- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
european football, football clubs, history, soccer, sportseuropean football, football clubs, history, soccer, sports - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
5
– Tiga tanda gelap muncul pada Inter Milan usai kepastian mereka gagal menjadi juara Liga Champions musim 2024/2025.
Terjadi di Allianz Arena, Munich, Jerman, Paris Saint-Germain (PSG) menjungkalkan Inter Milan dengan skor 5-0 pada Minggu (1/6/2025) dinihari WIB.
Ketinggalan 0-2 pada paruh pertama berkat gol dari Achraf Hakيمي dan Desire Douе, gawang Inter kemudian dikoyak lagi oleh Doue, Khvicha Kvaratskhélia, serta Senny Mаyulu.
Kekecewaan itu semakin terasa karena di awal bulan April lalu, Inter masih memiliki peluang untuk mencapai treble. Kini, kekalahan ini membuat mereka harus menyelesaikan musim ini tanpa trofi, yakni kali pertama se depuis musim 2019/2020.
Meskipun telah meraih hasil imbang 1-1 melawan AC Milan pada leg pertama semifinal Coppa Italia, Inter kemudian mengalami penurunan signifikan. Tim yang sebelumnya menduduki puncak klasemen Serie A ini kehilangan posisinya setelah hanya memenangkan satu kali dalam empat pertandingan berturut-turut.
Kekalahan 0-1 melawan AS Roma menyebabkan Inter dilampaui oleh Napoli. Sementara itu, Inter juga dipaksa keluar dari kompetisi Coppa Italia setelah dikalahkan AC Milan dengan skor 0-3 pada pertandingan leg kedua babak semifinal.
Sempat memiliki kesempatan untuk mengungguli Napoli pada pekan ke-37, Inter malah meraih hasil imbang 2-2 yang patah harapan dari Lazio menjelang akhir pertandingan. Akibatnya, Inter hanya mampu finis sebagai runner-up di pengujung musim Serie A sementara Naples berhasil keluar sebagai juara.
Hanya dalam waktu sekitar 60 hari, Inter yang memiliki kesempatan untuk mengakhiri musim dengan gelar Treble malah menjadi Tim Yang Mengecewakan.
Sebaliknya, Inter Milan pun mencatatkan tiga rekord negatif usai kalah dalam pertandingan final Liga Champions musim ini. Berikut ringkasannya dikutip dari laman OptaPaolo.
1. Kinerja Negatif Inter Milan pada Pertandingan Final
Pada 20 menit pembukaan paruh pertama, jala Inter Milan telah dikoyak dua kali.
Achraf Hakimi (12′) serta Desire Doué (20′) lah yang berhasil membobol jala pertahanan Inter di bawah penjaga gawang Yann Sommer.
Sebenarnya, kedua kekalahan tersebut menetapkan rekam jelek baru untuk Inter Milan.
Dalam laporan
OptaPoalo
, untuk pertama kalinya di partai final Liga Champions terjadi ketika sebuah tim kalah dengan mencetak dua gol pada 20 menit awal pertandingan. Ini merupakan catatan yang kurang menguntungkan.
2. Lebih Miris dari Benfica 63 Tahun Silam
Liga Champions 1962 menghadirkan kisah pembantaian pula, tepatnya saat Piala Champions yang mempertemukan Real Madrid menghadapi wakil Portugal, Benfica. Di laga tersebut, Los Blancos meraih kemenangan 5-2.
Ironinya, Inter Milan menjadi tim kedua yang kemasukan lima gol dalam partai final Liga Champions, setelah Benfica.
Sungguh menyedihkan, Nerazzurri gagal menghasilkan gol sedikit pun. Hal ini menjadikan tim besutan Simone Inzaghi sangat kecewa dalam persaingan untuk memperebutkan Trofi Coppa Italia.
3 Selisih Gol Terbesar
Kemenangan telak 5-0 yang dicetak oleh PSG menghasilkan catatan buruk untuk Inter Milan.
Pada catatan sejarah turnamen Eropa, pertandingan final Liga Champions antara PSG melawan Inter Milan mencatatkan skor terbesar dengan perbedaan lima gol.
(/Giri)