- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
government, indonesia, politics, politics of saudi arabia, saudi arabiagovernment, indonesia, politics, politics of saudi arabia, saudi arabia - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
13
Pihak berwenang di Arab Saudi memberikan komentar mengenai masalah para jamaah haji asal Indonesia. Sebagian jamaah haji Indonesia sebentarnya terpisah dari anggota keluarga ataupun pasangan mereka akibat implementasi sistem syarikah (layanan haji bersama) oleh pihak Arab Saudi. Akan tetapi, situasinya telah berhasil diselesaikan dan orang-orang tersebut bisa digabungkan lagi.
Di haji tahun 2025, terdapat 8 perusahaan yang menangani jemaah haji dari Indonesia di Mekkah; Al-Bait Guest mengurus sebanyak 35.977 jemaah, dan Rakeen Mashariq merawat 35.090 orang jemaah lainnya.
Terdapat pula Sana Mashariq yang menangani 32.570 jemaah, Rehlat & Manafea dengan 34.802 jemaah, Alrifadah sebanyak 20.317 jemaah, Rawaf Mina mencakupi 17.636 jemaah, MCDC memiliki 15.645 jemaah, serta Rifad mendukung 11.283 jemaah.
Sistem ini berlainan dari prosedur haji di tahun-tahun sebelumnya yang menggunakan metode penugasan jemaah sesuai kelompok atau kloter. Perombakan sistem kali ini bertujuan agar dapat meningkatkan efisiensi dalam pengaturan arus manusia serta memberikan layanan terbaik ketika jemaah berada di lokasi penting seperti Arafah, Muzdalifah, dan Mina (dikenal juga sebagai Armuzna). Hal tersebut menjadi bagian utama dari ibadah haji pada awal bulan Juni mendatang.
Arab Saudi menggariskan bahwa sistem pelaksanaan ibadah haji didesain guna memastikan keselamatan, kenyamanan, serta keamanan para jamaah secara merata tanpa adanya perbedaan perlakukan. Setiap insiden yang memberi dampak buruk terhadap calon jamaah haji asal Indonesia tidak disebabkan oleh ketentuan resmi dalam prosesi haji yang ditetapkan oleh pemerintah Arab Saudi.
“Operational errors committed by eight companies (syarikat) responsible for serving Indonesian hajj pilgrims,” demikian disampaikan keterangan dari Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) Arab Saudi yang diterima pada hari Senin (19/5).
Kesalahan yang paling mencolok, sambung Kemenhaj, adalah distribusi informasi tentang jemaah haji yang belum tepat untuk tiap perjalanan berdasarkan perusahaan penyelenggara layanannya masing-masing. Ini menyebabkan para jemaah bingung akan tempat penginapan mereka dan harus merasakan antrian panjang.
Di samping itu, syarikah-syarikat tersebut tidak menganggap penting ikatan kekeluargaan saat merancangkan tim, sehingga sebagian besar keluarga harus terpisah. Selanjutnya, nama-nama jemaah dari syarikah yang berlainan sering kali muncul bersama-sama pada satu petualangan yang sama.
Kementerian Haji Arab Saudi menyebutkan bahwa informasi pasti yang diperlukan tak disampaikan ke otoritas Saudi sebelum pesawat lepas landas dari Indonesia. Situasi tersebut mempersulit “penyelenggaraan beberapa organisasi khusus.”
Kementerian Haji belum menjelaskan secara detail apa yang dimaksud dengan “penyusunan organisasi tertentu,” tetapi diperkirakan hal ini berkaitan dengan penyesuaian fasilitas bagi para jamaah, pemilahan kelompok perjalanan, sistem transportasi, serta dukungan logistik lainnya seperti pemanduan atau layanan khusus untuk Lansia atau jamaah penyandang disabilitas.
Mengenai permasalahan yang timbul tersebut, Kementerian Haji Arab Saudi sudah menyampaikan komunikasinya kepada pihak pemerintah Indonesia.
“Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi sudah mulai melakukan langkah formal pertama dalam komunikasi mereka dengan pemerintah Indonesia untuk merespons tantangan yang ada. Mereka juga menyatakan bahwa sebuah tim spesial dari Indonesia tengah bekerja keras untuk memecahkan permasalahan itu. Meskipun demikian, kecepatan peningkatan hasil masih sangat bergantung pada koordinasi tambahan agar dapat mengatur pelaksanaan ibadah haji sisanya dengan baik,” jelas Kemenhaj.
Kementerian Haji menyatakan bahwa sistem haji di Arab Saudi berjalan dengan sangat efisien tanpa adanya masalah baik secara teknis maupun administratif. Hal ini memungkinkan tidak ada halangan yang bisa mencegah pihak Indonesia dalam melaksanakan proses-proses penting bagi calon jemaahnya.
Kementerian Haji dan semua instansi pemerintahan di Arab Saudi telah bersumpah untuk mengabdikan diri pada jemaah haji demi menyediakan fasilitas terunggul sepanjang masa ibadah. Selain itu, kementerian serta organisasi yang sama ini bakal tetap menjalin kerjasama erat dengan petugas sah dari Indonesia.
“Untuk mewujudkan harapan dari para jemaah dan menjamin keamanan serta kenyamatannya saat menjalankan ibadah haji,” demikian katanya.