- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
children, education, news, teaching, technologychildren, education, news, teaching, technology - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
11
TRIBUN-PAPUATENGAH.COM, YALIMO-
Tertawanya orang-orang dan antusiasme dalam pembelajaran mengisi ruangan kantor desa di Kabul Yalimo, Papua Pegunungan pada hari Sabtu, 24 Mei 2025.
Tim Satuan Si-Ipar Bidang Pendidikan menyelenggarakan pembelajaran berhitung yang unik, merubah mata pelajaran matematika menjadi sebuah perjalanan menantang untuk para anak di wilayah tersebut.
Sebagai gantinya dari metode konvensional, acara ini menawarkan pendekatan kreatif yang menyatukan permainan tradisional bersama pembelajaran matematika.
Tujuannya sudah jelas yaitu mengembangkan rasa cinta pada pembelajaran sejak awal dengan metode yang menyenangkan.
Tim dari Satuan Tugas Si-Ipar, dengan antusiasme “Belajar Itu Mengasyikan,” mengaplikasikan berbagai properti edukatif khusus seperti papan hitung besar, kartu matematika, serta lirik lagu pengajian bilangan dalam bahasa lokal yang sederhana untuk ditirukan.
Siswa-siswi sangat bersemangat dan turut serta dengan gembira di semua aktivitas pembelajaran tersebut.
Dimulai dengan perlombaan menghitung cepat yang menantang adrenalin, hingga perjalanan angka dalam versi papan permainan ular tangga pendidikan, semua ini diciptakan agar proses berhitung menjadi lebih menyenangkan dan mirip bermain.
Kasibsatsabhya Si-Ipar, Iptu Matius Agian, menyatakan bahwa ide tersebut bertujuan mempersingkat hubungan antara metode pembelajaran dan lingkungan permainan anak-anak.
“Kami berharap agar anak-anak di Yalimo menganggap pembelajaran sebagai suatu petualangan yang menyenangkan dan tidak menjadi bebannya. Menghitung angka merupakan langkah pertama mereka menuju masa depan gemilang,” katanya.
Inovasi ini juga mendapatkan respon positif yang meriah dari para orangtua serta guru-guru lokal.
Rencana selanjutnya, acara semacam ini akan digelar secara berkala, menjangkau beragam desa dalam area Yalimo.
Semoga harapan itu, yaitu pertumbuhan semangat membaca dan berhitung bisa dimulai sejak awal kehidupan di setiap sudut wilayah Yalimo, tetap terus berkembang. (*)