Terbongkarnya Operasi Hitam Dibalik Isu Ijazah Palsu, Ternyata Bukan Jokowi Targetnya

Terbongkarnya Operasi Hitam Dibalik Isu Ijazah Palsu, Ternyata Bukan Jokowi Targetnya


MEDIA KUPANG

– Skandal ijazah palsu dari Presiden RI ketujuh, Joko Widodo, kian waktu kian menyebar luas di media sosial dan menjadi topik hangat bagi warga Indonesia untuk diperbincangkan.

Debat sengit di antara kedua belah pihak, baik pendukung maupun penentangan, tentang keaslian ijazah Jokowi tidak bisa dielakkan.

Seperti dikenal luas, Jokowi sebelumnya berhasil dipilih sebagai Wali Kota Solo untuk dua masa jabatan, Gubernur DKI Jakarta, serta Presiden Republik Indonesia selama dua periode penuh; hal ini menunjukkan bahwa kualifikasi pendidikan beliau sudah disahkan oleh Komisi Pemilihan Umum dalam menjalankan tugas pemungutan suara nasional.

UGM yang menjadi universitas Jokowi sudah mengonfirmasi bahwa ijazah Jokowi memang berasal dari UGM.

Demikian pula, Puslabfor Polri sudah menyatakan bahwa ijazah Jokowi mirip dengan yang autentik setelah dilakukan pengujian.

Tetapi mengapa sepertinya serangan terhadap Jokowi melalui pendapat dan tuduhan selalu berlanjut?

Boni Hargens, dosen ilmu politik dari Universitas Indonesia, menyebut adanya upaya black campaign serta kepentingan utama di balik keributan terkait tuduhan ijazah palsu tersebut.

“Pak Jokowi yang telah memasuki masa pensiun, masih sering ditekan. Ada motif penting di balik hal tersebut. Di permukaan, sekelompok orang mengumpulkan diri untuk menuntut masalah kelengkapan ijazah,” demikian dikutip dari akurat.co pada hari Senin, tanggal 2 Juni 2025.

Berdasarkan Boni, serangan terhadap Jokowi sesungguhnya ditujukan pada Wapres Gibran Rakabuming Raka, anak laki-lakunya yang merupakan putra tertua Presiden Joko Widodo.

Namun sebenarnya, pertama-tama, terdapat kelompok yang tidak menginginkan kesiapan atau kekuatan Pak Wapres Gibran dalam posisi sebagai Wakil Presiden, ungkap Boni.

“Kedua, terdapat kelompok yang mulai memperhatikan posisi Wakil Presiden pada tahun 2029. Mereka saat ini berupaya menumbangkan Jokowi guna melemahkan kekuatan negosiasi Mas Gibran sebagai Wakil Presiden di arena politik menjelang tahun tersebut,” tambahnya.

Boni Hargens mengatakan bahwa terdapat sekelompok orang yang ingin menduduki jabatan Wakil Presiden untuk Gibran, sementara grup lainnya melakukan serangan kepada Jokowi berdasarkan alasan dendam.

“Kelompok-kelompok tersebut sebenarnya sangat bervariasi. Terdapat grup yang praktis menginginkan ambil alih posisi wakil presiden dari Mas Wapres, dan ada pula kelompok yang dipenuhi dengan rasa dendam serta kesedihan akibat ditolaknya mereka karena keputusan besar yang dibuat Pak Jokowi misalnya saja pembubaran ormas,” jelas Boni Hargens.

Tentu saja selama memimpin Jokowi membubarkan HTI dan FPI yang kemudian dinyatakan sebagai organisasi ter larang di Indonesia.

Dia menyebutkan bahwa kelompok-kelompok dengan kepentingan beragam tersebut kini bergabung untuk mencapai satu tujuan yakni merusak reputasi Jokowi beserta keluarganya.

“Kelompok tersebut menyalahkan kekalahan dalam Pilpres itu pada manipulasi politik oleh pemerintah waktu itu dan berlanjut begitu saja. Kelompok dengan rasa tidak puas ini akhirnya membentuk satu entitas politik baru dan tetap konsisten dalam upaya membebani Presiden Jokowi, menjebak keluarga beliau, karena tujuannya adalah untuk meruntuhkan reputasi presiden Jokowi serta warisannya sehingga masa depan politik putranya pun ikutan terpengaruh.” Begitulah penegasan Boni Hargens.

***

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *