- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
government, news, politics, politics and government, politics and lawgovernment, news, politics, politics and government, politics and law - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
6
– Aksi Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi, yang menegur keras beberapa pendukung Persikas Subang menjadi viral.
Rasa haus kegerangan Dedi Mulyadi mengarah pada penggerebekan beberapa pendukung Persikas Subang.
Tindakan Dedi Mulyadi menimbulkan berbagai pendapat, dengan sebagian orang memberikan dukungan sementara lainnya mengkritik keputusan sang gubernur.
Seorang tokohnya Jawa Barat, Eka Santosa juga mengkritik posisi Dedi Mulyadi.
Eks Ketua DPRD Jawa Barat, sekaligus aktivis sosial dan lingkungan, mengkritik tindakan Dedi Mulyadi yang dianggap seperti memenjara warganya sendiri.
“Para suporter Persikab Subang juga merupakan warga lokal mereka sendiri, terlebih lagi DM yang sebenarnya berasal dari Subang dan mengerti cara budaya setempat dalam menerima pesan dari penduduk asli Subang,” ungkap Eka Santosa pada hari Kamis, 29 Mei 2025.
Eka menganggap tindakan pendukung Persikas Subang berhubungan dengan kunjungan Dedi Mulyadi di wilayah Subang.
Eka berpendapat bahwa Dedi juga seharusnya mengambil masukan dari para pendukung tim sepak bola lokal Subang. Penduduk setempat telah lama mendukung klub ini hingga akhirnya diambil alih oleh sebuah tim lain.
Dedi Mulyadi sebaiknya dapat menjawab dengan metode yang lebih tepat, yaitu melalui pendekatan budaya tanpa harus menonjolkan emosi berlebih kepada warganya sendiri yang sedang membutuhkan bantuan.
Bisa saja penanganan aksi suporter Persikas dilakukan dengan cara yang lebih bijaksana, mengingat itu adalah masyarakat dan pemuda,
Apa lagi tindakan mereka merupakan pelanggaran hukum atau cuma mengekspresikan pendapat?
Saya rasa ada metode yang lebih meyakinkan dengan menggunakan pendekatan berbasis budaya, seperti mengundang wakil mereka untuk naik ke pentas dan ditanyai tentang makna dari semua ini,
Mereka pasti akan menerima setelah mendapatkan pemahaman yang cukup,
“Bila metodenya demikian, masyarakat akan bertanya ‘kenapa menyuarakan pendapat dianggap melanggar hukum?’, lalu orang-orang mungkin mulai meragukan dan menanyakan apakah benar Gubernur DM sebenarnya menggemari sepak bola,” ungkap Eka.
Bupati Subang sebelumnya, Reynaldy Putra Andita, mengungkapkan penyesalannya atas tindakan para pendukung Persikas Subang selama acara yang disertai oleh Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi.
Tindakan para pendukung tersebut malahan menyulut kemarahan Dedi.
Kejadian tersebut terjadi saat gelaran KDM Nganjang ka Warga yang berlangsung di lapangan sepak bola desa Sukamandijaya, kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang pada hari Rabu (28/5/2025) malam.
Beberapa puluh pendukung Persikas mengibarkan banner yang bertulis ‘Lindungi Persikas’ seraya berorasi dan menyanyi ketika Dedi tengah melaksanakan ritual membantu warga tidak mampu, yaitu seorang pengepul bersama kedua putranya.
Dedi lantas mengomeli mereka dan menuntut agar para pendukung tersebut dijaga.
Reynaldy menyatakan ketidakpuasanannya atas tindakan para pendukung Persikas tersebut.
“Reynaldy mengungkapkan penyesalannya atas tindakan sejumlah pendukung Persikas pada acara Gubernur Jabar,” katanya, Kamis (29/5/2025), petang hari.
Menurut dia, berita tentang penjualan Persikas telah muncul ke permukaan, tetapi masih belum pasti.
“Sudah kudengar tentang masalah itu, tetapi sebelum isu tersebut atau Persikas benar-benar terjual, aku sebagai Bupati Subang telah mencoba semua cara untuk menyelamatkan Persikas,” ujarnya.
Menurut Reynaldy, wacana tentang Penjualan Persikas masih berada dalam tahap negosiasi dan belum menemui keputusan akhir.
Dia juga mengulangi upaya berkelanjutan untuk menyelamatkan Persikas.
“Saya amat cinta pada Persikas dan telah berupaya maksimal dalam pencarian sponsor, bahkan hingga ke kalangan kenalan pribadi saya. Tetapi sampai saat ini belum ada yang tertarik untuk mendukung sebagai sponsor menuju kompetisi Liga 2 tahun 2025-2026,” ungkap Reynaldy.
Pada masa kampanyenya, Reynaldy menyatakan bahwa ia berjanji untuk merombak tribune timur di Stadion Persikas serta meningkatkan fasilitas pendukung stadion yang ada saat itu.
“Persikas kini berstatus sebagai perusahaan dan tidak lagi menjadi milik Pemkab Subang, sehingga Pemkab Subang tidak dapat mendanai Persikas melalui APBD,” katanya.
Pemerintah Kabupaten Subang hanya dapat mengandalkan harapan agar pengurus Persikas dapat menyelematkan klub yang menjadi bangga warga kabupaten setempat itu.
“Harapan saya, Persikas masih terus berada di Subang dan pihak manajemen memiliki solusi agar Persikas dapat tetap bertanding di Liga 2 dengan markas utama di Subang,” katanya.
Masih Diamankan Polisi
Puluhan suporter dari Persikas Subang diamankan oleh kepolisian di kantor Polsek Ciasem, yang berada di kabupaten Subang, provinsi Jawa Barat. Sebelum insiden ini terjadi, beberapa pendukung Persikas Subang telah menimbulkan kemarahan gubernurnya, Dedi Mulyadi, dengan tindakan mereka.
Suporter tersebut tetap dipertahankan di Mapolsek Ciasem sampai Jumat (30/5/2025) petang.
“Sampai mendekati petang hari ini, sekitar 21 pendukung Persikas yang tadi malam ikut dalam acara Gubernur masih diperiksa di kantor Polsek Ciasem,” jelas Kapolsek Ciasem, AKP Endang Kurnia.
Kepolisian juga menyita bendera merah putih yang dipasang selama acara Dedi Mulyadi.
Spanduk bertuliskan ‘Selamatkan Persikas’.
Permintaan pendukung tersebut menerima respon tidak terduga dari Dedi.
Dedi begitu kesal dan mengharuskan pendukung diselamatkan.
“Hei, ini ruang diskusi saya, bukan milik Persikas. Ruang ini untuk berinteraksi dengan rakyat, bukannya dengan Persikas. Pikiranmu kosong, anak muda. Saya tak akan membiarkan Anda begitu saja, nanti kita bicara,” teriak Dedi.
Adegan marah Dedi itu bersamaan dengan bagian pertunjukan di atas panggung yang berkesan sangat menyedihkan.
Saat Dedi mengakhiri ucapan, suasana menjadi sunyi sejenak.
Dedi mengharapkan agar pihak berwenang mencari mereka yang menaruh spanduk tersebut dan kemudian menyita spanduk-spanduk itu.
Dedi mengatakan tegas bahwa perpindahan Persikas ke mana pun tidak akan berdampak pada kemampuan orang miskin dalam mendapatkan makanan.
“Orang di Subang tidak hanya membutuhkan Persikas untuk saat ini. Mereka juga memerlukan jalanan yang lebih baik dan pendidikan berkualitas. Di dunia sepak bola, untuk mencapai Liga 1 atau Liga 2 dibutuhkan biaya sangat tinggi. Pemerintah daerah Subang tak mampu menangani hal-hal seperti ini karena keterbatasan anggaran,” ungkap Dedi.
(*)
Channel WA
,
,
X (Twitter)
,
YouTube
,
Threads
,
Telegram
Artikel ini sudah dipublikasi di Kompas.com denganjudul
Puluhan Penggemar Persikas Subang yang Menyulitkan Dedi Mulyadi, Kini Ditahan di Mapolres
Artikel ini sudah dipublikasikan di TribunJabar.id denganjudul
Eka Santosa Menyesali Tanggapan KDM yang Mengakibatkan Pendukung Persikas Diamankan oleh Polisi: Mereka Adalah Warga Negaranya Sendiri