- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
government, news, politicsgovernment, news, politics - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
8
, YERUSALEM
Hingga saat ini, Hamas belum mengonfirmasi kabar tentang kematiannya seorang pemimpinnya, Mohammed Sinwar, meskipun telah diumumkan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Meninggalnya Mohammed Sinwar, seorang pemimpin militan Hamas di Gaza yang juga adalah saudara laki-laki Yahya Sinwar, dikonfirmasi oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu saat berpidato di Knesset, parlemen Israel, pada hari Rabu (28/5/2025).
Kala itu dia juga menyebut nama-nama pemimpin Hamas lainnya yang diklaim telah dilenyapkan selama 20 bulan terakhir.
Jika benar, kematian Mohammed Sinwar merupakan pukulan besar bagi kelompok bersenjata itu di Gaza.
Sebab Mohammed Sinwar dikenal sebagai sosok kunci dalam operasi militer Hamas dan memiliki reputasi sebagai salah satu tokoh paling sulit ditangkap oleh intelijen Israel.
Mohammed Sinwar dilahirkan pada tanggal 16 September 1975. Dia dibesarkan di Khan Younis, Gaza, setelah keluarganya terpaksa meninggalkan rumah mereka karena konflik tahun 1948 atau yang biasa disebut dengan Nakba oleh masyarakat Palestina.
Ia mendapat pendidikan di sekolah-sekolah yang dikelola UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina.
Sinwar menyatu dengan Hamas tidak lama setelah organisasi tersebut didirikan pada tahun 1987, dan kariernya dalam bidang militer meroket pesat berkat dukungan dari saudara laki-lakinya, Yahya Sinwar, mantan anggota Ikhwanul Muslimin.
Mohammed terkenal sebagai seorang pemimpin taktis yang dihargai. Di tahun 2005, dia telah mengarahkan Brigade Khan Younis — salah satu satuan tertinggi dalam cabang militernya Hamas.
Pasukan ini bertanggung jawab untuk menghadapi aneka serangan antar wilayah, seperti penembakan rudal serta penanaman bom di area perbatasan Gaza-Israel.
Sinwar dikenal pula sebagai pemimpin operasi pengambilan paksa terhadap tentara Israel, Gilad Shalit, di tahun 2006. Operasi tersebut berakhir dengan pertukaran lebih dari 1.000 tahanan Palestina. Yang teranyar, Mohammed Sinwar diduga menjadi salah satu perancang serangan Hamas ke kawasan selatan Israel pada tanggal 7 Oktober 2023.
Serangan itu menimbulkan perang skala besar yang sudah berlangsung selama 20 bulan lebih.
Setelah saudaranya, Yahya Sinwar, meninggal dunia dalam konflik melawan tentara Israel di awal tahun 2024, Mohammed pun merangkak naik menjadi pemimpin militer utama di wilayah Gaza.
Dari waktu itu, dia menjadi sasaran utama Israel, negara yang berulang kali mengerahkan serangan udara dan bom tersembunyi untuk mengakhirinya. Salah satu percobaan pembunuhan tersebut bahkan menggunakan bahan peledak yang dirancang mirip dengan batu bata dalam suatu tempat pemakaman.
Dampak bagi Hamas
belum pasti dampak kematiannya dari Mohammed Sinwar pada taktik dan kebijakan besar Hamas, terlebih lagi mengenai pembicaraan trilateral kedamaian.
Satu tokoh yang diprediksi dapat melanjutkan perananya adalah Izz al-Din Haddad, yang kini bertanggung jawab atas operasi di wilayah utara Gaza dan terkenal memiliki hubungan erat dengan Sinwar.
Israel menginginkan agar menyingkirkan para pemimpin tingkat tinggi Hamas bisa mempercepat kehancuran lengkap dari grup tersebut.
Namun, sampai saat ini, Hamas tetap memperlihatkan kekuatan ketahanan walaupun sebagian besar struktur dan daerah di Gaza telah rusak parah karena serbuan militer Israel.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
Netanyahu Umumkan Kematian Pemimpin Hamas Mohammed Sinwar
Simak terus berita
di Google News