Festival Perahu Naga Hong Kong 2025: 12 Negara Siap Bertanding

,


Jakarta


–

Festival Perahu Naga

di

Hong Kong

Diperbincangkan mengenai kompetisi dragon boat bertaraf antarabangsa yang disertai oleh pelumba dari bermacam-macam negara. Peristiwa ini akan diadakan dalam tempoh dua hari pada hujung minggu, 7-8 Jun 2025 sepanjang pesisir pantai Tsim Sha Tsui. Pada tahun ini, pertandingan itu menarik seramai 4.500 atlit, 190 pasukan daripada 12 negeri serta wilayah.

Tim dari Qatar dan Mesir menjadi peserta pertama kalinya dalam lomba ini. Bergabung pula tim dari daratan China, Thailand, serta beberapa negara lainnya. Mereka akan melintasi rute unik di Selat Victoria yang membentang seluas 500 meter, dikenal karena kondisi air terbuka yang sungguh menantang. Salah satu tantangan ekstra datang dari iklim Hong Kong yang bisa mencapai suhu hingga 33 derajat Celsius, lebih hangat dibandingkan dengan cuaca di Qatar maupun Afrika.

Sebagaimana disampaikan oleh atlet asal Qatar, Sheila Caparroso, kepadanya
The Standard
, walaupun kondisi cuaca sama-sama panas dan lembab. Iklim di Hong Kong kelihatan sungguh-sungguh berlainan, jauh lebih lembap. Untuk Sheila, ambil bagian dalam perlombaan tersebut menjadi tantangan.

perahu naga

Bukan hanya soal olahraga, melainkan juga tentang semangat dan komitmen, serta menyanjung sambutan hangat setiap individu yang berpartisipasi.

Riwayat dan Kepercayaan pada Festival Lumba-lumba Hong Kong

Perayaan Dragon Boat Festival diadakan pada hari kelima dalam kalender lunar, yang umumnya jatuh antara akhir Mei hingga awal Juni. Dikenal pula sebagai Gawai Tuen Ng, perayaan ini bertujuan untuk memperingati hidup serta warisan sang penyair terkenal asal Cina purba, Qu Yuan, sesuai laporan tersebut.
Time Out
.

Qu Yuan adalah seorang penyair dan patriot dari Kerajaan Chu. Ia dideportasi saat masa Dinasti Zhou lantaran menolak pembuatan aliansi politik dengan negeri Qin, yang dipandang sebagai entitas berpotensi bermasalah. Setelah kerajaannya runtuh, Qu Yuan memilih untuk tenggelam ke Sungai Miluo dalam kemurkaannya pada tanggal lima bulan kelima kalender penanggalan lunar.

Setelah mendengar tentang kematiannya Qu, warga desa berebut untuk keluar menggunakan perahu sembari mengayuh, memukul genderang, dan melontarkan bubur ketan ke dalam air guna mencegah ikan dan roh jahanam mendekati mayatnya. Kejadian itu mencetuskan adanya tradisi konsumsi bubur ketan dan perlombaan perahu naga hingga saat ini.

Sebuah tim perahu naga terdiri atas pemukul drum, penggerak dayung, serta pembawa kemudi pada kapalnya yang memanjang dan sempit. Acara lomba tersebut kini telah menjadi salah satu elemen paling digemari saat menyelenggarakan Festival Perahu Naga di Hong Kong. Saat ini, berbagai negara lain turut mengadakan perlombaan mirip dengan itu.

Di samping lomba mempertunjukkan kemampuan dayung, masih ada ritual berharga lain yaitu menyantap zongzi atau disebut juga sebagai wonton nasi ketan. Zongzi ini dikemas dalam dedaunan bambu, dan dibuat dari nasi ketan yang dilengkapi dengan isi manis, umumnya berupa biji lotus ataupun selai kacang merah. Terdapat pula variasi rasa gurih misalnya daging babi cincang, conpoy, campuran kacang-kacangan serta kuning telur asin. Hanyalah tinggal mengukus maupun merebus sebentar hingga matang dan siap dinikmati bersama kecap asin atau pun gula pasir.

Salah satu tradisi lainnya adalah mengatur telur dengan keyakinan bahwa hal ini akan memberikan keberuntungan. Banyak orang yang berusaha melakukannya pada tengah hari ketika perayaan Festival Perahu Naga sedang berlangsung. Hal itu dikarenakan ada teori tentang adanya gaya gravitasi yang signifikan antara Matahari dan Bumi di periode tertentu.

Eksibisi yang menggembirakan pada Festival Boat Dragon berhasil menarik para pelancong dari beragam wilayah bahkan negeri asing. Otoritas lokal juga telah mempersiapkan diri untuk menerima kedatangan tamu dengan pertunjukan-pertunjukan seru saat perayaan itu berlangsung beserta lokasi-lokasi liburan lainnya di seputaran kotanya.