- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
books, everyday life tips and hacks, health, health advice, product reviewsbooks, everyday life tips and hacks, health, health advice, product reviews - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
8
Penulis: Dina Amalia
Sumber: Pengalaman Sendiri — Kumpulan Pribadi
Special Request dari: Ibu
Ragu Theodolfi
Memiliki perpustakaan dengan jumlah ratusan hingga ribuan buku tentu menyenangkan, tetapi tak dapat disangkal bahwa tidak semuanya dikelola dengan baik. Ini adalah masalah umum bagi para kolektor maupun pecintaku buku. Buku-buku tersebut entah telah dibaca namun hanya ditata untuk pajangan, atau bahkan belum sempat dibuka dan dilempar asal-asalan, sehingga berpotensi menimbulkan kelembaban serta rayap.
Masalah ini mungkin umum dialami oleh para kolektor atau pecinta buku, khususnya soal masalah noda kuning pada fisik buku. Sementara itu, meskipun rajin membeli buku, banyak orang jarang peduli dalam merawat mereka; cenderung lebih suka membeli daripada menjaga kondisinya.
Lawan utama dari buku-buku yang kerap saya jumpai adalah noda kuning, kelembaban, serta rayap. Sudah pasti ketiga hal tersebut pernah saya hadapi, termasuk saat menghadapi lebih dari satu buku dalam waktu bersamaan.
Jika ada noda kuning? Buku tersebut masih dapat dipakai namun tampilannya menjadi kurang menyenangkan, khususnya jika nodanya merata di seluruh halaman. Jika basah atau lembab? Kadang sulit untuk dibuka sehingga perlu diketawai, kadang meskipun masih bisa digunakan tapi akan mengembung dan melengkung. Akhirnya, Anda mungkin tidak betah menggunakan buku seperti ini, kecuali jika buku itu adalah favoritmu dan jarang ditemukan, maka kamu cenderung menyimpannya.
Bagaimana dengan kerusakan akibat serangan rayap? Biasanya buku tersebut lebih baik didiskard karena kondisi fisiknya telah berubah secara drastis dan mengejutkan, terlebih lagi bagi kolektor buku yang memiliki ketidaksukuan pada lubang-lubang acak; mereka tentu sangat peka terhadap penampakan buku rusak oleh hama semacam itu.
Berikut tiga masalah yang kurasakan dalam pengumpulan buku. Di luar hal tersebut, tantangan terbesar dan paling serius adalah munculnya tempat perkembangbiakannya bakteri serta menjadi sumber penyakit.
Selanjutnya, apabila buku-buku itu diletakkan di area terbuka, tidak hanya bisa merusak buku lain (sehingga menyebabkan kerugian bersama), tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan kita karena secara otomatis akan menghirup udara yang tercemar oleh patogen.
Akhirnya, saya berusaha melakukan analisis guna mempelajari metode mana yang paling efektif dalam menangani ketiga masalah itu, minimal bisa diatasi secara bertahap.
8 Metode Saya Untuk Menjaga Buku, Efektif Menghindari Kelembaban Dan Kutu
Mulai tahun 2019, saya mengelompokkan dua cara menyimpan dan merawat buku menjadi rak terbuka serta area tertutup seperti di bawah ini:
(Versi 1) Bila Disimpan pada Rak Tercadang
1. Jauhi Pengunaan Lemari dari Bahan Dasar Kayu
Untuk perawatan buku, tidak cukup hanya memperhatikan kondisinya saja, tetapi juga tempat penyimpanannya yang mendukungnya. Mulailah dengan mengamati campuran material rak. Terdapat dua jenis bahan utama yang biasa digunakan kolektor dalam menyusun buku, yaitu rak dari kayu dan rak besi.
Masih ingin tetap memakai rak buku dari kayu? Untuk koleksi buku biasa, lebih baik gunakan kayu keras seperti mahoni atau jati. Kayu-kayu ini tidak hanya menawarkan kekuatan penopang yang bagus, namun juga tahan terhadap serangan jamur, rayap, serta fluktuasi suhu. Jika Anda mengincar pilihan lain selain kedua jenis itu, sebaiknya pertimbangkan dengan hati-hati dan hindari jika dirasa kurang tepat.
Tidak hanya kayu? Anda juga bisa menggunakan bahan dasar plat besi! Rak yang saya pilih untuk menampilkan koleksi buku adalah rak terbuat dari plat besi berkualitas tinggi dengan penyelesaian matte. Dari tahun 2019 sampai sekarang, rak ini tetap kokoh dan tidak mengalami korosi sama sekali.
2. Letakkan Lemari Agar Berjarak dari Dinding
Walaupun keadaan kamar tampak baik-baik saja dan tidak lembab, tetap berilah sedikit celah di antara rak buku dengan dinding (jangan menyentuh langsung). Paling kurang berikan jarak sekitar 15-20 sentimeter agar dinding masih bisa bernafas dan rak bebas dari kerusakan akibat jamur atau pembusukan.
Pernah suatu waktu dinding tampak normal namun setelah dipasangi rak buku, akhirnya mulai berjamur karena kelembaban. Ini mengakibatkan kerusakan pada rak serta bukunya yang turut basah, melengkung, dan hancur.
3. Atur Setiap Buku dengan Menambahkan Ruang Antar Mereka
Mengatur buku biasanya dilakukan dalam dua cara yaitu secara horisontal atau vertikal. Ketika mengurutkannya secara horisontal, pastikan untuk memberi ruang antara satu tumpukan buku dengan tumpukan lainnya. Sedangkan jika menggunakan posisi vertikal, letakkan buku tanpa meletakkannya di atas tumpukan tersebut (jangan ditaruh layaknya saat pengaturan secara horisontal), cukup biarkan mereka pada tempat semesternya. Tujuan kedua metode ini adalah supaya buku dapat tetap aman dari lembab dan kerusakan.
Setelah menata bukunya, usahakan untuk memposisikan buku di bagian tengah rak dan menjaganya agar tidak terlalu mendekati dinding. Hal ini bertujuan untuk melindungi buku dari kelembaban atau kerusakan akibat tembok yang rapuh.
4. Sangat Efektif! Pakai Plastik (di sisi rak dan buku)
Bukan tentang cover! Metode terbaik serta yang sering saya tinjau adalah dengan menggunakan plastik, entah itu untuk buku atau rak. Plastik tersebut tidak dimaksudkan hanya untuk satu kali gunakan saja, tetapi akan dilanjutkan hingga buku dibuka kembali atau dipindahkan.
(Tentu, sedikit tantangannya untuk melakukannya, tapi karena itu adalah benda favoritku, aku akan melakukan apapun — agar tetap aman dan dapat dipergunakan selama mungkin).
Kemas buku-buku yang sedang tidak digunakan menggunakan plastik.
Bukan sampulnya, tetapi bagian dalam buku dilapisi dengan plastik. Jenis plastik yang saya pakai adalah jenis plastik kiloan atau PE (berat 2 kg dan 3 kg). Alasannya menggunakan plastik ini karena lebih tebal dan kurang beresiko sobek dibandingkan dengan plastik OPP.
Saya telah membuktikan poin ini sejak tahun 2019, hasilnya adalah buku berhasil dijaga agar bebas dari serangan rayap serta tetap putih tanpa noda kuning. Syarat utamanya adalah pada proses pengemasannya; pastikan bahwa buku tertutup erat menggunakan plastik dan tidak boleh ada celah atau lubang yang memungkinkan udara bervolume apapun untuk masuk. Jika udara bisa menembus, hal itu dapat menyebabkan buku menjadi kuning lebih cepat. Anda bisa mencoba melilit ujung kantong plastik tersebut dengan perban plester sebagai metode penutup tambahan.
Untuk mengurangi penggunaan plastik, umumnya saya membungkus beberapa buku secara bersamaan (dengan memilih ukuran yang seragam). Saya juga menyeleksi buku-buku tersebut berdasarkan frekuensi bacaannya; jika belum dipakai untuk sementara dan kemungkinan akan terus digunakan, buku itu tetap ditaruh di rak atau dimasukkan ke dalam kotak penyimpanan.
Jika cuma untuk penutup? Menurut saya itu tak mencukupi karena hanya menjaga sisi depan dan belakang bukunya saja. Sementara itu, noda kuning yang umumnya muncul di awal, cenderung menyebar lewat pinggir buku dan bakal berkembang hingga ke balik tutup serta setiap halamannya.
Kekurangan metode ini adalah hilangnya elemen keindahan visual. Akan tetapi, hal tersebut dapat diatasi dengan merangkai beberapa buku berukuran sama menjadi satu kesatuan sehingga tampilannya masih menarik. Meski demikian, proses pengemasannya cukup rumit, terutama jika Anda memiliki koleksi ratusan hingga ribuan buku. Saya telah membuktikan efektivitas teknik ini sejak tahun 2019 dan kondisi buku-buku saya selalu aman serta terawat.
Pasang plastik di sisi rak yang berada dekat dinding.
Apabila rak buku mengalami kerugian tanpa batas pada bagian yang menempel di dinding, sebaiknya gunakan plastik besar untuk melapisi sisi rak yang berdekatan dengan tembok.
Saat menyimpan buku, saya juga menerapkan metode serupa untuk menjaga mereka agar tidak basah karena lembab dinding. Untuk itu, saya gunakan plastik hitam tebal yang umumnya dipakai sebagai kantong sampah atau plastik karung. Potongan tersebut kemudian disematkan di satu sisi rak yang berdekatan dengan dinding. Dengan demikian, masalah kelembaban tak perlu dirisaukan lagi; bukunya tetap aman. Perlu diketahui bahwa penggunaan plastik ini bersifat jangka panjang—dapat bertahan hingga beberapa tahun dalam proses penyimpanannya.*
5. Bersihkan Rak dan Buku dengan Teratur
Kalau enggan menggunakan plastik? Harus rajin menyuci rak dan bukunya!
Buku-buku yang tersusun rapi di atas rak pasti akan tertutup debu, meskipun kamar tersebut sangat bersih. Rutinitas harian saya bagi buku-buku yang belum dilindungi dengan plastik adalah membersihkan rak serta bukunya seminggu satu kali.
Selagi menata, selagi memeriksa kondisi buku serta rak — apakah semuanya sudah aman? Alat-alat yang umumnya saya pakai meliputi kain pel, tisu kering, air murni, dan pembersih jendela.
(Edisi 2) Simpan Sebagian di Lokasi Bersegel
Banyak orang merekomendasikan agar meletakkan buku di tempat yang terbuka agar buku dapat memperoleh aliran udara yang baik.
Tetapi, sesudah saya teliti di antara kumpulan buku saya, ternyata jika buku diposisikan di area terbuka malahan lebih mudah mengalami noda tumbuhan hijau tersebut. Kecuali apabila kita sungguh-sungguh rajin untuk memperbersihnya. Terdapat 3 metode yang telah saya gunakan dalam wadah simpanan buku tertutup:.
6. (Untuk menghindari debu) – Pakai Kotak Penyimpanan Plastik
Buku-buku yang tidak saya pajang (biasanya juga lebih disayang) diletakkan dalam kotak penyimpanan dari bahan plastik tertutup sepenuhnya dan diatur dengan mengumpulkannya satu sama lain — tanpa perlunya penggunaan kantong plastik ekstra, sehingga mereka tidak akan terkena debu.
Lokasi penyimpanan ini jauh lebih efisien dan kapasitasnya besar, apalagi dapat diatur susunannya. Meskipun diposisikan dekat dengan furnitur yang terbuat dari kayu, tetap saja aman atau kurang berisiko terserang masalah umum; seperti kelembaban dan serangan rayap.
7. (Apabila masih ingin buku mengalami sirkulasi udara) – Pakai Keranjang Bertotol
Meskipun demikian, apabila Anda yakin bahwa buku-buku perlu tetap mendapat aliran udara, gunakanlah rak dengan lubang. Rak ini memudahkan penyimpanan yang lebih besar dan efisien, namun risiko serangan debu serta rayapnya masih ada.
Saya pula menggunakannya, tetapi saya pisahkan dari bahan-bahan terkait perabot kayu dan menyimpannya dengan aman di gudang khusus untuk penyimpanan.
8. Jangan Meletakkan Buku Secara Langsung di Lantai
Akhirnya, apakah itu melalui penempatan buku secara langsung atau dengan bantuan keranjang yang berlubang, upayakan untuk tidak meletakkannya di lantai. Ini karena bisa menjadi lembap dan cenderung mudah rusak, kemungkinan besar disebabkan oleh suhu rendah maupun aktivitas membersihkan lantai seperti mengepel.
Berikut ini adalah 8 metode perawatan buku yang telah saya gunakan sejak tahun 2019 sampai saat ini. Meskipun masing-masing mempunyai pro dan kontra, tetapi teknik-teknik itu sudah terbukti efektif oleh saya. Dengan demikian, buku-buku aman dari serangan rayap, tidak menjadi rapuh akibat kelembaban, serta cenderung bebas noda kuning.
Barakallah. Mudah-mudahan memberi manfaat! Terima kasih telah membacanya. Semoga senantiasa diberikan kesehatan serta kebahagian ya bagi kamu yang sedang mengikuti tulisan ini.