- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
asia, automotive industry, hyundai, manufacturing, saudi arabiaasia, automotive industry, hyundai, manufacturing, saudi arabia - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
13
PR Jepara
– Perusahaan Hyundai Motor Co. mengambil langkah berani dengan membangun pabrik pertama mereka di wilayah Timur Tengah, yaitu di Arab Saudi. Ini tidak hanya merupakan tambahan garis produksi saja, tetapi juga menjadi indikasi jelas bahwa perusahaan otomotif besar dari Korea Selatan itu berniat untuk secara resmi merambah dan melebarkan sayap keberadaannya di daerah tersebut.
Menurut laporan Yonhap, peresmian konstruksi pabrik bernama Hyundai Motor Manufacturing Middle East (HMMME) sudah dilaksanakan pada hari Selasa (13/5), satu hari sebelum berita ini ditulis, di area King Salman Automotive Cluster dalam kompleks King Abdullah Economic City (KAEC), Arab Saudi.
Kolaborasi Strategis: Hyundai Bersama Fundraiser Besar dari Arab
Projek ini adalah hasil dari kerja sama strategis di antara Hyundai dan Dana Investasi Publik (PIP) Arab Saudi, yang mana setiap pihak memiliki stake sebesar 30% bagi Hyundai dan 70% bagi PIP.
Pabrik ini dijadwalkan untuk memulai operasinya pada kuarter keempat tahun 2026, bertujuan menghasilkan sebanyak 50.000 unit setiap tahunnya. Produksi akan meliputi kedua jenis kendaraan yaitu elektrik dan juga mobil yang menggunakan mesin konvensional.
Langkah ini menjadi elemen vital dari Visi 2030 Arab Saudi, sebuah serangkaian ambisi besar untuk memperluas perekonomian dan mengurangi ketergantungan terhadap minyak. Salah satunya adalah pengembangan sektor otomotif sebagai fokus utama mereka.
Pengalihan Teknologi dan Ribu-an Peluang Kerja
Wakil Ketua dari grup Hyundai Motor, Chang Jae-hoon, yang turut hadir dalam acara tersebut, menggambarkan pembangunan pabrik ini sebagai titik awal untuk suatu era baru—not hanya bagi Hyundai tetapi juga untuk Arab Saudi.
Di luar pertumbuhan usaha saja, projek tersebut menegaskan bahwa hal itu akan menghasilkan banyak pekerjaan baru bagi ribuan orang dan berfungsi sebagai media untuk mentransfer ilmu pengetahuan serta melatih tenaga kerja setempat.
“Pencanangan hari ini menandai tahap baru dalam perkembangan mobilitas di masa depan serta inovasi teknologi,” ungkap Chang pada pidatonya.
Pemerintah Arab Saudi, melalui Menteri Industri Bandar Alkhorayef, mengungkapkan sambutan yang hangat atas kedatangan Hyundai sebagai mitra strategis dalam mendirikan ekosistem otomotif di negera mereka.
Hyundai Persiapkan Sarana Kendaraan masa Depan
Hyundai tidak hanya fokus pada produksi kendaraan, tetapi juga telah menyusun strategi jangka panjang melalui pengembangan ekosistem mobilitas yang didukung oleh teknologi hydrogen di Arab Saudi.
Dengan kolaborasi bersama Korea Automotive Technology Institute, Air Products Qudra, dan Saudi Public Transport Company, Hyundai bertujuan untuk menciptakan infrastruktur kendaraan berbahan bakar hidrogen yang siap digunakan dalam waktu singkat.
Proyek ini termasuk rancangan pilot untuk bis listrik berbahan bakar hidrogen serta penelitian tentang teknologi transportasi di masa depan dengan partisipasi dari pihak pemerintah.
Saudi Arabia Berencana Menjadi Poros Industri Otomotif di Asia Tengah?
Berdasarkan King Salman Automotive Cluster-nya, Arab Saudi nampak tidak puas hanya dengan memiliki sebuah pabrik mobil saja. Mereka berambisi untuk menjadi aktor utama di sektor otomotif dunia, dan kerja sama dengan Hyundai merupakan langkah nyata mendekati tujuan tersebut.
Bagi Hyundai, adanya pabrik ini membuka peluang untuk perluasan lebih besar lagi, meningkatkan jejaring produksinya secara internasional, serta mendorong percepatan masuknya produk mobil listrik ke dalam wilayah yang semakin terbuka untuk beralih ke sumber daya energi baru.
Pabrik terbaru milik Hyundai di Arab Saudi bukan hanya sebuah pabrik; ini merupakan langkah strategis besar dalam skenario industri otomotif global dan politik internasional.
Sebuah sisinya, Hyundai mengembangkan kehadirannya secara global. Sementara itu di sisi yang lain, Arab Saudi membuktikan komitmennya untuk menjadi aktor penting dalam sektor ekonomi selain minyak. ***