- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
business, culture, planning, psychology of everyday life, social issuesbusiness, culture, planning, psychology of everyday life, social issues - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
14
lowongankerja.asia
– Tentunya kita semua sudah sering merencanakan beragam aktivitas di buku agenda kita, mulai dari berkumpul dengan teman secara informal sampai mengikuti acara formal tertentu. Kadang-kadang rasa antusiasme menanti saat-saat itu datang begitu mempesona, tetapi terdapat pula situasi dimana emosi kompleks bercampur menjadi satu dalam diri kita.
Tetapi, untuk sekelompok orang lainnya, ada rasa lega yang secara tiba-tiba timbul saat satu rencana yang telah dirancang dengan cermat mendadak dihentikan. Respon instingtif seperti itu bisa tampak agak ganjil bagi sebagian orang, namun hal tersebut berkaitan erat dengan beberapa karakteristik personal tertentu.
Melansir Geediting.com pada Minggu (18/05), perasaan lega saat rencana batal sering kali berhubungan dengan beberapa karakteristik pribadi yang mungkin tidak disadari banyak orang. Karakteristik tersebut antara lain:
1. Condong Menjadi Seseorang Yang Kecendrungan Introvert
Orang dengan kecenderungan ini biasanya mendapatkan kembali energi vital mereka dari waktu yang dihabiskan sendirian dalam suasana tenang dan nyaman. Interaksi sosial intens atau dalam jangka waktu lama di keramaian bisa terasa sangat menguras cadangan energi sosial yang mereka miliki.
2. Mengalami Kecemasan Sosial
Kondisi sosial spesifik, khususnya yang belum familiar atau mencakup pertemuan dengan sejumlah besar orang tidak dikenal, dapat menimbulkan rasa khawatir intens pada individu tersebut. Batalkan acara biasanya diartikan sebagai kesempatan bagi mereka untuk menjauh dan mengelak dari situasi pengendang kegelisahan potensial itu, sehingga membantu meredakan beban mental mereka.
3. Berharga Terhadap Waktu Pribadi
Memiliki waktu luang berkualitas tanpa agenda terikat atau kewajiban adalah prioritas utama bagi mereka untuk beristirahat fisik serta mengisi ulang energi mental mereka. Waktu sendirian ini sangat dihargai untuk melakukan hal-hal yang benar-benar disukai tanpa merasa terburu-buru atau terganggu oleh kehadiran orang lain di sekitar.
4. Mengalami Tekanan Dikarenakan Jadwal yang Penuh Sesak
Menuliskan begitu banyak kewajiban sosial di kalender pribadi dapat memberikan perasaan seperti tekanan berkelanjutan pada pikiran dan tubuh seseorang. Membatalkan salah satu janji yang telah direncanakan bisa sangat membantu untuk meredakan kepadatan dari seluruh rutinitas harian tersebut.
5. Lelah Karena Tekanan Sosial
Berpartisipasi dan tampil dalam beragam lingkungan sosial biasanya mengharuskan seseorang melakukan upaya yang disadari serta menggunakan banyak energi mental agar dapat bertukar pikiran secara efektif. Rasa kemerdekaan datang ketika mereka merasa tak perlu lagi menyita tenaga tambahan hanya untuk “berpura-pura” atau tetap menjalankan pertunjukan sosial di hadapan manusia-manusi lainnya.
6. Menyukai Fleksibilitas Dadakan
Waktu senggang yang tiba-tiba muncul dan tak terduga memberikan kesempatan bagi mereka untuk bereaksi secara spontan sesuai kemauan atau perasaan mereka pada saat tersebut. Tanpa ada ikatan janji atau tanggungan sebelumnya kepada pihak manapun, mereka dapat langsung memilih untuk menggunakan waktunya dalam cara yang benar-benar baru dan berbeda.
7. Butuh Waktu Untuk Di Charge
Setiap jenis interaksi sosial, meski terlihat mengasyikkan, masih memerlukan pengisian kembali ‘daya baterai’ sosial yang harus dilakukan usai acara berlangsung. Membatalkan suatu rencana tanpa disadari memberikan peluang emas untuk mendapat masa istirahat dan relaksasi yang amat diperlukan oleh jasad dan otak mereka.
8. Mengalami Tekanan agar Hadir
Salah satu alasannya adalah bahwa kadang-kadang mereka merasakan beban atau tekanan ketika harus menghadiri suatu acara padahal sebetulnya tidak begitu berkeinginan kuat untuk ikut serta. Membatalkan rencana tiba-tiba ini seperti mencabut seluruh rasa kewajiban itu sehingga membebaskan dirinya dari segala rasa bersalah yang mungkin timbul akibat keputusan tersebut.
Mempelajari emosi lega yang timbul saat merencanakan sesuatu kemudian dibatalkan dapat membantu kita memahami alasan mengapa beberapa orang menunjukkan respons yang sangat bervariasi terhadap pencabutan undangan sosial. Hal itu tidak selalu mencerminkan ketidaktertarikan, tetapi bisa jadi petunjuk bahwa mereka mungkin butuh ruang pribadi ekstra atau hanya memiliki kadar energi dalam interaksi sosial yang cukup berbeda dengan mayoritas orang lainnya.
(*)