.CO.ID – JAKARTA.
Stok beras nasional mencapai rekord tertinggi dengan jumlah 4.001.059 ton.
Dengan peningkatan persediaan beras di dalam negeri, pemerintah saat ini telah mengambil keputusan untuk membuka jalur ekspor beras ke negara-negara sekitar.
Ini merupakan rencana pengiriman beras ke luar negeri yang pertama kali setelah 40 tahun tanpa adanya ekspor serupa.
Indonesia berencana mengirimkan ekspor beras senilai 2.000 ton setiap bulannya atau totalnya mencapai 24.000 ton pertahun menuju Malaysia. Penyaluran beras ini akan dimulai dari wilayah Kalimantan Barat.
“Kami berencana untuk mengekspor sebanyak 2 ribu ton, dan pengirimannya akan dilakukan dari daerah terdekat ke Malaysia, yakni dari Kalimantan Barat,” kata Amran saat menghadiri perayaan pencapaian 4 juta ton stok beras pemerintah (CBP) di Jakarta pada hari Jumat, tanggal 30 Mei.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebutkan bahwa ekspor beras tersebut berlangsung dalam bentuk bisnis ke bisnis.
Menurut Amran, beras tersebut tidak harus hanya berasal dari wilayah Kalimantan Barat. Bila ada perusahaan lain di dekat Malaysia, mereka dapat mengirimkan hasil panen langsung ke negara tetangga itu.
Mengenai waktu ekspor itu akan dimulai, Amran serahkan sepenuhnya pada para pelaku usaha yang terkait.
Amran juga memberikan kebebasan kepada para pengusaha untuk mengekspor berbagai jenis beras, termasuk yang berkualitas medium maupun premium.
Di luar Malaysia, Amran juga mengatakan bahwa Indonesia bersedia mengekspor beras kepada negara-negara anggota ASEAN lainnya yang memerlukannya.
Waketu Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono sempat mengungkapkan bahwa telah terjalin komunikasi dengan pihak pengusaha di Malaysia.
Mereka mengungkapkan bahwa kebutuhan beras adalah sekitar 2.000 ton setiap bulannya, dan kuantitas tersebut akan diadjust berdasarkan kapasitas penyediaan yang dapat diberikan oleh Indonesia.
Sesuai yang telah disebutkan, Indonesia sempat mengirimkan beras ke luar negeri pada tahun 1985 dengan kuantitas sebesar 106.000 ton, serta meningkat menjadi 231.000 ton di tahun berikutnya yaitu 1986. Pada tahun setelah itu, tepatnya pada tahun 1987, ekspor beras mencapai puncaknya dengan volume pengiriman hingga 231.000 ton.
Selanjutnya, Indonesia malah berubah menjadi negara pengimpor beras karena hasil pertanian domestik kurang memadai.
Saat ini eksportasi telah dibuka bersamaan dengan kelimpahan persediaan beras lokal. Tercatat pula bahwa cadangan beras nasional yang disimpan di gudang Bulog mencapai rekor tertinggi yaitu 4.001.059 ton.
Ukuran persediaan ini sesuai dengan peningkatan permintaan padi yang tinggi oleh Perum Bulog. Sampai akhir Mei 2025, Bulog sudah mengambil alih lebih dari 2,4 juta ton beras dalam negeri.
Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian (Kementan), jumlah tersebut mengalami peningkatan lebih dari 400% jika dibandingkan dengan rata-rata penyerapan selama lima tahun terakhir pada saat yang sama, yaitu sekitar 1,2 juta ton.