- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
education, educational systems, indonesia, news, politicseducation, educational systems, indonesia, news, politics - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
6
Bogor, IDN Times
– Pasukan militer yang terletak di area Gunung Batu, Bogor, direncanakan sebagai tempat pelatihan karakter untuk murid-murid bermasalah. Daya tampung pertamanya sebanyak 100 orang, termasuk 80 anak lelaki dan 20 gadis.
“Alhamdulillah, tempat ini ternyata mampu menampung hingga 100 orang. Lokasinya telah disiapkan dengan baik dan para instruktur pun sudah siap,” ungkap Wali Kota Bogor Dedie Rachim ketika melakukan kunjungan ke barak militer Yonif 315 di Gunung Batu, Kota Bogor, pada hari Minggu (1/6/2025).
1. Acara ini ditujukan bagi remaja yang orang tuanya telah gagal sepenuhnya dalam pemberdayaan dan pengawasan.
Dedie mengatakan bahwa program ini dirancang khusus untuk anak-anak yang telah sulit diatur oleh orang tuanya. Metode utamanya didasarkan pada keinginan dan kesepakatan dari para orang tua, tanpa ada paksaan.
“Saya tidak terlalu mengharapkan hal ini. Semoga tak ada anak dari Bogor yang bandel dan sulit diajak bimbingan hingga perlu disimpan di barak. Namun, saya percaya bahwa masih ada beberapa yang telah keluar dari kendali ortu,” jelas Dedie.
2. Dijalankan oleh TNI, Disdik, dengan bantuan dari psikolog serta KPAI
Dia menyebutkan bahwa program tersebut tak sekadar menggandeng TNI untuk berperan sebagai instruktur, namun juga bakal mencakup partisipasi guru, Dinas Pendidikan, KPAI, sampai psikolog. Tujuannya adalah supaya pendampingan yang diberikan merangkum aspek fisik, psikologi, serta pendidikan.
“Materi ini juga perlu mencakup partisipasi guru. Selain itu, KPAI serta tentunya psikolog pun harus terlibat agar program ini dapat berjalannya secara optimal,” ungkap Dedie.
3. Pendaftarannya dilakukan di Dinas Pendidikan dengan prioritas untuk jenjang SMA
Dedie menjelaskan bahwa metode yang dipakai akan bersifat partisipatif, di mana para orang tua lah yang mendaftarkan putra-putrinya. Pada fase pertama ini, keutamaan diberikan pada murid-murid dari jenjang SMA/SMK karena dianggap sudah cukup dewasa serta siap untuk menyelesaikan program pelatihan berdurasi dua pekan tersebut.
” Kami akan membuka pendaftaran untuk para orang tua. Pada awalnya, kami pasti memberikan prioritas kepada mereka yang berstatus di tingkatan SLTA. Jika itu adalah siswa SMP atau SD, periode pendaftarannya diperkirakan dua minggu, dan ibunya mungkin juga perlu istirahat,” ungkapnya.