- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
controversies, government, news, politics, politics and governmentcontroversies, government, news, politics, politics and government - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
4
TOKYO –
Kontroversi sekali lagi melanda di antara lawan politik Jepang. Anggota parlemen dari Partai Demokrat Konstitusi Liberal, Kazuhiro Haraguchi, telah menimbulkan amarah publik ketika ia menggambarkan stok beras milik pemerintah mirip seperti makanan untuk ayam.
Ketika berbicara di depan umum saat acara kampanyen di Prefektur Saga, wilayah barat daya Jepang, pada hari Sabtu lalu, Haraguchi menyuarakan kritiknya terhadap stok beras tahun 2021 yang telah dilepaskan oleh pemerintah guna menstabilkan harga beras di pasaran lokal.
“Adalah ini sesuatu yang layak untuk dibeli dengan hati penuh bersyukur?” tanya Haraguchi sarkastik, mengkritisi beras murah yang dijual seharga 83 yen (kira-kira Rp9.350) per paket 5 kilogram.
“Peliharalah yang memakan sebagian besar beras lama itu. Orang beradab tidak,” katanya, merendahkan mutu beras tersebut.
Pernyataannya dengan cepat menimbulkan amarah di antara kelompok-kelompok tertentu, khususnya mereka dari golongan masyarakat berpendapatan rendah yang mengandalkan beras bersubsidi dari pemerintah.
Banyak orang mengkritik pernyataan Haraguchi karena dianggap bukan hanya melecehkan harga diri masyarakat berpenghasilan rendah, tapi juga mencerminkan kurangnya empati terhadap krisis ekonomi yang sedang dialami Jepang.
Ironisnya, tepat satu minggu sebelum pernyataan tersebut, Yuichiro Tamaki—yang merupakan Ketua Partai Demokrat untuk Rakyat—sudah terlebih dahulu mengucapkan permohonan maaf atas komentarnya yang menyinggung tentang stok beras pemerintahan yang disebut-sebut sebagai “makanan hewan”.
Haraguchi malahan menekankan kembali pesan yang sama dan mengunggah pernyataan sejalan di platform X pada akhir Mei kemarin.
“Apakah kita dilarang untuk menyampaikan kebenaran?” kata Haraguchi ketika dimintai pendapat tentang pernyataan Tamaki yang menjadi kontroversi.
Setelah bertemu dengan serikat pekerja di Saga, Haraguchi berpendirian teguh saat menjawab pertanyaan para reporter. Dia bahkan menambahkan bahwa stok beras tersebut “mungkin terkontaminasi” dan pada akhirnya akan menjadi makanan untuk hewan ternak.
Di sisi lain, peningkatan harga beras di Jepun menjadi masalah nasional yang mendapat perhatian besar. Harga beras dalam kemasan 5 kilogram sudah meroket hingga 4.290 yen atau setara dengan sekitar Rp480.000 — dua kali lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Pemerintah Jepang yang dipimpin oleh Perdana Menteri Shigeru Ishiba melakukan tindakan luar biasa dengan menjual secara langsung stok berasnya kepada ritel tanpa melalui proses tender untuk meredam harga komoditas utama tersebut.
Masalah beras saat ini menjadi salah satu pembicaraan hangat menjelang pemilihan dewan tingkat atas bulan Juli nanti. Perkataan dari seorang politisi seperti Haraguchi malah dianggap memperburuk kondisi sosio-ekonomi yang telah sangat peka terhadap perubahan. ***