- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
business, economics, government, news, politicsbusiness, economics, government, news, politics - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
5
JAKARTA, lowongankerja.asia
– Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Chusnunia Chalim mengkritik situasi sektor perhotelan di dalam negeri yang tetap melemah walaupun sudah masuk musim liburan panjang.
Kenaikan tingkat okupansi hotel yang cukup kecil selama musim liburan mengindikasikan bahwa kemampuan membeli publik masih lemah serta aktivitas turis sedikit, terutama di area urban seperti Jakarta.
“Sebagai indikator utama untuk kondisi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, industri perhotelan memiliki peranan vital. Apabila jumlah tamu di hotel mengalami penurunan, ini menandakan adanya masalah yang memerlukan tindak lanjut melalui regulasi yang lebih maju serta terkoordinir,” jelas Chusnunia pada rilis resmi miliknya, Senin (2/6/2025).
Menurut dia, cara yang diambil untuk menolong bidang tersebut tak dapat lagi berupa pendekatan parsial.
Chusnunia mengungkapkan bahwa Indonesia perlu menerapkan taktik anyar untuk menciptakan pengalaman wisata yang tidak sekadar menitikberatkan pada tempat tujuan saja, melainkan juga turut melibatkan warga setempat, menjunjung tinggi aspek-aspek budaya, serta menyatu dengan aktivitas ekonomi lainnya.
Satu langkah krusial yang harus dilaksanakan ialah mengoptimalkan pembangunan tempat wisata yang terkait dengan masyarakat setempat serta mempertimbangkan pengetahuan tradisional mereka.
Metode ini tidak hanya meningkatkan penyebaran tamu ke daerah selain kota-kota utama, tetapi juga menciptakan kesempatan ekonomi tambahan untuk warga negara-negara pedesaan dan menengah. Sehingga, akomodasi yang berada jauh dari sentra bisnis pun akan meraih manfaat lebih.
Chusnunia juga mendukung penguatan promosi pariwisata dengan memanfaatkan media digital dan platform penyewaan yang ber basis di daerah setempat. Menurut dia, metode tradisional untuk mencapai para turis sudah tidak lagi efektif.
Kampanye yang lebih inovatif dan bersama-sama diperlukan, di mana para pemangku kepentingan seperti pengusaha bidang industri, pihak berwenang setempat, selebriti pariwisata, serta pebisnis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lokal harus terlibat.
Tidak kalah pentingnya, dia mengusulkan bahwa pemerintah sebaiknya mendukung pelaksanaan acara dan festival bertaraf nasional serta internasional di seluruh wilayah.
Acara seperti konferensi, konser, lomba olahraga, serta pameran seni telah menunjukkan dampak positif dengan meningkatkan tingkat hunian hotel secara pesat dalam jangka pendek.
Selanjutnya, Chusnunia juga menekankan kepentingan adanya insentif pajak serta pengurangan birokrasi untuk para pemain di industri perhotelan, khususnya mereka yang masih bersaing setelah pandemi.
Dia menganggap bahwa tindakan-tindakan tersebut harus diikuti oleh program-program pelatihan untuk meningkatkan mutu pelayanan serta kompetensi sumber daya manusia dalam bidang perhotelan sehingga sektor ini dapat bersama-sama beradaptasi dengan harapan para wisatawan modern yang semakin berkembang.
“Pemulihan sektor perhotelan harus dianggap sebagai elemen integral dalam penyembuhan keseluruhan kondisi ekonomi negara. Hal utama adalah upaya yang mesti dilanjutkan sehingga keputusan antar-sektor bisa cepat direalisasi. Tujuannya untuk menghasilkan efek jangka panjang yang adil dan lestari,” demikian penjelasannya.