- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
business, economics, investing, investing business news, investing newsbusiness, economics, investing, investing business news, investing news - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
9
Jemmy Paul Wawointana dari Analis PT Sucorinvest Asset Management menaksir bahwa lembaga tersebut berpotensi menggenjot keuntungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sehingga dapat mendukung perkembangan perekonomian.
“Bila pengeksekusian Danantara berjalan dengan sukses, terdapat potensi indeks dapat menembus tingkat 8.000, tetapi pada tahap sekarang ini, sasaran yang masuk akal bagi kita adalah hingga 7.400,” jelas Jemmy ketika menyampaikan materi tentang Green Portfolios and Resilient: The Masa Depan Investasi Asuransi dalam acara Otoritas Jasa Keuangan, Indonesia Insurance Summit 2025, di Bali, Jumat (23/5).
Menurutnya, keberhasilan Danantara bisa dinilai dari kemampuan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memproduksi aliran dana yang lebih besar. Organisasi tersebut juga diharapkan mampu berkontribusi pada perkembangan perekonomian Indonesia secara signifikan.
Jemmy sangat yakin bahwa apabila Danantara beroperasi sebagaimana diharapkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa meningkat sampai dua kali lipat mencapai angka 14.000 dalam waktu 3-4 tahun mendatang.
- IHSG Tutup di Angka 7.200, Saham dari Teguk Hingga KFC Menguat
- Indocement Akan Bagikan Dividen Sebesar Rp 259 Per Saham, Lihat Jadwalnya
Meskipun begitu, menurutnya, sasaran yang masuk akal untuk IHSG tahun ini berada di angka 7.400. Beberapa elemen dalam negeri turut berperan dalam mengubah arah indeks tersebut.
Jemmy mengira bahwa Bank Indonesia memiliki kesempatan untuk mereduksi tingkat suku bunga antara 25 sampai dengan 50 basis poin. Sejauh tahun ini, BI sudah mengurangi tarif bunganya sebanyak 50 basis poin menjadi 5,5%. Penyusutan suku bunga terjadi dua kali di bulan Januari 2025 dan hari kemarin (22/5).
Menurutnya, salah satu elemen yang dapat berdampak pada kebijakan BI untuk mengurangi tingkat suku bunga adalah pelemahan nilai tukar dolar terhadap rupiah. Selain itu, permintaan pendanaan pemerintah yang signifikan turut menjadi pertimbangan penting dalam hal ini.
“Sebagai informasi, terdapat peningkatan efisiensi dalam penganggaran dan sejumlah dana kurang lebih senilai Rp 100 triliun dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) telah dipindahkan untuk mendukung program Danantara. Dana tersebut berasal dari deviden Badan Usaha Milik Negara (BUMN),” jelasnya.
Menurutnya, Bank Indonesia mungkin akan menurunkan tingkat suku bunga tambahan sebanyak 25 basis poin dalam tahun ini. Akan tetapi, penyesuaian bisa saja menjadi 50 basis poin apabila nilai tukar rupiah semakin kuat dan mendekati kisaran 16.300 sampai dengan 16.400 untuk setiap dolar Amerika Serikat.
IHSG penutupan perdagangan hari ini naik 0,66% mencapai angka 7.214. Dalam seminggu indeks bertambah 1,47%, dan selama bulan terakhir meningkat sebesar 8,74%.