- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
indonesia, local news, mining, mining industry, newsindonesia, local news, mining, mining industry, news - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
4
-Publisitas yang besar seputar penambangan nikel di kawasan Raja Ampat, Papua Bagian Barat mengundang perhatian Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia. Ia pun secara pribadi melakukan inspeksi mendalam di tambang nikel Pulau Gag. Menurutnya, kunjungan resmi beliau ke daerah tersebut pada 7 Juni (Sabtu) adalah tindakan tepat sebagai jawaban atas berbagai pandangan masyarakat tentang aktivitas penambangan nikel tersebut.
“Bahlil menyatakan bahwa dia datang dengan tujuan untuk melakukan pengecekan pribadi dan mengamati situasi sesungguhnya secara obyektif,” demikian dilansir dari
Antara
.
Bahlil mengonfirmasi bahwa temuan dari pemeriksaaannya akan diumumkan ke masyarakat melalui Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Ia tak datang seorang diri, tetapi didampingi oleh Direktur Jenderal Minerba dari Kementerian ESDM Tri Winarno. Menurut Tri, area tambang nikel di Pulau Gag tidak begitu luas.
“Secara keseluruhan, luas lahan yang dibuka tidak terlalu lebar. Dari jumlah total 263 hektar, sebanyak 131 hektar telah direklamasikan dan 59 hektare lainnya dikatakan sudah sukses direklamasikan,” jelas Tri.
Berdasarkan pengawasan Tri menggunakan helikopter dari udara, dia mengungkapkan bahwa ia tidak mendeteksi adanya sedimen pada daerah pesisir. Oleh karena itu, dia berpendapat bahwa penambangan di Pulau Gag tidak menjadi masalah. Meskipun begitu, dia masih belum dapat memberitahu kapan pihak pemerintahan akan menerbitkan hasil evaluasi terhadap entitas anak usaha milik PT Antam Tbk tersebut.
Hasil penilaian itu juga ditunggu oleh PT Gag Nikel karena akan memutuskan apakah mereka dapat meneruskan atau harus mengakhiri kegiatan operasionalnya.
Menurut pengamatan Antara di Pulau Gag, kegiatan penambangan oleh PT Gag Nikel telah ditangguhkan secara sementara. Berdasarkan data dari area tambang tersebut, operasinya sudah dihentikan sejak hari Kamis pekan lalu (5/6) setelah Bahlil memberikan klarifikasi.
“Ijin tambang di Raja Ampat memang ada beberapa, kemungkinan besar ada lima. Namun, saat ini baru terdapat satu izin yang sedang berjalan dan itu milik Gag. Perusahaan dibalik Gag Nickel ini adalah Antam, perusahaan milik negara,” jelas Bahlil.