- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
business, local news, news, social issues, societybusiness, local news, news, social issues, society - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
5
– Beberapa warga Desa Menyoe merasakan kegembiraan karena adanya investasi di desa itu. Dari para lansia hingga pemimpin setempat seperti Kepala Dewan Tradisional dan figur publik lainnya menyatakan bahwa kualitas hidup penduduk, terutama dalam bidang ekonomi, telah meningkat dibandingkan masa lalu. Sabtu, 7 Juni 2025
Tete Pangga, sebagai tokoh senior dalam masyarakat yang amat dipuji di Desa Menyoe, menyatakan rasa syukurnya karena setelah bertahun-tahun akhirnya terwujudlah pembangunan infrastruktur jalan ke desanya itu.
Proses pembangunan fasilitas jalan sebagai bagian dari Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TSP) oleh PT. Cipta Agro Sakti (CAS) akhirnya menjadikan impian warga Desa Menyoe menjadi kenyataan setelah bertahun-tahun terpisah dari dunia luar.
Tete Pangga, yang kurang mahir dalam bahasa Indonesia, menyampaikan melalui penterjemanya bahwa dia percaya Bupati Delis berniat baik terhadap warga desa Menyoe dan oleh karena itu mendatangkan perusahaan investasi ke daerah tersebut.
“Untuk menghindari masalah, perusahaan saat melakukan kegiatan sebaiknya tetap memelihara komunikasi dengan warga setempat,” menegaskan Tete Pangga melalui jembatan bahasanya.
Obin sebagai warga setempat menyatakan bahwa sebelum adanya perusahaan tersebut, kondisi kehidupan penduduk sangat memprihatinkan. Tidak terdapat infrastruktur jalan untuk moda transportasi kendaraan, oleh karena itu mobilitas masyarakat dilakukan secara manual melalui berjalannya kaki yang bisa memakan waktu hingga beberapa hari.
Dengan tegas, dirinya menyatakan bahwa tak seorang pun dari warga desa itu menentang kedatangan perusahaan investasi. Hal ini karena adanya berbagai keuntungan besar untuk penduduk setempat.
Apabila sebagian kecil orang menentang, ia berpendapat hal itu kemungkinan besar disebabkan oleh persoalan pribadi yang harus dituntaskan. Oleh karena itu, penolakan tersebut tak bisa dipandang sebagai ketidaksetujuan masyarakat terhadap keberadaan perusahaan.
Menurutnya, “Sepertinya masalah yang terjadi di perusahaan tersebut merupakan urusan pribadi dan bukan perkara publik.”
Pada waktu yang sama, Timotius sebagai Ketua Dewan Adat menyebutkan bahwa Desa Menyoe kini mempunyai situs adat serta lokasi suci yang harus dilindungi dari gangguan apapun.
Maka dari itu, apabila perusahaan berniat melanjutkan operasionalnya di masa depan, diperlukan bimbingan dari kalangan masyarakat. Dengan begitu, eksistensi situs adat serta tempat suci tersebut bisa tetap dipelihera dengan optimal.
Ruslan, seorang warga dari Menyoe, yang pada saat penanaman perdana kelapa sawit beberapa hari yang lalu memiliki pandangan yang beragam terkait kehadiran perusahaan tersebut, akhirnya menyatakan bahwa terdapat miskomunikasi antara dia dan pihak desa, tidak berkaitan dengan perusahaan itu sendiri.
Dia menyatakan keprihatinannya bahwa operasional bisnis mungkin tak sesuai dengan peraturan yang berlaku dan bisa menimpa sejumlah lokasi budaya serta tempat suci.
Setelah berdiskusi dengan pihak Pemerintahan Desa serta tim dari perusahaan, kesalahpahaman tersebut akhirnya terkoreksi.
Sulwinsis Dowo sebagai Kepala Desa Menyoe menggaransi bahwa timnya bersama dengan Dewan Adat Desa serta semua elemen lainnya akan tetap bekerja sama dan terus menjalin komunikasi untuk memastikan bahwa proyek pembangunan di sana bisa berlangsung dengan mulus.
“Harapan utama warga masih bisa melihat kedatangan acara PT. CAS selama tak memberi kerugian kepada siapa pun di antara mereka,” kata Kepala Desa Menyoe.