- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
news, news media, politics, politics and government, politics and lawnews, news media, politics, politics and government, politics and law - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
6
belum selesai menghadapi tuduhan tentang ijazah Jokowi yang dipalsukan, rismon sianipar kini juga menyinggung mantan kapolri tito karnavian.
Rismon Sianipar menganggap Tito Karnavian yang kini berperan sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) sebagai penyebar kebohongan.
Rismon bahkan dengan tegas mengungkapkan bahwa ia tidak khawatir tentang pelaporan berkaitan dengan pernyataannya itu.
Selain Tito Karnavian, Rismon Sianipar juga menganggap Kadiv Hubinter Polri Irjen Krishna Murti sebagai seorang pembohong.
Maka, apa sebabnya Rismon Sianipar mengungguli Tito Karnavian dan Krishna Murti?
Rismon Hasiholan Sianipar berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh saluran YouTube Forum Keadilan TV.
Pada saat tersebut, Rismon Hasiholan Sianipar bersama dengan pemimpin saluran YouTube Forum Keadilan TV, Reza Indragiri, mengulas tentang kasus racun kopi cyanide di mana Jessica Wongso menjadi orang utamanya yang diperiksa oleh Tito Karnavian dan Krishna Murti.
Bukan bidang akademik? Justru sangat akademis tuh Bos. Saya mendukung ini sebagai hal yang ilmiah sebab memiliki landasan metadata yang solid bahwa dalam videoclip CCTV 1, 3, 7, dan 9 terdapat kasus Jessica Wongso.
“Di nomor 7 dan 9 tersebut terdapat kamera mahkota yang menjerat Jessica Wongso, dan pada metadata-nya disebutkan bahwa perangkat lunak yang digunakan adalah versi gratis dari Red Soft,” jelas Rismon dalam acara Forum Keadilan TV yang dipublikasikan Wartakota, Kamis (29/5/2025).
“Penonton dapat mendownloadnya, I Red Soft ini merupakan perangkat lunak gratis berbasis Windows. Pada acara PK Jessica Wongso tanggal 24 Maret 2004 silam, Muhammad Nur Azhar selaku kepala Laboratorium Komputer Forensik Bareskrim Polri menyebut bahwa I Red Soft adalah program yang telah disematkan secara default ke dalam DVR Teleview FD1S dan hal tersebut ternyata tidak benar,” jelas Rismon.
Oleh karena itu, Rismon menyebut Tito Karnavian yang saat itu menempati posisi Kapolri serta Krishna Murti yang menduduki jabatan Direskrimum Polda Metro Jaya sebagai penipu.
Maka Rismon merasa tidak cemas berpotensi dilaporkan oleh kedua orang tersebut.
Rismon juga berencana untuk mengajukan laporan terhadap mereka karena perbuatan mereka dalam kasus pembunuhan Mirna Salihin oleh tersangka Jessica Wongso.
“Apakah tidak perlu khawatir bahwa kelak Tito Karnavian atau Krishna Murti juga akan mengajukan laporan terhadap Bang Rismon?” tanya Reza.
“Silahkan kepada Pak Tito Karnavian dan Krishna Murti. Jelaslah bahwa sistem Red Soft ini didasarkan pada sistem operasi Windows, sedangkan perangkat DVR Teleview FD161S yang digunakan di Kafe Olivier menggunakan Linux,” katanya.
Menurut Rismon, hal itu seolah berbeda dunia.
” Ini mirip dengan seekor ikan yang berada di daratan. Jika sistem operasi Windows itu seolah-olah laut atau air, maka Linux adalah seperti udara. Namun bagaimanakah ikan dapat bertahan hidup di luar air? ” katanya.
“Jadi tidak berniat mengambil kembali pernyataan itu? (Tentang Tito dan Krishna Murti yang menipu),” bertanyakan Reza.
“Tidak, silakan saja. Malah aku akan menglaporkannya. Namun menurut para pengacara, mari kita simpan tenaga dahulu,” ujar Rismon.
Sosok
Rismon Sianipar
Dr. Eng Rismon Hasiholan Sianipar, S.T., M.T., M.Eng dikenal dengan nama rismon sianipar.
Rismon Sianipar lahir di Pematang Siantar pada tanggal 25 April 1977 dan dia adalah seorang laki-laki.
Menurut informasi dari situs Universitas Mataram, Rismon Sianipar adalah lulusan SMAN 3 Pematang Siantar.
Dia pun telah menuntaskan studi Sarjana Teknik serta Magister Tekniknya di Universitas Gadjah Mada.
Di samping itu, Rismon Sianipar adalah alumni dari Graduate School of Science and Engineering di Universitas Yamaguchi, Jepang.
Rismon Sianipar terkenal sebagai pakar dalam bidang forensik digital.
Dia juga terkenal sebagai seorang akademikus, dosen, dan penulis.
Rismon Sianipar dikenal pula sebagai bekas pengajar di Universitas Mataram.
Untuk pekerjaan saat ini, Rismon Sianipar telah mempertajam kemampuannya melalui sejumlah penelitian yang ia lakukan ketika menempuh pendidikan di UGM dan juga di Jepang.
Rismon Sianipar dikenal juga melakukan fokus penelitiannya pada area sinyal-sinyal non-stasioner dengan mengevaluasi energi mereka melalui diagram time-frequency saat dia belajar di UGM.
Rismon pun menyumbangkan kontribusinya dalam beberapa riset tentang analisis kriptografi yang diterapkan oleh ahli forensic digital selama masa studiannya di Jepang.
Tuding Ijazah Jokowi Palsu
Rismon Hasiholan Sianipar adalah salah seorang yang mengklaim bahwa ijazah dari mantan Presiden RI, Jokowi, merupakan tiruan.
Ijazah palsu milik mantan Presiden RI Jokowi pernah menjadi tren di platform X.
Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan komentar setelah mendengar kritik dari pakar keamanan digital dan mantan dosen Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar.
Delegasi Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta mengungkapkan ketidaksenangan terhadap tudukan yang diajukan oleh Rismon.
Tuduhan yang menyatakan bahwa ijazah dan skripsinya sebagai Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), merupakan buatan palsu menjadi tren di platform media sosial X.
Ijazah Sarjana Satu bidang Kehutanan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang dikeluarkan oleh UGM tahun 1985, diklaim sebagai palsu oleh Rismon melalui postingan itu.
Tuduhan tersebut didasarkan pada klaim bahwa ijazah Jokowi menggunakan font Times New Roman.
Netizen mengungkapkan pandangan mereka bahwa jenis huruf tersebut mulai digunakan secara luas pada tahun 1992 melalui sistem operasi Windows 3.1.
Di sisi lain, gelar sarjana milik mantan Wali Kota Solo tersebut dikeluarkan pada tahun 1985.
Setelah viralnya tuduhan tersebut, pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) kemudian memberikan keterangan.
Sebagaimana diketahui dalam pernyataan resmi yang diposting di website UGM, Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta menyangkal tuduhan Rismon yang mengklaim bahwa ijazah serta skripsi Jokowi merupakan dokumen palsu.
Dirinya turut mengungkapkan keprihatinan terkait serangan yang dilancarkan oleh Rismon, yang ternyata juga seorang alumni UGM dari Fakultas Teknik.
” Kami amat meratapi penyebaran informasi keliru dari sang dosen yang mestinya dapat memberi penerangan serta mengedukasi publik melalui data yang bernilai,” ungkap Sigit saat hari Jumat (21/3/2025).
Sigit mengatakan bahwa sebaiknya Rismon tidak hanya menunjukkan ijazah dan skripsi milik Jokowi, namun juga harus membandingkannya dengan ijazah dan skripsi mahasiswa lain yang lulus pada waktu yang bersamaan dari Fakultas Kehutanan.
Dia menyangkal pula tuduhan bahwa font Times New Roman belum dipakai pada tahun 1985, yang merupakan tahun rilis skripsinya bagi Jokowi.
Sigit menggarisbawahi bahwa jenis huruf tertentu telah banyak dipakai oleh para mahasiswa sejak tahun 1985, khususnya pada halaman sampul dan lembar pengesahan skripsi.
“Kehadiran mesin percetakan di Sanur (yang sudah tutup) serta Prima mestinya dikenali oleh pihak terkait karena mereka juga berkuliah di UGM,” jelasnya.
Sebaliknya, Sigit menyebut bahwa penggunaan huruf Times New Roman hanya diterapkan pada halaman sampul serta lembar pengesahan untuk Jokowi.
Saat itu, teks disertasi Jokowi yang memiliki panjang 91 lembar tersebut diketik menggunakan mesin ketik.
(/Tribun-Medan.com/Tribunnews.com)