- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
incident, indonesia, local news, news, tragediesincident, indonesia, local news, news, tragedies - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
15
lowongankerja.asia
– Dede (38) tak menyangka suaminya, Endang Rahmat (43), menjadi salah satu korban dalam peristiwa ledakan saat pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Pantai Cibalong, Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Senin (13/5/2025).
Endang termasuk dalam daftar 13 orang yang meninggal. Dia berasal dari Kampung Ciudian, Desa Ciudian, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut.
Delapan orang yang menjadi korban berasal dari Kecamatan Pameungpeuk dan Cibalong, sementara itu empat korban lainnya merupakan bagian dari TNI.
Endang meninggalkan ketiganya di antara anak-anaknya. Sebelumnya ia berprofesi sebagai kontraktor, namun ini adalah pengalaman pertamanya terkait dengan penjinakan dan pembuangan amunisi.
Fungsinya hanya sebatas menjadi supir yang membawa bahan peledak kadaluwarsa ke tempat penghancuran.
Sudah diundang oleh atasan suamiku untuk bekerja.
nurunin
Bahan peledak berperan sebagai pengemudi dan baru mulai bekerja satu bulan lalu. Belum lagi pesangonnya juga belum dibayarkan,” ungkap Dede pada hari Senin (12/5/2025) malam, seperti yang dilaporkan oleh media tersebut.
Tribun Jabar
.
Dalam masa 38 hari berkerja, Endang belum juga kembali ke rumahnya lantaran tempat kerjanya sangat jauh, menghabiskan waktu hampir tiga jam untuk pergi dan datang.
Dede menyebutkan bahwa pada hari peristiwa tersebut seharusnya adalah hari terakhir sang suami bekerja sebelum kembali kerumah.
“Hari ini adalah ledakan yang terakhir, seharusnya saya bisa pulang hari ini, tapi malah pulang selamanya,” ujar Dede sembari mengendalikan air matanya.
Sekilas, Dede berniat untuk bertandang kepada suami di tempat tersebut, namun dia membatalkan pikiran itu lantaran tugas kerjanya hampir rampung.
“Saya hampir pergi kesana pada hari Sabtu, namun tidak diperbolehkan. Sementara bekerja, suamiku menetap di asrama yang dekat dengan tempat kejadiannya,” jelasnya.
Perih hati Dede bertambah dalam saat sang buah hatinya yang masih berumur 3,5 tahun selalu mengejar-ngejar kehadiran bapaknya.
Endang biasanya selalu menelepon anak-anaknya sebelum mulai bekerja.
Saya justru diingatkan oleh anak terkecilku dengan kata-kata, ‘Mengapa suara papaku tidak terdengar hari ini?’ Dia biasa saja menelepon.
video call
“Anak-anak sebelum mulai bekerja,” kata Dede.
Menurut Dede, sang suami terkahir kali menghubungi telepon pada hari Minggu, yang merupakan satu hari sebelum insiden ledakan tersebut.
Saya belum memiliki kesempatan untuk berkomunikasi selama insiden tersebut. Umumnya saya sering menelepon.
video call
Dan biasanya bilang pada anak bungsunya jika ayah sedang berada di sana.
ngumpet
mau ada peledakan,” tuturnya.
Pada pandanganannya, Endang merupakan orang yang ceria, penuh kasih sayang terhadap keluarganya, serta ahli dalam berbagai hal.
“Suami itu
multitalent
Sungguh luar biasa. Dia bisa melakukan segalanya, bernyanyi dengan gembira, mengaji pun ikut serta dengan semangat, dan untuk pekerjaan apapun dia selalu bersedia. Tidak pernah mendengar kata ‘tidak mampu’ keluar dari mulutnya. Meski begitu, aku tetap tidak menyangka, rasanya seperti berada dalam sebuah impian,” ungkap Dede.
Dia juga menyebut bahwa dirinya kerap mengingatkan suami agar selalu membacakan doa sebelum memulai pekerjaannya, disadari atau tidak profesi itu cukup bising.
“Saya suka
ngingetin
ke suamiku, ‘Saat sedang melompat, bacalah doa.’ Umumnya dia bekerja pada projek pembuatan rumah, tidak pernah seperti saat ini,’ ujarnya.
Saat ini Dede menginginkan agar jasad suaminya segera dikembalikan dan pihak TNI bertanggung jawab dalam mendukung biaya pendidikan ke tiga orang anaknya.
Merespons terkait berita yang menyatakan jika salah satu korban diidentifikasi sebagai pemulung, Dede mengklaim bahawa suaminya bukanlah seorang pemulung.
“Sudah hampir satu bulan lebih bekerja tanpa digaji, dan kini akhirnya kegiatannya akan dibayarkan. Baru untuk pertama kalinya demikian suami saya mengerjakan ini,” ucapnya.
Artikel ini sudah dipublikasikan di TribunJabar.id denganjudul
Dede Tetap Tidak Berdaya Setelah Hilangnya Suaminya karena Ledakan Mematikan di Garut, Endang Si Pengemudi Bahan Peledak
, Penulis: Jaenal Abidin | Editor: Giri