- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
journalism, news, politics, politics and government, politics and lawjournalism, news, politics, politics and government, politics and law - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
5
Teka-teki tentang posisi Kasmudjo ketika Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi, menempuh pendidikan di Fakultas Kehutanan, Universitas Gajah Mada (UGM) di Yogyakarta, masih tetap tidak jelas sampai sekarang.
Kabar yang berkembang menyatakan bahwa Kasmudjo merupakan dosen pembimbing skripsi Jokowi, tetapi informasi tersebut telah ditolak.
Kasmudjo menyatakan dirinya hanya baru menjadi asisten dosen ketika Jokowi masih menempuh pendidikan tinggi.
Meskipun Jokowi mengaku bahwa Kasmudjo merupakan dosen pembimbing akademiknya, namun dia tidak dianggap sebagai pembimbing skripsinya.
Temuan baru menunjukkan bahwa Kasmudjo telah berstatus sebagai dosen tetap ketika Jokowi masih menjadi mahasiswa.
Ini disampaikan oleh ahli sejarah dari Universitas Leiden Belanda, Suryadi, seperti yang dilaporkan dalam video YouTube Hersubeno Point pada hari Jumat, 30 Mei 2025.
Menurut Suryadi, gelar dosen tetap telah dimiliki Kasmudjo sejak tahun 1976, yaituempat tahun lebih awal sebelum Jokowi bergabung dengan Fakultas Kehutanan UGM.
Diketahui bahwa Jokowi memulai studinya di Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1980 dan berhasil menyelesaikan pendidikannya dalam waktu lima tahun.
“Pada tahun 1976, Bapak Kasmudjo telah ditetapkan sebagai dosen tetap di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada,” demikian ujarnya seperti yang dilansir dari channel YouTube Hersubeno Point, Jumat (30/5/2025).
Dalam videonya, Suryadi menyebarkan daftar pengajar tetap di Fakultas Kehutanan UGM untuk periode 1976 hingga 1980.
Dalam presentasi di slide itu, terungkap bahwa gelar milik Kasmudjo adalah Bachelor of Science (B.Sc.).
Pada sementara waktu, Suryadi merujuk pada daftar yang diambil dari buku dengan judul “Jejak Langkah Fakultas Kehutanan UGM Mencerdaskan Bangsa”, karangan Moch. Sambas Sabarnurdin.
Sebaliknya, menurut situs resmi UGM, Sambas Sabarnurdin dicatat sebagai dosen untuk mata pelajaran Silvikultur Intensif dan Agroforestri.
Dia pun telah ditetapkan sebagai Professor di Fakultas Kehutanan UGM sejak tahun 2008.
Mengingat penemuannya itu, Suryadi kemudian menantang alasan Kasmudjo yang menyatakan dirinya adalah asisten dosen ketika Jokowi sedang menempuh pendidikan di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).
“Menurut pendapat saya, ini sebaiknya ditanya lagi kenapa Pak Kasmudho kelihatan agak tidak konsisten dalam pengakuannya,” ungkap Suryadi.
Kasmudjo Ngaku Asisten Dosen
Sebelumnya, Kasmudjo menyatakan dirinya bekerja sebagai asisten dosen di Fakultas Kehutanan UGM ketika Jokowi menempuh pendidikan dari tahun 1980 hingga 1985.
Saat diwawancara sejumlah media seusai dikunjungi Jokowi di rumahnya, Sleman, Jogjakarta pada Selasa (14/5/2025) Kasmudjo juga membantah sebagai dosen pembimbing skripsi Jokowi.
Dia mengatakan bahwa pembimbing skripsinya untuk Joko Widodo adalah Profesor Sumitro.
“Terkait dengan kelulusan, saya sungguh enggan berbicara lebih jauh. Sebab, saya bukanlah orang yang memberikan bimbingan ataupun memiliki pengetahuan mendalam tentang hal tersebut. Seluruh proses serta sang pembimbing adalah Profesor Sumitro, asisten beliaulah yang bertanggung jawab atas pengujian,” terangnya.
Ir. Kasmudjo menyatakan bahwa ia belum pernah melihat ijasah Joko Widodo sebelumnya.
“Saya benar-benar tidak mengerti tentang hal tersebut berkaitan dengan ijazah, dan sampai sekarang saya belum pernah melihat bentuk dari ijazahnya. Jadi, bagaimana mungkin saya bisa bercerita?” katanya.
Ir. Kasmudjo menyebutkan bahwa Joko Widodo mendaftar ke Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1980.
Joko Widodo setelah itu berhasil lulus di tahun 1985.
“Jadi begininya, dia mulai kuliah di tahun ’80 dan lulus pada tahun ’85. Sedangkan saya baru masuk tahun ’83 sehingga saat dia akan lulus, saya masih kelas III B. Apabila berkaitan dengan dosen pengajar, mereka hanya bisa menjadi asisten atau pembantu dosen saja. Artinya jika diminta untuk mengajar, mereka tidak boleh melakukannya seorang diri,” terangnya.
Saat menjabat sebagai asisten dosen, Kasmudjo membantu sejumlah dosen lainnya.
Oleh karena itu, tujuannya sebagai asisten adalah untuk berlatih.
Kasmudjo mengatakan bahwa saat Joko Widodo sedang belajar di Fakultas Kehutanan UGM, ia masih bertugas sebagai asisten dosen.
“Bila selama Pak Jokowi belajar, hal tersebut terjadi karena saya menemani dan mengikutinya. Saya tak diizinkan untuk menyusun atau memberikan materi sendiri,” katanya.
Menurut Kasmudjo, ketika ia mengajarkan di UGM, dia telah berada dalam kelompok IIID atau IVA.
“Bisa jadi alasannya adalah posisi saya sebagai kepala laboratorium yang berfokus pada bahan bukan kayu serta marmer, tempat di mana saya memberikan pengajaran. Bahan bukan kayu merujuk kepada hasil hutan lainnya kecuali kayu dan marmer,” ungkapnya.
Keterangan Wakil Dekan Fakultas Kehutanan UGM
Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta mengkonfirmasi bahwa Kasmudjo merupakan dosen pembimbing akademis Jokowi.
“Betul itu (Ir. Kasmudjo, pembimbing akademik Joko Widodo ketika masa studi), ” ungkap Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta saat diwawancara pada hari Sabtu, 17 Mei 2025.
Kasmudjo memulai tanggung jawabnya sebagai asisten ahli di Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1977 menurut Sigit.
Saat menjabat sebagai asisten ahli, Kasmudjo mengajar dengan keterbatasan atau dalam pengawasan.
“Dengan batasan atau dibawah pengawasan sejak tahun 1977. Pada saat itu beliau menjabat sebagai asisten ahli,” jelasnya.
Asisten Ahli senior Sigit adalah posisi awal dalam jalur perkembangan kariernya sebagai dosen di institusi pendidikan tinggi.
“(Asisten Ahli) merupakan gelar pertama yang didapatkan oleh seorang dosen setelah menjadi CPNS dan memenuhi kriteria,” jelasnya.
Ketika Joko Widodo sedang belajar di Fakultas Kehutanan UGM, Kasmudjo bertindak sebagai pembimbing akademik bagi mahasiswanya.
Joko Widodo termasuk salah satu dari sejumlah mahasiswa yang dididik langsung oleh Kasmudjo.
“Bapak Kasmudjo (Pak Kas) memulai bimbingan akademis Bapak Jokowi, entah itu sejak awal perkuliahan atau di pertengahan studinya, tetapi hal tersebut masih perlu dikonfirmasi lagi oleh saya,” jelasnya.
Sigit mengatakan bahwa hanya ada bimbingan akademik yang diberikan oleh Kasmudjo terkait dengan penulisan skripsi mahasiswa tersebut.
“Itu hanya bimbingan akademik,” katanya.
Dalam resume karir yang disampaikan Sigit Sunarta, Ir. Kasmudyo ditulis memiliki posisi fungsional sebagai Lektor Kepala.
Selanjutnya menjabat secara struktural sebagai Kepala Laboratorium Hasil Hutan Bukan Kayu pada Fakultas Kehutanan.
Satuan kerja di Fakultas Kehutanan UGM yang berstatus sebagai dosen dengan tingkatan jabatan Pembina Utama Muda.
Ir. Kasmudjo pensiun pada tanggal 1 Desember 2014.
Beberapa bagian dari artikel ini sudah pernah ditampilkan di Tribunnews.com dengan judul tersebut.
Temuan Kasmudjo bukanlah asisten dosen ketika Jokowi menghadiri kuliah di UGM, melainkan telah menjadi dosen tetap sejak tahun 1976.
>>>Perbarui berita terbaru di Google Berita