- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
construction, government, infrastructure, news, politicsconstruction, government, infrastructure, news, politics - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
37
KABAR WONOSOBO
– Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Syaifullah Yusuf, melaksanakan upacara penempatan batu pertama untuk konstruksi Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Yasyfina di Wonosobo pada hari Minggu, tanggal 1 Juni 2025.
Pembangunan RSNU Wonosobo yang berlokasi di Jalan Raya Sawangan Selokromo Leksono tersebut turut disertai oleh Wagub Jawa Tengah Taj Yasin, bersama dengan Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat, Wakil Bupati Amir Husein, Rois Syuriyah PCNU KH Abdul Chalim Alh, dan para anggota pengurus Tanfidziyah PCNU, organisasi wanita NU, serta Majelis Wilayah Nahdlatul Ulama dari seluruh Wonosobo.
Sebelum Syaifullah selaku Menteri Sosial RI melakukan penanaman batu pertama, sejumlah kiai dari jajaran Musyatar dan Syuriyah PCNU Wonosobo memimpin doa bersama.
Pembentukan batu pertama dijalankan oleh KH Abdul Chalim, Alh, kemudian diikuti oleh Menteri Sosial Republik Indonesia, Syaifullah Yusuf, Ketua Tanfidziyah PCNU Wonosobo KH Abdurrahman Effendy, Bupati Afif Nurhidayat, serta Wakil Bupati Amir Husein.
Syaifullah Yusuf, Sekretaris Jenderal PBNU, memberi dukungan kuat terhadap ide dari anggota PCNU di Wonosobo yang ingin mendirikan sebuah rumah sakit swasta. Ia mendoakan agar proses membangun rumah sakit tersebut bisa dilanjutkan lebih jauh dan bukannya berakhir setelah upacara perayaan awal pembangunan RSNU saja.
“Sesudah penempatan batu pertama, jangan berakhir disitu saja. Namun lanjutkan hingga RSNU betul-betul rampung dan kokoh berdiri. Saya malu apabila proyek pembangunan RSNU stagnan setelah prosesi letakkan batu pertamanya selesai. Pengelolaan uang pun perlu dijalankan dengan cara yang terbuka,” tandasnya.
Oleh karena itu, Gus Ipul—sapaannya yang dekat dengan masyarakat—mengharapkan agar pemerintah daerah turut serta dalam mendukung usaha tersebut. Tim Pengurus PCNU, MWCNU, cabang ranting di Wonosobo beserta Badan Otonomi Nahdlatul Ulama (Banom NU) pada setiap jenjang pun memberikan bantuan mereka. Pembangunan Rumah Sakit NU ini tidak akan dapat rampas tepat waktu tanpa dukungan dari segala elemen terkait.
“Pemilik ilmu dapat berbagi ilmu, pemilik ide dapat mendukung dengan pemikirannya, serta mereka yang mampu dapat membantu secara fisik. Kita semua perlu bekerja sama erat. Rumah sakit ini dimiliki oleh warga NU tetapi manfaatnya tidak akan terbatas pada pasien dari organisasi tersebut saja. Justru seluruh masyarakat seharusnya diberikan pelayanan,” katanya.
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat pun menegaskan kesediaannya dalam mendukung pembiayaan guna membangun RSNU. Mereka memberikan penghargaan atas usaha PCNU yang berfokus pada pembentukan infrastruktur kesehatan tersebut. Rumah Sakit NU di masa depan pasti akan menjadi aset besar bagi pemerintahan dalam rangka meningkatkan tingkat kesejahteraan warganya secara medis.
“Saat ini memang telah tersedia RSUD KRT Seotjonegoro sebagai fasilitas pemerintahan. Terdapat juga RSI, RSIA Adina serta RS PKU Muhammadiyah. Akan tetapi, tampaknya jumlah rumah sakit tersebut masih kurang untuk menjamin layanan kesehatan bagi publik. Oleh karena itu, RSNU dapat mengisi kekurangan dari rumah sakit-rumah sakit lain yang sudah beroperasi sebelumnya,” jelasnya.
Pada saat bersamaan, Ketua Tanfidziyah PCNU Wonosobo KH Abdurrahman Effendy, mengabarkan bahwa RSNU yang direncanakan akan menduduki area seluas kira-kira 3 ribu meter persegi. Proyek ini diharapkan dapat rampung dalam jangka waktu tiga tahun. Biaya total yang diperlukan untuk proyek tersebut melebihi angka Rp 70,5 miliar.
“Sesudah ini kita langsung saja mengumpulkan dana. Di samping meminta alokasi anggaran dari pemerintah pusat maupun daerah, masyarakat NU di Wonosobo dimohon agar memberikan kontribusi signifikan dalam proses penghimpunan dana guna mendirikan RSNU. Sebab adanya RSNU telah menjadi harapan bagi masyarakat NU selama bertahun-tahun,” tegasnya.