- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
bull markets, financial markets, investing, investing business news, investing market newsbull markets, financial markets, investing, investing business news, investing market news - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
12
Dalam dunia investasi, istilah
bull market
dan
bear market
Sering kali timbul, khususnya saat harga saham ataupun asset lain berfluktuasi secara signifikan. Kedua terminologi tersebut tidak hanya merupakan istilah teknis saja, tetapi juga menggambarkan situasi pasar yang dapat memiliki dampak besar pada pengambilan keputusan investasi, taktik keuangan, dan hingga psikologi dari para investor.
Untuk mereka yang baru saja memasuki dunia pasar modal, penting untuk mengerti perbedaan antara
bull market
dan
bear market
Itu sangat berarti agar tidak mudah panik atau terlalu bergembira.
Walaupun kelihatannya hanya masalah kenaikan dan penurunan harga,
bull
dan
bear
Pasar sesungguhnya memiliki kedalaman yang lebih besar. Kedua jenis ini mempunyai ciri khas masing-masing, mulai dari respons para Investor hingga bagaimana Media melaporkan tentang pasar tersebut, dan tingkat keoptimisan maupun kepesiman dari sentimen-sentimen yang ada.
Oke, agar tidak kebingungan atau mudah terpengaruh, mari kita ulas satu per satu tentang makna serta ciri khas setiap bagian tersebut, beserta caranya untuk menanganinya secara bijaksana dan tenang.
1. Bull market, ketika pasar sedang mengalami kemajuan yang pesat
Bull market
Terjadi ketika pasarnya tengah berada dalam kecenderungan bullish selama periode panjang, umumnya melebihi dua bulan secara berturut-turut. Pada tahap ini, nilai saham, surat utang, mata uang digital, serta jenis aset lain akan meroket seiring optimisme bahwa kondisi perekonomian semakin pulih.
Investor menjadi semakin yakin dirinya, permintaannya untuk aset meningkat, dan banyak dari mereka bersaing untuk ikut ke pasaran agar tidak melewatkan kesempatan. Semangat optimis ini mendorong pergerakan tersebut.
bull market
.
Biasanya bull
market
Didorong oleh aspek ekonomi makro yang menguntungkan seperti angka pengangguran yang rendah, PDB tumbuh secara konsisten, suku bunga yang mendukung, serta keyakinan konsumen yang kuat. Selain itu, perusahaan-perusahaan ini biasanya mencatatkan laba yang baik, sehingga membuat nilai saham mereka meningkat pula.
Pada fase ini, berita-berita di media juga cenderung positif, dan banyak analis yang merekomendasikan beli daripada jual.
2. Bear market, saat kondisi pasar sedang melemah
Kebalikan dari
bull,
bear market
Ini adalah situasi di mana nilai aset merosot melebihi 20 persen dari titik tertingginya dengan cukup cepat. Pada tahap ini, pasar dipengaruhi oleh kekhawatan, ketidaktentuan, serta sikap pesimis.
Investor umumnya mengalihkan dana mereka dari pasar, dengan sebagian besar berpindah ke instrumen yang dianggap lebih rendah risikonya seperti emas atau surat utang negara. Kegiatan trading juga ikut mereda lantaran kebanyakan pemain pasar lebih condong untuk bertahan.
wait and see
.
Bear market
Biasanya hal ini disebabkan oleh masalah-masalah signifikan seperti krisis keuangan, inflasi yang melambung, perselisihan antar negara, atau wabah penyakit yang menghentikan operasional bisnis. Saat laba perusahaan menurun dan jumlah pekerja tanpa pekerjaan meningkat, sikap para pemodal pun segera berbalik 180 derajat.
Meskipun terdengar mengerikan,
bear market
Juga memiliki segi positif sebab dapat menjadi kesempatan ideal untuk membeli aset dengan harga potongan, selama dijalankan dengan perencanaan yang cermat.
3. Tindakan Investor pada Saat Bull Market versus Bear Market
Ketika pasar sedang
bullish
, para investor cenderung menjadi lebih berani mengambil risiko. Banyak di antara mereka yang mulai mencoba investasi dalam bentuk saham.
growth
, kripto, atau instrumen berisiko tinggi lainnya karena melihat peluang keuntungan yang signifikan.
Ekstase dapat membuat pengambilan keputusan investasi menjadi tidak rasional, terlebih lagi jika mengikut-niru trend tanpa analisis yang mendalam. Inilah waktu ketika
Fear of Missing Out
(FOMO) sering kali timbul, membuat orang membeli barang hanya agar tidak melewatkan momen tersebut.
Sebaliknya, saat
bear market
, para investor menjadi sangat berhati-hati, sampai-sampai mereka bisa terlalu defensif. Sebagian besar sudah mulai mengurangi risiko ini.
cut loss
, pindah ke
cash,
atau justru panik dan menjual semua itu.
Ketakutan menjadi sentimen utama, sementara kepercayaan terhadap pasar turun dengan cepat. Justru pada periode ini, para investor bermental kuat dapat mempersiapkan strategi untuk mulai bertindak perlahan-lahan saat harganya sudah mulai merosot.
4. Pendekatan investasi dalam dua skenario pasaran tersebut
Di
bull market
, metode yang umum digunakan adalah
buy and hold
atau bahkan momentum
investing,
Di sana, para investor membeli saham-saham yang tengah mengalami kenaikan harga dengan asumsi bahwa trend tersebut akan berlangsung lebih lanjut. Sebagian lainnya mencoba untuk mendiversifikasi portofolio mereka ke dalam sektor-sektor yang tumbuh sangat cepat, misalnya teknologi atau energi terbaharui; namun demikian, perlu diingat bahwa meskipun begitu ada baiknya selalu waspada karena rasa antusiasme yang berlebihan dapat menyebabkan kurang rasional serta melalaikan potensi adanya penurunan harga saham.
Sementara di
bear market
, pendekatan yang cenderung berhati-hati. Banyak pemodal memilih demikian.
value investing,
beli saham yang
underpriced
Namun memiliki dasar yang kuat dan menantikan pemulihan jangka panjang. Ada pula yang mengadopsi pendekatan tersebut.
dollar-cost averaging,
Pesan secara berkala dengan jumlah sedikit tanpa memandang situasi harga, sehingga Anda dapat meratakan harga pembelian ketika pasar mulai bangkit kembali. Hal utama adalah bersabar dan tidak panik.
5. Bagaimana Mengidentifikasi Awal serta Akhir Bull Market atau Bear Market
Bull market
Biasanya proses ini berjalan dengan lambat dan sering kali tidak disadar hingga harga sudah meningkat secara signifikan. Beberapa indikator awal dapat mencakup pertambahan volume perdagangan, rilis data ekonomi yang menggembirakan, serta kenaikan harga aset yang stabil; namun harus tetap waspada sebab retracement ringan juga kerap muncul meski sedang dalam tren naik tersebut.
bull market
, hal itu tidak menandakan akhir dari serangkaian perkembangan baik.
Sebaliknya,
bear market
dapat muncul secara mendadak, biasanya dimuali oleh
panic
selling.
Kemerosotan yang signifikan pada indeks penting seperti IHSG atau S&P 500 dapat menjadi petunjuk dini. Di samping itu, rilis data ekonomi buruk, pengurangan profitabilitas korporasi, serta kenaikan ketidakstabilan di tingkat dunia biasanya mendorong percepatan menuju fase tersebut.
bearish
.
Memahami saat ini sebenarnya tidak mudah, namun dapat diasah melalui kedisiplinan dalam menganalisa dan mengawasi pasaran secara berkala. Meskipun sulit untuk meramalkan pergerakan pasar saham dengan tepat, tetapi penting bagi kita untuk mengetahui konsepnya.
bull
dan bear
market
dapat membantu lebih siap saat membuat keputusan.
Lebih baik menyusun strategi sesuai dengan keadaan pasar dan tujuan keuangan Anda daripada mengikutinya tanpa arah. Bukan semua kenaikan yang merupakan kesempatan berharga, begitu pula bukan seluruh penurunan adalah malapetaka.
Dengan pemahaman yang tepat, pikiran yang tangguh, serta taktik yang rasional, petualangan dalam arena investasi dapat menjadi lebih terjamin dan menggembirakan. Oleh karena itu, mari kita lanjutkan.
update,
teruslah belajar serta jangan ragu menghadapi pasar, bahkan pada saat itu juga.
bullish
maupun
bearish.