- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
anxiety, depression, health, mental health, newsanxiety, depression, health, mental health, news - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
5
JAKARTA –
Tingkat tekanan pekerjaan yang tinggi sering kali menjadi penyebab utama stres, dan apabila tidak diatasi secara tepat, dapat berubah menjadi masalah kesehatan jiwa parah semisal depresi.
Phenomenon ini semakin menarik perhatian, apalagi setelah kabarnya meninggalnya salah satu asisten manajer Bank Indonesia yang dituduh menghadapi beban tekanan besar dalam lingkungannya bekerja menjadi viral.
Walaupun penyebab sebenarnya masih dalam investigasi, kasus ini mengulang kali menekankan kebutuhan akan fokus pada kesehatan mental di lingkungan pekerjaan.
Psikolog Ratih Zulhaqqi dari Universitas Indonesia mengatakan tegas bahwa beban pekerjaan sendiri belum tentu langsung menciptakan kondisi depresi. Akan tetapi, stres terus-menerus yang tak diatasi dengan baik bisa jadi merupakan penyumbang signifikan dalam meningkatnya risiko tersebut.
“Pastinya setiap orang pernah merasakan stres, terutama di tempat kerja yang kini penuh dengan tantangan dan persaingan ketat. Namun, depresi merupakan suatu kondisi mental yang berlainan dan lebih parah. Orang yang menderita depresi umumnya telah kehilangan kapabilitas mereka dalam menangani tekanannya,” ungkap Ratih saat ditemui oleh ANTARA di Jakarta, Jumat.
Dia menyebutkan bahwa mengelola stres dengan efektif dan memiliki mekanisme coping positif merupakan faktor penting dalam bertahan di tempat kerja yang mempunyai tingkat tekanan tinggi. Berikut beberapa pendekatan yang bisa dipertimbangkan:
-
Regulasi emosi
-
Latihan pernapasan dan mindfulness
-
Menyesuaikan cara berpikir tentang keadaan yang kurang baik
-
Mengatur kesetimbangan di antara tuntutan karier dan kebutuhan hidup pribadi
Ratih juga menyoroti pentingnya
dukungan sosial yang empatik
, bukan sekadar basa-basi.
“Frases ‘tetap semangat’ terkadang tidak memberikan bantuan dan bahkan dapat mengurangi perasaannya. Sebaiknya Anda berkata, ‘saya tidak tahu apa yang Anda hadapi, tetapi saya siap jika Anda membutuhkanku’. Hal tersebut memiliki arti yang lebih dalam,” katanya.
Dia menggarisbawahi bahwa bila seseorang mulai kehilangan semangat, menghadapi masalah dalam tidur, menjauh dari interaksi sosial, dan merasa tak mampu untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari, itu semua dapat jadi merupakan indikator adanya suatu permasalahan.
tanda awal depresi
.
“Begitu terjadi hal tersebut, sangat dianjurkan untuk meminta bantuan ahli profesional. Mengunjungi psikolog atau psikiater tidak menandakan ketidakmampuan atau gangguan mental, justru itu merupakan tindakan pemberani,” tandas Ratih.
Kesehatan mental tidak lagi boleh dipandang remeh. Dalam era kebutuhan pekerjaan zaman now, baik organisasi maupun pribadi harus mengutamakan aspek ini.
Tindakan-tindakan seperti membuka forum dialog, menyediakan jasa konseling, dan membangun lingkungan kerja yang mendukung dapat menjadi langkah nyata dalam pencegahan krisis kejiwaan di tempat kerja. ***