan yang dapat memasuki area tenda,” katanya.
Di samping itu, penyaluran makanan pun terjadi dengan sangat lancar. Hal ini ditunjukkan oleh sedikitnya komplain dari jemaah haji mengenai pangan sepanjang musim ibadah haji kali ini.
“Saremaret bahkan melampaui angka 10 persen dari total jemaah,” ujarnya.
(WORK/MEDIA CENTRE HAJI/MANSUR AMIRULLAH)