Risiko Infeksi Saluran Kemih pada Bayi karena Penggunaan Popok Berlebihan


TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Surabaya

— Infeksi saluran kemih (ISK) bukan hanya terjadi pada orang dewasa, melainkan juga dapat dirasakan oleh bayi serta anak-anak. Salah satu penyebabnya yang sering kali diabaikan adalah pemakaian popok (diapers) untuk periode panjang.

Berdasarkan penjelasan dr. Dian Pratamastuti, Sp.A (K), seorang dokter spesialis anak di National Hospital Surabaya, menggunakan popok untuk jangka waktu yang panjang bisa menciptakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri. Ini mungkin mengarah ke infeksi saluran kemih (ISK) serta gangguan kesehatan lainnya pada bayi.

“Kecenderungan tersebut tidak hanya merusak kualitas istirahat si anak, tetapi perlu diketahui bahwa perilaku ini bisa memicu risiko terjadinya infeksi pada sistem kemih,” ungkap Dr. Dian ketika menjadi pembicara utama dalam acara diskusi panel yang diselenggarakan seiring dengan pagelaran Festival Pergerakan Melawan Ruam di Tunjungan Plaza Surabaya, Sabtu (31/5/2025).

Dr. Dian menyatakan bahwa bayi perempuan memiliki risiko yang lebih tinggi terkena ISK dibandingkan dengan bayi laki-laki. Penyebabnya adalah karena adanya perbedaan dalam struktur anatominya; uretra pada bayi perempuan lebih singkat, membuat bakteri dapat lebih cepat mencapai saluran kencing mereka.

Sebab itu, dia menyatakan betapa pentingnya memelihara kesucian daerah kemaluan bayi, khususnya ketika memakai atau menukar popok mereka.

Kebutuhan untuk menukar popok sangat tergantung pada umur serta situasi si bayi. Bagi balita dari saat dilahirkan sampai berusia satu tahun, jumlah kencingnya biasanya seringkali disebabkan oleh frekuensi menyusu yang cukup tinggi pula.

“Seorang bayi yang baru dilahirkan hingga berusia satu tahun dapat menggantikan popok hingga 12 kali sehari, atau kira-kira setiap dua hingga tiga jam sekali,” jelas Dr. Dian.

Sementara untuk anak yang sudah lebih besar, penggunaan popok bisa bertahan lebih lama, namun tetap disarankan untuk diganti setiap 6 hingga 8 jam. Menurutnya, mengganti popok secara rutin penting untuk mencegah kelembapan berlebih yang bisa memicu iritasi dan infeksi.

Penggunaan popok untuk waktu lama tanpa mengganti dengan teratur dapat memicu iritasi seperti ruam popok, alergi, hingga masalah pertumbuhan selain dari ISK.

“Ruam popok dapat timbul sebagai hasil dari iritasi pada kulit dikarenakan kelembaban ekstra. Hal ini mungkin dipicu oleh infeksi, alergi, atau jamur. Penggunaan tisu basah yang memiliki wewangian, metode pembersihan yang tak optimal, atau penggunaan popok yang tidak sesuai untuk jenis kulit bayi pun bisa memperparah situasi,” ungkap Dr. Dian.

Seorang peserta acara bernama Tari Widyawati, yang berasal dari Sidoarjo, menyatakan bahwa dia hanya benar-benar mulai memahami betapa pentingnya mengganti popok secara teratur setelah ia mendengarkan paparan dokter tersebut.

“Saya rasa popok dapat tetap digunakan asalkan belum terisi penuh atau kurang dari empat jam. Namun, ternyata sebaiknya diganti setiap tiga jam,” katanya.

Meski menyadari biaya pembelian popok yang tidak sedikit, Tari menyatakan siap menyesuaikan demi kesehatan anaknya. “Saya biasanya lihat kondisi dulu, kalau sudah lembap meskipun belum penuh ya saya ganti. Kalau malam kadang pakai popok, kadang tidak. Tapi yang pasti setiap ganti, saya bersihkan dengan air, tidak pakai tisu,” imbuhnya.

Penggunaan popok memang praktis, namun orang tua perlu lebih cermat dalam memperhatikan frekuensi penggantian dan kebersihan bayi.

Rutinitas sederhana ini penting untuk mencegah risiko kesehatan yang serius, termasuk infeksi saluran kemih dan ruam popok.

Peroleh berita lebih lanjut melalui Google News dengan mengklik tautan tersebut:
Tribun Jatim Timur

Gabung ke grup WhatsApp, ketuk:
Tribun Jatim Timur


(Nur Ika/TribunJatimTimur.com)

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *