- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
government, news, news media, politics, politics and lawgovernment, news, news media, politics, politics and law - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
3
Berita terkini tentang perselisihan antara Israel dan Palestina sedang beredar.
Pemimpin Israel di bawah kepala pemerintahan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu disalahkan karena diklaim telah menyediakan peralatan militer untuk kelompok kejahatan yang berpartisipasi dalam penyitaan bantuan humaniter di Gaza.
Kelompok kriminal yang dimaksud adalah tim “Satuan Anti Teror” yang diketuai oleh Yasser Abu Shabab.
Dia adalah sosok berpolemik dari Rafah yang pernah terjun ke dunia kejahatan dan bersinggungan dengan organisasi-organisasi ekstremis.
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Haaretz serta The Times of Israel, Abu Shabab beserta kawuangannya menjalankan operasi mereka di daerah timur Rafah dengan pengetahuan rahasia dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Grup tersebut terdiri dari kira-kira 100 orang yang beweapons.
Dilaporkan mereka sudah mendapatkan peralatan militer, seperti senapan serbu Kalashnikov, dan sejumlah senjata lain yang dikonfiskat dari Hamas.
Bukan hanya itu saja, melainkan dari potongan video yang telah tersebar di media sosial dalam beberapa hari ini, kelihatannya Netanyahu juga mengirim peralatan militer biasa ke gerombolan kriminal tersebut.
Beberapa diantaranya mencakup rompi, helm, serta pin yang menyerupai bendera Palestina atau bertuliskan “Perkhidmatan Antara Teroris” dalam bahasa Inggeris dan Arab.
Lieberman, ketua Partai Yisrael Beiteinu, menyatakan bahwa senjata tersebut diserahkan kepada kelompok-kelompok kriminal berdasarkan instruksi dari Netanyahu.
“Izrael menyalurkan senapan serbu dan persenjataan ringan kepada kelompok-kelompok kriminal di Gaza,” ujar Lieberman, seperti dilaporkan The Guardian.
“Menurut pandangan saya, kementerian masih belum memberikan persetujuan untuk transaksi senjata tersebut, meskipun pemimpin Shin Bet telah diberi tahu,” tambahnya.
Netanyahu dicurigai telah menyediakan senjata bagi sindikat kriminal di Gaza sebagaimana menjadi bagian dari strateginya secara taktis untuk menumpulkan kekuatan Hamas, organisasi yang menduduki area itu dan dikenal sebagai ancaman terbesar bagi Israel.
Dengan memberi dukungan kepada sekelompok gerilyawan kecil yang bertentangan dengan Hamas, Israel berupaya menciptakan konflik dalam negeri serta mengekang kapabilitas Hamas melancarkan serangan terhadap negara mereka.
Israel Buka Suara
Merespons tuduhan tersebut, Kantor Perdana Menteri tidak menyangkalnya secara terbuka.
Mereka menjelaskan saja bahwa “Israel melakukan tindakan guna menumpas Hamas melalui beberapa metode, sesuai dengan saran dari para pemimpin instansi keamanan.”
Namun demikian, taktik yang menuai pro-kontra tersebut menghadapi kritikan dari sejumlah kelompok karena bisa memperburuk ketidakstabilan di Gaza, menyebabkan pelanggaran hak asasi manusia, serta semakin menderakan situasi warga negara biasa.
Meliputi ancaman pengambilalihan bantuan kemanusian yang amat diperlukan oleh penduduk di Gaza.
Salah satu orang yang mengkritik tindakan Netanyahu adalah Pemimpin oposisi, Yair Lapid.
Lapid secara terbuka mengecam tindakan pemerintahan PM Netanyahu yang mendukung persenjatan kelompok Abu Shabab.
“Lapid menuduh bahwa setelah Netanyahu berakhirnya dukungan finansial dalam bentuk jutaan dolar untuk Hamas, ia kemudian memilih untuk menyediakan senjata bagi kelompok-kelompok terkait ISIS di Gaza. Semua tindakan ini dilakukan secara impulsif dan tidak melalui pertimbangan strategis apa pun, sehingga dapat membawa ke lebih banyak konflik,” tulis Lapid di X.
Selain itu, PBB dengan tegas menyikapi negatif semua jenis kekerasan dan penggunaan tidak tepat dari bantuan kemanusiaan, sekaligus menuntut agar Israel dan kelompok bersenjata di Gaza berhenti melakukan perbuatan yang semakin memburukkan situasi masyarakat setempat.
Organisasi tersebut pun mendorong komunitas global untuk memperkuat upaya sehingga penyediaan bantuan bisa dilakukan dengan lancar tanpa hambatan.
Siapakah Kelompok Kejahatan yang Dipimpin oleh Abu Shabab?
Kelompok kriminal yang diketuai oleh Yasser Abu Shabab di Gaza terkenal sebagai “Satuan Anti-Teror” atau “Fuerzas Populares”.
Kelompok tersebut timbul sebagai lawan Hamas di daerah selatan Gaza, terutama di sekitar Rafah.
Yasser Abu Shabab merupakan seorang Bedouin berasal dari suku Tarabin dan pernah di penjarakan oleh Hamas karena dituduh melakukan tindak pidana.
Setelah ditepiskan, dia mengarahkan pasukan yang tadinya berpartisipasi dalam rampasan bantuan humaniter.
Kelompok tersebut kemudian menyebut dirinya sendiri sebagai pemelihara keselamatan penduduk sipil serta distributor bantuan, tetapi sebenarnya mereka sering kali berpartisipasi dalam penyitaan barang-barang yang diantar sebagai bantuan.
Meliputi peristiwa besar di Kerem Shalom pada November 2024, di mana sebanyak 98 dari 109 truk bantuan PBB yang mengangkut kebutuhan disita paksa oleh pihak tidak bertanggung jawab.
Mereka pun didakwa telah berkolaborasi dengan tentara Israel untuk menjaga kawasan tertentu di Gaza.
Klaimper pimpinan Yasser Abu Shabab dekat dengan Israel sebab Israel menganggap mereka sebagai senjata penting dalam upaya membatasi kekuatan Hamas, yaitu lawan terbesar Israel di Gaza.
Mendoakan dan mendukung kelompok penentang setempat merupakan taktik lama dalam menaklukkan area yang sedang bergejolak dengan cara membuat musuh besar saling berbeda.
Israel berupaya mengambil keuntungan dari kelompok Abu Shabab untuk mengekang Hamas secara internal.
(*/ )
Baca berita
TRIBUN MEDAN
lainnya di
Google News
Perhatikan pula berita atau info tambahan di
Facebook
,
Instagram
dan
Twitter
dan
WA Channel
Berita viral lainnya di
Tribun Medan