- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
disasters, government, incident, news, tragediesdisasters, government, incident, news, tragedies - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
8
lowongankerja.asia
– Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat (Jabar), mendatangi rumah-rumah keluarga para korban dari insiden ledakan amunisi yang tidak terpakai di Garut, Jawa Barat. Peristiwa tragis itu merenggut nyawa 13 individu dan sebagian besar di antara mereka adalah masyarakat umum.
Para warga sipil yang gugur meninggalkan putra-putri mereka dalam usia pendidikan. Terharu melihat situasi ini, Dedi berkomitmen untuk mengambil tanggung jawab sebagai ayah bagi anak-anak para korban ledakan di Garut.
Pada kunjungan tersebut, Dedi pun menyempatkan diri untuk bertemu dengan keluarga para korban meledaknya Garut di Rumah Sakit Umum Daerah Pameungpeuk. Satu dari mereka meninggalkan seorang istri serta seorang anak laki-laki yang baru menginjak usia 14 tahun.
Ini Bapak, mohon maaf saya ingin bertanya Bapak, perwakilannya dari Cidaun. Yang menjadi korban ada dua orang Bapak, adik dan kakaknya, nama mereka adalah Pak Iyus dan Pak Anwar,” jelaskan seorang anggota keluarga korban. “Sedangkan untuk Pak Anwar, ini anaknya beliau,” lanjutnya sambil menunjuk salah satu putrinya.
“Jadi ini adalah putranya?” “Jadi sekarang dia menjadi yatim?” tanya Dedi Mulyadi, lalu keluarga korban mengiyakannya dengan benar.
Dedi Mulyadi bertanya tentang situasi putra salah satu korban yang masih mengenyam pendidikan di SMA 5 Garut. “Baiklah, mulai sekarang kamu menjadi anak asuhku. Sampai kau lulus kuliah, biar aku yang menanganinya,” ujar Dedi Mulyadi.
“Satu lagi Pak,” kata seorang wakil dari keluarga tersebut, disusul konfirmasi Dedi Mulyadi bahwa semua anak-anak korban bencana meledak di Garut akan ditangani sampai ke tahap pendidikan tinggi. “Amen Ya Allah. Terima kasih Pak,” balas seluruh famili para korban.
Bukan hanya itu saja, Dedi berencana untuk menghadirkan bantuan keuangan dalam bentuk tunai bagi para keluarga korban. Dia menambahkan, “Saya akan memberikan satu keluarga sebesar Rp 50 juta.” Ucapan tersebut langsung mendapat respon positif dan ucapan terima kasih dari pihak keluarga korban.
Dedi menegaskan bahwa dia akan segera mengirimkan uang tersebut. Seorang anak dari salah satu korban bercerita pada Gubernur Jawa Barat tentang kehilangan orang tua mereka yang menjadi pemimpin keluarga dan meninggalkan balITA BERUSIA 5 TAHUN.
“Bagaimana nasib keluarga di masa depan jika bapak adalah tulang punggungnya?” dia bertanya.
“Sudah seperti ini saja, semua biaya hidup dan pendidikan termasuk kuliah untuk anak-anak para korban akan saya yang bertanggung jawab. Itulah kewajiban saya,” ujar Dedi.
Dedi menekankan bahwa mereka yang telah meninggal tak dapat dikembalikan atau ditangani sampai upacara pemakaman. Dedi Mulyadi pun menjelaskan bahwa tanggung jawab seorang Gubernur bukanlah merawat orang-orang yang sudah tiada, melainkan fokus pada masyarakat yang masih hidup serta memastikan kehidupan mereka tetap terjamin dengan baik.
“Tugas gubernur bukanlah menjaga hal-hal yang telah dibuang, karena sudah ada orang lain di sini yang dapat melaksanakan itu,” katanya. Dedi menebarkan pandangannya dengan tegas bahwa tanggung jawab seorang gubernur adalah merawat anak-anak yang tertinggal. “Supaya mereka tidak terabaikan dalam pendidikannya dan juga masa depannya,” jelasnya.