- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
government, local news, news, politics, social issuesgovernment, local news, news, politics, social issues - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
3
, PURBALINGGA
– Aduan terkait hasil Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Purbalingga mendapat perhatian khusus.
Atlet wanita karate bernama awalnya disingkat sebagai FRL dan berhasil menjadi juara pertama, diberitakan gagal lanjut ke tingkatan provinsi akibat kendala dalam hal administrasi.
Keluhan tersebut diajukan langsung oleh orangtua dari atlet bernama EL lewat saluran layanan publik pada hari Kamis (5/6/2025).
Pada laporannya yang dikirimkan ke Bupati Purbalingga, dia menuntut penilaian terhadap pelaksanaan O2SN, terutama untuk nomor permainan seni bela diri karate.
Kronologi
EL, sang ibu dari FRL, menyampaikan ketidakpuasannya karena putrinya yang berhasil menjadi juara pertama dalam lomba karate O2SN untuk kategori putri di level kabupaten Purbalingga pada tahun 2025, ternyata tidak dapat melangkah lebih lanjut.
“Disayangkan sekali putra saya tak bisa melanjutkan ke tingkat provinsi karena masalah administrasi yang diadakan panitia kabupaten,” demikian tertulis dalam surat keluhannya oleh EL.
Dia menyatakan sudah berusaha menemukan jawaban dengan bekerja sama secara langsung dengan Dinas Pendidikan Purbalingga.
Tetapi, upayanya tidak menghasilkan buah.
“Sudah mencoba untuk berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Purbalingga namun masih belum bisa memberi bantuan,” jelasnya.
Permohonan Evaluasi
Kesedihan EL menjadi lebih dalam ketika tempat anaknya diambil alih oleh juara kedua, yang secara tidak sengaja adalah teman sekelas FRL.
Menurut dia, keadaan saat ini memiliki potensi yang signifikan untuk mempengaruhi kesehatan mental si anak.
“Akan tetapi, insiden tersebut tentunya akan mempengaruhi kondisi psikologis putra saya. Apalagi dia melaju hingga tingkat provinsi sebagai juara kedua dan sekelas dengannya,” katanya.
Terkait insiden tersebut, EL dengan tegas mengharapkan agar Bupati Purbalingga segera meninjau ulang kinerja panitia serta mekanisme pelaksanaan O2SN secara komprehensif.
Semoga harapan tersebut, kejadian semacam itu tak akan kembali lagi di kemudian hari dan proses pilihan atlit yang berkualitas bisa dilakukan dengan jujur.
Didisposisikan ke Dindikbud
Menurut informasi dari status pengaduan, laporan yang diajukan oleh EL sudah diambil alih dan sedang diproses.
Aduan tersebut kini telah secara resmi didisposisikan atau diteruskan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga untuk penanganan lebih lanjut.
Masyarakat saat ini mengharapkan tindakan nyata dari Disdikbud Purbalingga guna membalas keluhannya serta menyediakan pembaruan tentang masa depan para atlet bermutu itu.
Sambil mengharapkannya, EL menyelesaikan keluhannya dengan sebuah do’a.
“Mudah-mudahan kegiatan O2SN yang akan datang sukses dan memunculkan Atlet-atlet yang berbakat serta bisa mengharumkan nama Kabupaten Purbalingga,” tutupnya.
Sampai berita ini dipublikasikan, Tribun Banyumas masih mencoba untuk mengonfirmasi informasi tersebut dengan instansi yang bersangkutan, namun hingga saat ini belum menerima balasan apa pun.