- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
agriculture, crops, farming, farming sector, plantsagriculture, crops, farming, farming sector, plants - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
6
Polres Sleman menyulam belasan hektar jagung di berbagai daerah Bumi Sembada. Proyek penanaman jagung bertujuan untuk menguatkan kedaulatan pangan serta mendorong kemakmuran para petani ini kebanyakan dilakukan pada lahan tidak subur yang jarang digunakan, salah satunya adalah di Desa Trimulyo dengan luas area sekitar 1,6 hektare.
LAHAN
Awalnya, ladang bekas pabrik batu bata yang berubah menjadi area pertanian jagung pernah menghadapi serangan hama. Namun sekarang, petani tersebut telah menuai hasil yang cukup memuaskan dari tanamannya.
Alhamdulillah, hasilnya seperti diharapkan. Dari total luas lahan 1,6 hektar dengan sasarannya 5 ton per hektare, perkiraan kami adalah kita akan mendapatkan sekitar 8 ton.
“Sudah lebih dari target yang telah direncanakan. Sebelumnya terdapat ulat pada tanaman jagung, namun setelah ditangani, kini tidak ditemukan adanya ulat lagi,” ujar Kapolresta Sleman, Kombes Pol Edy Setianto Erning Wibowo, ketika melakukan pemanenan jagung di Bulak Klelen Tegalsari, Trimulyo, Kabupaten Sleman, Jumat (23/5/2025).
Area seluas 1,6 hektar di Klelen Tegalsari Trimulyo sebelumnya merupakan lahan kritis yang dulunya digunakan sebagai pabrik batu bata.
Area itu sudah lama tak dimanfaatkan untuk bercocok tanam.
Tanggal 21 Januari 2025, area itu dipergunakan kembali untuk menanam jagung jenis Jakarin-1.
Di luar serangan ulat, ada berbagai macam tantangan lain yang harus dijalani, misalnya kondisi cuaca ekstrem dengan curah hujan yang tinggi sehingga memicu perkembangan jamur.
Akan tetapi, melalui ketekunan para petani serta dukungan dari seluruh pihak yang terlibat, ternyata tanaman jagung tersebut dapat dipanen dengan sukses.
Bagian dari panen jagung itu dapat digunakan sebagai pakan ternak. Bagian yang lain lagi bisa disimpan sebagai biji untuk penanaman berikutnya.
“Barusan telah berkomunikasi dengan Bulog. Bulog bersedia untuk menerimanya. Hasil tanamannya harus dikeringkan sampai tingkat kelembaban mencapai 14% dan akan dihargai sebesar Rp 5.500 per kilogram yang merupakan harga resmi dari pemerintah,” jelas Edy.
Mantan Kepala SPN Polda Jambi tersebut menyatakan bahwa mereka secara keseluruhan telah menanam 49 hektar jagung yang terdistribusi di berbagai daerah.
Di luar Trimulyo, jagung juga dibudidayakan di Prambanan. Akan tetapi, tanaman tersebut menghadapi beberapa hambatan di area Prambanan itu sendiri.
Banyak tanaman jagung yang mengalami serangan jamur karena terendam air.
Di masa mendatang, Polresta Sleman merencanakan untuk mengulangi penanaman jagung secara khusus di area Trimulyo.
“Semoga hasilnya semakin baik nantinya. Sebab ini adalah transformasi lahan tak terpakai menjadi area bercocok tanam. Nanti akan dicobakan versi keduanya. Semoga dengan itu hasilnya makin memuaskan,” ujarnya.
Dalam program ketahanan pangan yang merupakan kolaborasi antara Kementan dengan Polri, kepala Balai Penerapan Modernisasi Pertanian DIY, Dedy Irwandi menyebut bahwa tim mereka memberikan bimbingan khusus pada aspek pembudidayaan tanaman untuk mencapai produksi optimal.
Jagung yang dibudidayakan diTrimulyo adalah varietas Jakarin. Varietas ini menawarkan beberapa kelebihan.
“Varietas ini sangat sesuai untuk tanah kering. Bila ditanam saat musim kemarau, hasil panennya bahkan dapat meningkat. Produktivitas potensial mencapai antara 8 hingga 10 hektare jika menggunakan metode bercocoktanaman yang tepat. Oleh karena itu, saya rasa kerjasama ini harus terus berlanjut bersama Polres Sleman, Dinas Pertanian, serta petugas penyuluhan,” ucapnya.
Terkait masalah seperti genangan air hujan di area pertanian jagung Prambanan, ia menyatakan bahwa diperlukan koordinasi dengan BBWSO guna merancang sistem manajemen irigasi yang tepat.
Hal ini penting agar tanaman jagung tumbuh dengan baik, tidak tergenang air yang dapat memicu timbulnya serangan jamur.
Sementara itu, Lurah Trimulyo Cholik Harmoko mengapresiasi sinergi semua pihak yang telah menjadikan lahan tidur di wilayahnya sebagai locus program ketahanan pangan dengan penanaman jagung.
Program ini dinilai baik utamanya untuk meningkatkan pola tanam dan meningkatkan ekonomi di masyarakat. Ke depan, untuk peningkatan ekonomi di masyarakat pihaknya ingin mengembangkan Trimulyo sebagai desa berbenih.
“Harapan kami dengan mengembangkan varietas inbred dari bibit berlabel putih yang memiliki potensi untuk menjadi ungu, akan kita pelihara. Tujuannya adalah agar bijinya suatu hari nanti dapat dipassikan kepada komunitas petani lainnya, sehingga nilai ekonomisnya bertambah. Dengan begitu para petani akan semakin maju dan makmur,” katanya.(*).