- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
breaking news, business, crime, indonesia, newsbreaking news, business, crime, indonesia, news - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
9
lowongankerja.asia
,
Jakarta
–
Komisaris Utama
PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex)
Iwan Setiawan Lukminto secara resmi dijadikan tersangka oleh
Kejaksaan Agung
(Kejaksaan Agung). Dicurigai bahwa Iwan telah mengedarkan tidak tepat dana kredit dari berbagai bank BUMN dan bank daerah yang semestinya dipakai sebagai modal usaha bagi Sritex.
“Dana yang diberikan itu tak digunakan sesuai dengan maksud pinjaman sebagai modal usaha, malah dipakai secara tidak tepat,” ungkap Direktur Penyelidikan Jaksa Agung Muda Bidang Pelaksanaan HukumPidana Spesial (Jampidsus) Kejaksaan Abdul Qohar saat memberikan keterangan pada konferensi pers di KantorKejaksaan Agung, Jakarta, Rabu, 21 Mei 2025.
Lantas, berapa harta kekayaan
Iwan
?
Harta Kekayaan Milik Lukminto Iwan Setiawan
Berdasarkan Laporan Tahunan 2023 Sritex, jumlah saham milik Iwan adalah sebesar 109.116.884 lembar. Adapun kakaknya, Iwan Kurniawan Lukminto alias Wawan, yang berperan sebagai Direktur Utama Sritex memiliki kontrol atas 107.636.884 lembar saham.
Yang memiliki mayoritas saham di Sritex adalah PT Huddleston Indonesia yang mencakup 12.072.841.076 lembar atau kira-kira 59,03%. Sebaliknya, 40,97% dari total saham, setara dengan 8.379.335.763 lembar, telah dipublikasikan kepada masyarakat melalui Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan harga awal Rp 100 untuk tiap lembar pada tanggal 7 Juni 2013.
Perusahaan Sritex yang dipimpin oleh Iwan dan Wawan mengelola lima buah anak perusahaan. Lima entitas tersebut mencakup PT Sinar Pantja Djaja dalam sektor pengolahan benang dengan nilai kekayaan bersih senilai US$ 46,6 juta, PT Primayudha Mandirijaya juga bergerak di industri pematralan benang dengan total aset senilai US$ 101,9 juta, serta PT Bitratex Industries pada bidang serupa memiliki aset sebesar US$ 99,4 juta. Selain itu ada Golden Legacy yang bertugas dalam urusan perdagangan dengan jumlah aset mencapai US$ 415,8 juta, dan terakhir adalah Golden Mountain Textile and Trading yang fokus pada penjualan grosir dengan kepemilikian aset bernilai US$ 550,3 juta.
Sumber Kemakmuran Keluarga Lukminto Menurut Iwan Setiawan
PT Sritex dibangun oleh ayah dari Iwan dan Wawan, yakni wirausahawan dari Solo bernama HM Lukminto atau Muhammad Lukminto. Usai Lukminto meninggal pada tahun 2014, bisnis tersebut diambil alih kembali oleh Iwan dan Wawan.
Melansir
Antara
Selain sektor tekstil, bisnis keluarga Lukminto mencakup berbagai entitas usaha lainnya. Satu di antaranya adalah Gedung Olahraga Sritex yang terletak di Surakarta, Jawa Tengah. Tempat ini merupakan pusat utama bagi aktivitas sepak bola voli dan basket, serta sering digunakan sebagai lokasi event umum.
Hingga saat ini, GOR Sritex tetap sering dipergunakan sebagai venue untuk beragam kompetisi olahraga. Yang terkini, bangunan tersebut yang letaknya di tengah kota Surakarta telah ditunjuk sebagai salah satu tempat pelaksanaan laga bola basket pada Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024.
Keluarga Lukminto turut menjalankan Museum Tumurun, tempat yang menampilkan ragam kumpulan seni. Institusi ini dibentuk oleh anak ketiga kelima Lukminto, yakni Wawan, dan terletak di Jl. Kebangkitan Nasional No. 2, Sriwedari, Laweyan, Kota Solo sejak tahun 2008.
Di Museum Tumurun, para pengunjung bisa menyaksikan aneka ragam karya seni yang mencakup instalasi, seni kontemporer, lukisan, sampai mobil-mobil klasik. Pada awalnya, museum ini adalah sekumpulan koleksi miliki keluarga Lukminto, namun saat ini sudah terbuka bagi publik dan mengenakan tiket masuk.
Dengan menggunakan platform dari grup Sritex, yakni PT Wisma Utama Binaloka, keluarga Lukminto mengelola sejumlah hotel dan restauran yang terletak di beragam daerah. Sebagian contoh nyatanya meliputi Restoran dan Hotel Diamond, @Hom, Grand Orchid, juga salah satu cabang Hotel Grand Quality di Yogyakarta.
Selain itu, ada juga dua hotel berupa Holiday Inn Express di Yogyakarta dan Bali, bersama dengan Horison, Holiday Inn, Holiday Inn Express, dan Solo Mansion.
Keluarga Lukminto punya usaha pabrik kertas bernama PT Sriwahana Adityakarta Tbk. Perusahaan ini telah didirikan pada tanggal 2 Juli 1990 dan mencakup area seluas lebih dari 4.200 meter persegi, terletak di Boyolali, Jawa Tengah.
Vedro Imanuel Girsang
menyumbang untuk penyusunan artikel ini.