Keluarga Setuju Autopsi, Pusat Korsa Hindenesia Siap Bantuk Pulangkan Jenazah Widiantari


Keluarga Menyetujuhi Tindakan Autopsi Jasad Widiantari, Puskor Hindenesia Mendorong Upaya Pengiriman Jenazah Ni Kadek Arieke


, JEMBRANA

Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Jembrana meresahkan kunjungan ke tempat tinggal dukanya yang bernama Ni Putu Dari Widiantari (37), pada hari Rabu tanggal 28 Mei 2025. Lokasi tersebut berada di Banjar Munduk Anggrek Kaja, wilayah Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana.

Di samping mengungkapkan duka cita, kami pun berharap mendapatkan izin untuk melakukan otopsi pada jasad Tenaga Kerja Migran Indonesia (TKMI) itu.

“Kemarin, suami dari seorang pekerja migran Indonesia yang telah meninggal di Kazakhstan sudah menyetujui secara tertulis untuk melakukan autopsi pada jenazah istrinya,” ujar kepala bidang penempatan, pelatihan, produktivitas, dan transmigrasi dari dinas tenaga kerja dan perindustrian kabupaten Jembrana, I Putu Agus Arimbawa ketika dimintai konfirmasi, Kamis (29/5/2025).

Disebutkan bahwa kesepakatan itu bertujuan untuk memberikan arahan kepada pihak kepolisian yang berhak di Kazakhstan.

Agus meneruskan, secara keseluruhan, anggota keluarga mengalami dampak yang besar akibat hilangnya Widiantari, khususnya sang suami, I Nyoman Widiarsa (55), dan kedua anak perempuannya.

Meskipun demikian, mereka menerima dengan ikhlas keberangkatan istrinya secara permanen. Direncanakan bahwa keluarga akan menyelenggarakan upacara ngaben bagi almarhumah Widiantari di desa asalnya.

“Keluarga menginginkan agar jenazah dapat dikembalikan dengan cepat,” katanya.

Menurutnya, saat ini Pemerintah Kabupaten Jembrana sudah membangun komunikasi dengan pihak di Kazakhstan.

Pihak tersebut sudah mampir ke lokasi dimana almarhumah bekerja untuk melaksanakan sesuatu tugas atau aktivitas.
clearance
Mengatasi situasi yang menyebabkan kematian Widiantari dan menangani berkas untuk pengembalian jenasah.

Biaya untuk membawa kembali jenasah sedang ditangani oleh perusahaan karena masih memerlukan beberapa tahap lagi dalam prosesnya.

” Kami mengundang serta meminta dukungan dari seluruh warga untuk berdoa agar segala tahapan dapat berjalan lancar dan almarhumah cepat dapat dikembalikan ke Bali,” katanya dengan penuh harap.

Seperti dikenal luas, Widiantari telah menghembuskan nafas terakhirnya di Kazakhstan pada hari Selasa (26/5/2025).

Dia adalah seorang pekerja migran yang melakukan pemberangkatan sesuai prosedur melalui saluran resmi tetapi tidak menggunakan jasa agen dan telah menandatangi kontrak langsung dengan perusahaan.

Widiantari yang pergi ke Grand Thai Spa, kota Aktau, Kazakhstan pada tahun 2024 mengalami serangan strok pertamanya tanggal 21 Mei 2025 kemarin saat dia masih bekerja disana.

Meninggal dunia, dia dibawa ke rumah sakit.

Rumah sakit telah mencoba mengontak keluarga guna mendapatkan persetujuan untuk melakukan prosedur bedah. Setelah memperoleh persetujuan tersebut, Widiantari pun dilarikan ke ruang operasi.

Akan tetapi, keadaannya tidak kunjung membaik sejak saat itu. Setelah 5 hari, akhirnya Widiantari dinyatakan meninggal dunia.

Pada saat bersamaan, Puskor Hindunesia telah menjalankan kembali tugas bantuan kemanusian mereka dengan tujuan memobilisasi seluruh komunitas dan penduduk di Bali agar bergotong royong dalam mendukung repatriasi jenasah seorang relawan PMI yang meninggal di Jepang yakni almarhumah Ni Kadek Ari Dwi Riyandini (24 tahun).

Karena, biaya untuk mengembalikan jenazah seorang PMI dari lingkungan Samblong, kelurahan Sangkar Agung, kecamatan/kabupaten Jembrana sangatlah tinggi.

Ida Bagus Ketut Susena, ketua umum dari Puskor Hindunesia, menyatakan bahwa lembaga tersebut berkolaborasi dengan Radhar ASOBI Japan serta Dekorsus Jepang untuk mengumpulkan sumbangan yang bertujuan mendukung upaya pengiriman jenasah pulang ke Bali. Ini merupakan wujud solidaritas dan belas kasihan mereka terhadap sesama manusia.

“Sekarang ini, biaya pengembalian jenasah dari Jepang pulang ke tempat asal mereka sangatlah mahal. Kita mendorong semua relawan dharma untuk bersama-sama menolong Tempat Suci kami,” terang Susena ketika ditanyai pada hari Kamis, 29 Mei 2025.

Dia meminta semua warga Bali untuk berkumpul dalam semangat dharma.

Menolong keluarga orang yang telah meninggal untuk dapat secepatnya melaksanakan upacara ngaben dan pengabenan sesuai dengan tradisi serta kepercayaan mereka.

Donasi atau dukungan dapat dikirim melalui Puskor Hindunesia ke Nomor Rekening 2132-0100-0601-568. Verifikasi donasi dapat dilakukan dengan menghubungi petugas yang bertanggung jawab.

“Bahkan bantuan sedikit pun akan sangat membantu dalam menyelesaikan tugas mulia menghadirkan kembali saudara kami ke pelukan tanah air,” katanya dengan tegas.

Ni Kadek Ari adalah seorang magangan di Jepang yang dilaporkan telah meninggal karena penyakit berkelanjutan pada Minggu (25/5) pagi kemarin.

Pihak terkait beserta keluarga sedang berusaha untuk memproses pengembalian jenazah Ni Kadek Ari.

Bisa jadi akan menghabiskan waktu cukup lama kurang lebih 1 bulan karena orang tersebut merupakan PMI tidak prosedural atau mandiri.

Kelompok pendukung di Jepang pun turut menggelar kegiatan amal.

Memperhatikan bahwa biaya repatriasi jenasah bagi PMI berstatus mandiri bisa mencapai puluhan juta hingga kira-kiraRp130juta.(* )

Berita lainnya di
Pekerja Migran Indonesia

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *