- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
community, faith, faith and religion, news, religioncommunity, faith, faith and religion, news, religion - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
5
– Khutbah Jumat di awal bulan Dzulhijjah memiliki arti khusus bagi para Muslim, terlebih lagi karena periode ini dipenuhi dengan berkah dan peluang untuk menghayati jiwa pengorbanan lewat ritual qurban. Pada pembicaraan kali ini, kami akan menyentuh tentang maknanya serta filosofinya, sambil menjelaskan cara menerapkan esensi pengabdian seperti halnya yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS.
Makna Bulan Dzulhijjah
Bulan Dzulhijjah merupakannya bulan terakhir menurut kalender Hijriyah serta dipandang mulia dalam agama Islam. Bulan ini memiliki beberapa keunikan, seperti penyelenggaraan ibadah haji dan peringatan Hari Raya Idul Adha. Selama periode tersebut, para Muslim global menjalankan ritual qurban sebagai tanda kesediaan mereka mengorbankan sesuatu penting demi mendekati Tuhan Yang Maha Esa. Menurut ayat suci dari kitab suci Al-Quran, Dzulhijjah membawa banyak karunia dan pengampunan; oleh karena itu disarankan agar pemeluk Islam meningkatkan jumlah pekerjaan baik saat waktu ini tiba.
Sembelih Hewan Qurban: Suatu Perbuatan Mengorbankan Dirinya
Ibadah qurban tak hanya semata-mata sebuah budaya, melainkan juga termasuk salah satu rukun agama dengan nilai spiritualitas tinggi. Istilah ‘kurban’ sendiri datang dari akar katanya yaitu “qaruba” yang merujuk pada usaha mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Secara spesifik, ibadah ini mewakili perbuatan memberikan aset materi dan jiwa demi mempererat hubungan dengan pencipta alam. Contoh paling menonjol ialah Nabi Ibrahim AS, dia bersedia menyembelih anak lelakinya, Ismail, sebagai ungkapan kesetiaannya terhadap sang Khalik. Cerita tersebut menjadi pelajaran akan esensi ikhlas serta tulus saat menjalankan ritual keagamaan.
Kebijaksanaan Di Balik Upacara Pengorbanan
-
Menumbuhkan Rasa Syukur
Ibadah qurbani membantu kita untuk terus mensyukuri karunia yang telah diberikan Allah. Melalui pengorbanan sebagian hartanya dalam bentuk qurbani, kita memperlihatkan ucapan terima kasih kita kepada-Nya. Seperti firman-Nya di dalam Al-Quran, “Jadi dirikanlah sembahyang bagi Tuhanku dan_berkorbankan lah_” (QS. Al-Kautsar: 2).
-
Meningkatkan Rasa Kepedulian Sosial
Dengan melaksanakan ritual qurban, kita diperkenalkan pada nilai-nilai berbagi dengan orang lain, khususnya bagi mereka yang memiliki kebutuhan lebih mendesak. Bagiannya daging hasil qurbangan yang diserahkan kepada kaum duafa mencerminkan perhatian kita terhadap sesama manusia. Hal ini merupakan implementasi langsung dari prinsip-prinsip agama Islam yang menekankan persatuan serta empati dalam aspek sosial.
-
Mengikuti Jejak Kenabian Nabi Ibrahim AS
Pengorbanan Nabi Ibrahim AS harus mendorong kita agar senantiasa siap memberi sesuatu penting demi kesetiaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Saat melakukan ritual qurban, hendaklah kita memikirkan niat serta kerelaannya menunaikan tuntunan-Nya. Pengorbanan ini tak sekadar berkait dengan materi saja, namun turut merentasi area pengurbanan waktu, energi, dan pemikiran guna kemajuan bersama.
Meneladani Semangat Pengorbanan
Pada ceramah kali ini, kita diminta untuk memikirkan tentang bagaimana caranya mengambil contoh dari semangat pengabdian dalam keseharian kita. Beberapa metode yang bisa dilaksanakan antara lain sebagai berikut:
-
Meningkatkan Ketakwaan
Iman merupakan persiapan pokok saat menghadapi hidup. Dengan memperkuat iman, kita akan lebih siap untuk berkurban dan menunaikan segala perintah-Nya. Allah mencatat, “Sediakanlah perlengkapan, sebab terbaik dari semua perlengkapan itu adalah ketakwaan” (QS. Al-Baqarah: 197).
-
Berbagi dengan Sesama
Di luar menjalankan ritual qurban, kita pun bisa menyumbang kepada orang lain secara berbeda, misalnya dengan memberi zakat atau mendampingi mereka yang tengah memerlukan bantuan. Hal ini merupakan ragam pengurbann yang amat dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa.
-
Menjaga Niat yang Ikhlas
Ketika melakukan ritual qurbani, sangatlah vital untuk mempertahankan niat kita supaya tetap ikhlas. Mengorbankan sesuatu dengan kejujuran dalam hati akan memberikan ganjaran yang berlimpah kepada Allah. Hendaknya jangan sampai perbuatan ini hanya bertujuan mencari penghargaan dari manusia saja.
Khutbah I
Alhamdulillah yang merupakan Raja dan Penghakim, serta salawat dan selam kepada Muhammad, pemimpin keturunan Adnan, beserta keluarganya, sahabatnya, pengikutnya dari masa ke masa. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah sendiri tanpa partner, Yang Maha Terpuji di luar sifat jasmani, arah, waktu, atau tempat. Dan aku juga bersaksi bahawa tuan kita Muhammad adalah hamba dan utusannya yang memiliki karakter seperti Al-Quran.
Berikut adalah pesan yang dimaksudkan dengan mempertahankan makna dan nada aslinya:
Saudara-saudaraku, ingatlah untuk selalu bertakwa kepada Allah Yang Maha Memberi. Sebagaimana Dia telah menuliskannya dalam Al-Quran: “Dan siapa saja yang bertakwa terhadap Allah niscaya Ia akan menciptakan jalan keluar baginya serta memberikan rezekinya dari arah yang tidak disangka.” Dan barangsiapa yang mengandalkan padaNya, Dialah cukup bagi mereka. Sesungguhnya Allah berkehendak atas segala urusan-Nya; sungguh sudah ditentukan oleh Allah tentang setiap sesuatu.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah,
Tiada hentinya khotib menyerukan kepada semua jemaah agar terus memperkokoh dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Indikator utama dari ketakwaan adalah kapabilitas kita untuk sungguh-sungguh melaksanakan segala perintahNya serta menjauhi apa pun yang dilarang-Nya. Dengan tetap teguh pada jalanan yang ditetapkan Allah SWT tanpa menyimpang ke kanan atau kiri, maka akan membuat kita berada pada posisi sentral dan kokoh, yang niscaya membimbing kita mencapai sasaran yang tepat dan sesungguhnya dalam kehidupan bermasyarakat. Takwa ini jugalah yang disampaikan oleh Allah SWT sebagai modal terbaik bagi hidup kita. Firman Allah:
Dan persiapkanlah diri kamu karena kebaikan dari segala persiapan adalah ketakwaan, dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang memiliki pintu masuk.
Artinya:
Bawa bekallah, sebab sesungguhnya bekal terbaik ialah ketakwaan. Dan bertakwalah kepada-Ku, hai mereka yang memiliki akal waras!
(QS. Al-Baqarah: 197)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Dalam kesempatan ceramah kali ini, khotib mendorong kita semua untuk mempertimbangkan lagi berbagai kenikmatan serta karunia yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa dalam hidup kita. Semua anugerahan tersebut sungguh ada dan disebutkan di dalam Kitab Suci Al-Quran pada Surah Al-Kautsar ayat 1.
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَر
Artinya:
Benar-benar, sungguh Kami sudah berikan kepadamu (Muhammad) banyak kenikmatan.
Kenikmatan yang sudah diberikan tak seharusnya membuat kita terlena sampai melupakan Allah SWT. Justru, kenikmatan tersebut perlu dimanfaatkan sebagai alat untuk semakin mempererat hubungan dengan-Nya lewat ibadah. Lantas, bagaimana caranya agar bisa mendekati Allah? Ayat setelahnya memberikan jawaban yaitu pada ayat ke dua Surah Al-Kautsar:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
Artinya:
Jadi peliharalah sembahyang sebab Tuhanmu serta berkorbankanlah (untuk ibadah dan mempererat hubungan dengan Allah).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Tentu saja dalam versi ini, Allah menginstruksikan kami agar semakin dekat kepada-Nya lewat dua jenis ibadah. Yang pertama adalah salat, yang tentunya telah jadi tanggung jawab serta kebiasaan sehari-hari kami dengan melakukan salat lima kali sehari, tepatnya pada waktu subuh, dzuhur, ashar, maghrib, dan isya. Sedangkan yang kedua adalah qurbani, suatu ritual berbentuk ibadah tahunan yang dapat dipraktekkan secara spesifik saat bulan Dzulhijjah. Di bulan tersebut, Kami diminta oleh Tuhan untuk menyerahkan hewan korban selama perayaan Hajj atau biasanya disebut juga sebagai Idul Adha mulai dari tanggal 10 sampai akhir periode tasyriq, lebih detailnya antara lain tanggal 10, 11, 12, dan 13 di bulan Dzulhijjah.
Dilihat dari aspek bahasanya, kata “kurbans” berasal dari bahasa Arab yaitu qaruba – yaqrubu – qurban yang memiliki makna ‘dekat’. Dalam rangka mendekati Tuhan melalui ritual kurbanan tersebut, kita diwajibkan melakukan persembahan dengan cara merelakan sebagian hartamu untuk membeli ternak kurban kemudian diserahkan ke penerima. Pastikan bahwa tindakan penyembahanmu ini dilakukan secara sungguh-sungguh serta pikiranmu tertuju tepat dalam hal membantu sesama lewat bentuk ibadah ini. Harap hindari situasi dimana usaha kamu menggunakan uangmu sebagai wujud pertaubatan menjadi sia-sia dan menjauhimu dari tujuan utamanya; yakni mendapatkan kedekatan dengan sang pencipta. Lebih-lebih lagi, pastikan agar tidak ada maksud tersembunyi saat sedang melaksanakan prosesi ini supaya enggak membuat hubungan spiritual antara dirimu dan-Nya menjadi lebih jauh akibat niat buruk atau motif-motif selain hanya demi keridhoan-Nya saja.
Pidato Jumat di awal bulan Dzulhijjah kali ini membekali kita dengan pemahaman tentang nilai dari pengorbanan saat melaksanakan ritual qurban. Marilah kita meningkatkan ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, memperbanyak pembagian rezeki dengan orang lain, serta senantiasa menyimpan niat tulus dalam tiap perbuatan yang dilakukan. Mudah-mudahan Allah Subhana wa Ta’ala merima segala ibadah kita dan menjadikannya sebagai diri kita sebagai hamba-hambaNya yang selalu bersedia berkurban untuk kemajuan kaum.
Lanjutan Khutbah Pertama
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Menyembelih hewan kurban sesuai dengan pandangan Imam Malik dan Imam al-Shaifi merupakan suatu amalan sunnah yang sangat ditekankan. Sementara itu, Imam Abu Hanifah menyatakan bahwa ritual pengurbanan ini menjadi kewajiban bagi mereka yang memiliki kemampuan finansial dan tidak sedang melakukan perjalanan jauh. Baginda Rasulullah SAW juga selalu melaksanakannya tanpa terlewat dari awal disyari’atkannya hingga akhir hayatnya.
Sebagai suatu sunnah yang dipraktikkan secara konsisten oleh Nabi Muhammad, ibadah qurban memiliki keistimewaan tertentu seperti dalam hadits Nabi dari Siti Aisyah yang dicatat oleh Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah:
Tidak ada pekerjaan yang dilakukan manusia pada hari nahr yang lebih dicintai Allah daripada pengorbanan hewan. Pengorbanan tersebut akan datang di Hari Kebangkitan dengan tanduknya, bulunya, dan kukunya. Darah itu pun jatuh ke tempat tertentu di sisi Allah sebelum ia jatuh ke tanah. Oleh karena itu, senantiasa merasa gembira dengannya.
Artinya:
Tiada satu pun perbuatan yang dilakukan manusia pada hari Raya Idul Adha yang disuka Allah sebanyak penyembelihan ternak. Sebab ternak tersebut akan tiba pada Hari Kiamat bersama tanduk-tandungnya, bulu-bulu tubuhnya, serta kukunya. Darah binatang ini mencapai hadirat Allah sebelum mengenai bumi. Oleh karena itu, bukalah hati Anda untuk melakukan hal ini.
Keutamaan lain dari ibadah kurban adalah sebuah ibadah yang memiliki dua dimensi, yakni vertikal dan horizontal. Dimensi vertikal artinya ibadah yang ditujukan hanya kepada Allah SWT, sementara dimensi horizontal adalah ibadah sosial berupa berbagi rezeki untuk membahagiakan orang lain. Ketika kita mampu membahagiakan orang lain, maka kita pun akan merasa bahagia dan pada akhirnya kebahagiaan bersama juga akan mudah terwujud sehingga kehidupan di tengah-tengah masyarakat pun akan bahagia dan damai.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Mengingat pentingnya makna serta tujuan dari ibadah qurbani ini, hendaklah kita mencoba memenuhinya agar hubungan kita dengan Allah bisa bertambah erat. Pastilah kita enggan jadi hamba yang tak mensyukuri karunia Tuhan dan kehilangan ampunanNya hanya gara-gara tidak melakukan bersedekhaq qurbani meski sebetulnya kapabel. Ayo kita bergandengan tangan menjadi hamba-hamba pencinta Allah SWT beserta Rosulullah SAW dengan mentaati segala perintah-Nya. Biar nggak sampai terjadi seperti yang diterangkan di Surah Al Kautsar Ayat 3:
اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ
Artinya:
Sebenarnya, mereka yang benci padamu adalah mereka yang telah putus dari Rahmat Allah.
Saya mengucapkan kata-kata ini dan meminta ampun dari Allah untuk saya sendiri dan kalian semua. Maka mintalah pengampunan kepada-Nya, sungguh Dia-lah yang pemaaf dan penyayang.
Khutbah II
Alhamdulillah cukup dan semoga terkabulkan doa-doanya, kami memuji Nabi Muhammad yang telah dipilih Allah SWT., serta keluarganya dan para sahabatnya yang setia. Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah sendiri tanpa partner, juga saya saksikan bahwasannya Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya.
Berikut ini adalah pesan yang disampaikan dengan kata-kata baru:
Saudara-saudaraku Muslim, aku mengajak kalian dan diriku sendiri untuk selalu menjaga takwa kepada Allah Yang Maha Tinggi dan Agung. Ingatlah bahwa Allah telah memerintahkan sesuatu yang sangat penting bagi kita yaitu salat dan shalawat atas Nabi-Nya yang mulia. Sebabnya, Allah dan para malaikat senantiasa berdoa pada nabi tersebut; wahai orang-orang yang percaya, lakukanlah doa dan sholawat padanya secara baik-baik.
Ya Tuhan kami, limpahkan rahmatmu di atas pimpinan kami Muhammad serta keluarganya sebagaimana Engkau memberi karunia kepada pimpinankami Ibrahim beserta keturunanNya. Berkatilah juga pemimpin kami Muhammad bersama keluargaNya seperti engkau memberkahinya terhadap pemanduku Ibrahim dan anak cucunya karena sesungguhnya Engkaulah Pemilik kebesaran dan penghargaan yang setiap saat dimuliakan.
Tuhan Kami, ampuni dosa semua muslim lelaki dan perempuan, iman mereka dan non-imannya dari hidup maupun matipun masih ada dalam barisan kaum umat Islam. Tolonglah kami melindungi dari segala macam musibah termasuk kesengsaraan, wabah penyakit, hal-hal buruk atau tidak bermanfaat, penyelewengan hingga pertikaian antarmuka dan masalah-masalah lainnya, baik itu datang jelas ataupun terselubung, khususnya negeri-negeri kami tetapi juga negara-negara Muslim secara menyeluruh. Sesunggunyalah Engkaulah Sang Kuasa atas tiada apa-apa.
Hamba-hamba Allah, sesungguhnya Allah memerintahkan untuk berlaku adil dan bermurah hati serta memberikan hak kepada kaum kerabat, sekaligus menolak perbuatan keji, buruk, dan zalim. Dia mengingatkan kalian agar kamu dapat teringat. Oleh karena itu ingatlah akan Allah yang Maha Agung; Ia akan mengingati Anda, dan pengkzaran nama Allah adalah hal yang lebih besar.
Pada penutup khotbah ini, mari kita mohon pada Tuhan Yang Maha Esa supaya diberikan kekuatan dan kelancaran dalam menjalankan ritual qurban, serta semoga senantiasa dimudahkan untuk menjadi hambaNya yang setia dan bersyukur.