- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
disasters, indonesia, infrastructure, local news, politicsdisasters, indonesia, infrastructure, local news, politics - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
12
lowongankerja.asia
,
Wonogiri
Camat Batuwarno Khrisma Eko Sutiyono menyatakan bahwa pembangunan di wilayahnya tidak dapat berjalan dengan maksimal pada tahun ini. Penyebab utamanya adalah adanya sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten tersebut.
Wonogiri
ini mengalami defisit
anggaran
yang cukup besar.
Pada tahun lalu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Wonogiri mencatatkan defisit mendekati Rp 1 miliar. Hal ini disebabkan oleh total belanja sebesar Rp 2,4 triliun yang diimbangi dengan pendapatan kas daerah hanya berjumlahRp 2,3 triliun.
“Anggaran yang diberikan oleh pemerintah cukup terbatas untuk mendukung pengembangan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan warga di Wonogiri,” kata Khrisma ketika hadir dalam upacara penempatan batu pertama proyek pembangunan panti asuhan dan panti jompo Yayasan Karya Alam Wisesa di Dusun Sumberejo, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah pada hari Minggu, tanggal 11 Mei 2025.
Dia menyebutkan bahwa telah ada beberapa program yang memang sudah dirancang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) serta dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Wonogiri. Namun, saat ini tidak dapat dilaksanakan karena mayoritas dana dialokasikan untuk pembinaan berdasarkan program-program milik Presiden Prabowo Subianto.
“Ada
MBG
(Pangan Sehat Secara Gratis), fokus pada tingkat desa dan seterusnya. Dana tersebut bahkan dapat berkurang hingga lebih dari Rp 200 juta yang semestinya bisa dialokasikan untuk pembangunan. Namun, saya percaya bahwa di masa mendatang saat kondisi negara kita membaik, program-program akan lebih banyak menjangkau aktivitas sosial,” ujarnya.
Untuk mencapai kondisi keuangan daerah yang sehat, aktivitas ekonomi serta kapabilitas penduduk di Wonogiri harus senantiasa ditingkatkan. Peningkatan kemandirian masyarakat dapat dilakukan dengan cara dasar seperti merawat anak-anak terpinggirkan sehingga mereka memiliki prospek cerah dan nantinya dapat menyumbang bagi wilayah asal mereka.
Oleh karena itu, konstruksi panti asuhan serta panti jompo dalam area tersebut memberikan semburat baru berupa kegembiraan dan harapan untuk warga setempat serta ekonomi Wonogiri. Lokasi bangunannya mencakup luas sekitar tiga hektar tanah. Direncanakan nantinya lahan ini bakal dikembangkan lebih lanjut hingga empat hektar.
Di masa mendatang, area tersebut akan ditambahkan dengan lima tempat ibadah yang mewakili beragam kepercayaan di Indonesia.
Ketua Yayasan Karya Alam Wisesa serta founder dari panti asuhan tersebut, Thomas Johnson, mengharapkan bahwa dengan adanya tempat penampungan ini di masa mendatang para anak terpinggirkan dapat memiliki prospek lebih baik dan turut membantu pembangunan Wonogiri. Proses konstruksi panti akan dilaksanakan secara bertahap. Pada tahap awal direncanakan untuk merancang sebuah panti dengan daya tampung hingga 70 individu, area multifungsional, serta lima bangunan tempat ibadah.
Proyek konstruksi pada tahap ini diharapkan rampung dalam tahun ini dan mulai dapat difungsikan tahun depan. Langkah berikutnya mencakup pengembangan secara menyeluruh untuk panti asuhan serta panti lansia yang nantinya memiliki kapasitas total sampai 500 orang. Panti tersebut menampung anak berusia antara 5 hingga 18 tahun dan juga warga lanjut usia dari segala latar belakang kepercayaan. Selain itu, para anak didik akan dikirim ke pendidikan formal melalui penempatan mereka di sekolah-sekolah terdekat.
Di sekitaran panti, terdapat lahan pertanian serta tempat pemeliharaan hewan seperti sapi dan kambing yang dikelola oleh ahli agronomi dan peternaker profesional. Di sini anak-anak belajar tentang bercocok tanam dan pengaturan usaha peternakan. Pendapatan dari penjualan produk panen dan ternak ini pun dimanfaatkan secara optimal. “Semua hasil tersebut dialirkan untuk mendukung aktivitas di panti dan memperluas fasilitasnya,” ungkap Thomas.
Kepala Desa Sumberejo Tri Haryanto dengan senang hati menerima adanya panti di area tanggung jawabnya. “Di luar membantu anak-anak yang tanpa pengasuh dan para lanjuk usia, tempat ini pun akan merangsang pertumbuhan ekonomi dalam desa kita,” ungkap Triko, panggilan dekatnya.
Berdasarkan daftar Penerima Program Keluarga Harapan (PPKH) untuk Provinsi Jawa Tengah, total anak terlantar di Kabupaten Wonogiri pada tahun 2024 mencapai angka 6.857 orang. Sedangkan berdasar informasi dari BPS Jawa Tengah pada tahun 2021, ada lima lembaga pengasuhan yang melayani anak-anak tanpa orang tua di wilayah tersebut, dan semuanya dikelola secara privat. Seandainya tiap panti memiliki kapasitas sebanyak 500 anak, maka hanyalah 2.500 anak saja yang dapat dilindungi nasib mereka.