- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
ecology, environmental friendliness, environmental health, environmentalism, sustainabilityecology, environmental friendliness, environmental health, environmentalism, sustainability - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
8
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengutamakan pendewasan kesadaran tentang keberlanjutan lingkungan mulai usia muda. Ini dikemukakannya ketika berkunjung ke SMP Negeri 1 di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
“Proyek pengelolaan limbah dengan menggunakan botol plastik terstruktur (ecobricks) yang diluncurkan di SMP Negeri 1 Purwakarta sungguh luar biasa. Hal ini perlu ditetapkan sebagai contoh guna memperkenalkan prinsip-prinsip peduli lingkungan mulai usia muda,” ungkap Menteri LH Hanif seperti dicatat.
Antara
, Selasa (3/6).
Ekobrik adalah sebuah terobosan hijau dalam penanganan limbah plastik. Menteri Hanif menyatakan pujian atas aturan di Purwakarta yang melarangkan siswa membeli makanan di kantin guna mengurangi konsumsi plastik.
Hal ini juga mengevaluasi dampak peningkatan substansial dalam pengurangan limbah plastik apabila aturan tersebut diterapkan dengan ketat di semua sekolah seantero Kabupaten Purwakarta.
- Freeport dan KLH Cepatkan Implementasi Program Nasional Restorasi Hutan Bakau di Kalimantan Selatan
- KLH Diharapkan Akan Mengeluarkan Peraturan Penyusunan Manajemen Hutan Bakau
- KLH: Limbah Plastik di Samudera Berdampak Negatif pada Bidang Ekonomi dan Pencemaran Antarbatas
Berikutnya, dia menggerakkan pembuatan program ecobrick di SMP Negeri 1 Purwakarta sehingga barang-barang ecobrick yang terkumpul bisa diproses lebih jauh menjadi perabotan dan furnitur, menaikkan nilainya secara ekonomis sambil memperkokoh janji untuk menjaga lingkungan.
Dia mengutarakannya betapa krusialnya memperkenalkan prinsip-prinsip hijau kepada anak-anak sejak usia muda, hal ini sudah berhasil dilaksanakan di SMP Negeri 1 Purwakarta.
“Ia berharap program ecobrick ini bisa diteruskan ke sekolah-sekolah lain yang ada di seluruh wilayah Indonesia,” ujarnya.
Tantangan Pengelolaan Sampah
Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein menyatakan bahwa ada tantangan dalam penanggulangan sampah di Indonesia dan ia mendukung langkah-langkah sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan nol limbah dengan menekankan reduksi sampah mulai dari tahap awal.
Oleh karena itu, dia menegaskan kebutuhan akan transformasi budaya guna mengurangi volume limbah yang terbentuk, tidak semata-mata bergantung pada penanganan sampah saja.
Program Ecobrick di SMP Negeri 1 Purwakarta adalah elemen dari Tatanan di Bale Atikan (TDBA). Program ini melibatkan pengelompokan limbah organik dan anorganik secara menyeluruh dalam lingkungan sekolah-sekolah di Purwakarta.
Proyek ini sudah dimulai sejak tahun 2020, dan SMP Negeri 1 sukses menghimpun lebih dari 500 kilogram sampah plastik yang kemudian diproses menjadi ecobricks.
Di luar kursi, pihak sekolah merencanakan penggunaan ecobrick untuk dikembangkan menjadi panel serupa keramik serta perabotan tambahan lainnya.
Patoni selaku Kepala SMP Negeri 1 Purwakarta menjelaskan bahwa manajemen limbah di sekolah menaati Pasal Daerah No. 9 tahun 2021 dan Peraturan Bupati tentang TDBA beserta Peraturan Bupati bidang Pendidikan Karakter.
Sekolah sudah lama menggunakan mesin pencacah untuk menangani sampah organik, sementara sampah plastik dikonversi menjadi ecobrick.
Pada tanggal 20 Mei 2025, pihak sekolah sukses mengumpulkan total 580 kilogram sampah plastik, yang berarti rata-ratanya adalah 0,8 kilogram per orang siswa. Limbah tersebut berasal dari tempat tinggal para pelajar, lingkungan seputarnya serta warung-warung di dekatnya.
“Saatin ini, hasil terakhir dari program ecobrick adalah sebuah kursi, tetapi pihak sekolah merencanakan akan meningkatkan jumlah kursi yang dibuat ke depannya,” jelasnya.