- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
economics, investing business news, investing market news, investing news, newseconomics, investing business news, investing market news, investing news, news - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
7
JAKARTA, lowongankerja.asia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan naik mengikuti perjanjian perdagangan sementara antara Amerika Serikat (AS) dan Cina yang efektif selama 90 hari.
Ekonom dari Panin Sekuritas Felix Darmawa menyebut bahwa perjanjian perdagangan antara Amerika Serikat dan China dapat menjadi berita baik di awal sesi perdagangan hari ini, khususnya karena indeks saham lain di wilayah Asia telah bereaksi dengan peningkatan nilai, sepetti Nikkei dan Hang Seng.
“Kemungkinannya, Indonesia bakal turut merasakan atmosfir tersebut, terlebih lagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebelumnya pernah tersangkut lantaran adanya hari libur, sehingga berpotensi mengalami kenaikan harga saham yang dikenal sebagai ‘catch-up rally’,” ujarnya dalam wawancara dengan lowongankerja.asia pada Rabu (14/5/2025).
Meskipun begitu, dia menegaskan bahwa respon pasar mungkin hanya merupakan antusiasme singkat sebab rincian perjanjian belum benar-benar terbuka untuk umum, dan para pemain pasar masih akan bersikap hati-hati.
Felix menyebutkan bahwa di luar perdagangan, ada beberapa hal penting lainnya untuk diamati termasuk keadaan dunia luas. Misalnya saja tentang bagaimana tingkat pengembalian obligasi Amerika Serikat berubah serta perkiraan mengenai tarif pinjaman milik Bank Sentral AS yaitu Federal Reserve atau biasa disebut The Fed.
Tetapi, nada yang lebih keras dari Ketua The Fed Jerome Powell mungkin akan mengurangi antusiasme pembelian asing. Data inflasi AS yang melebihi perkiraan sebesar 2,3% year-on-year dibandingkan dengan ekspektasi awal 2,4% year-onyear juga bisa memberikan dampak signifikan pada pasar esok hari.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah, yang akhir-akhir ini mulai menguat, bisa jadi penopang tambahan untuk sektor berbasis impor dan konsumsi domestik.
“Tekanan asing yang sempat keluar sebelum libur juga akan jadi perhatian, apakah mereka balik masuk atau justru wait and see,” imbuh dia.
Secara keseluruhan, kemungkinan IHSG akan bergerak lebih kuat saat pembukaan cukup besar, namun investor serta pemain di pasaran efek masih harus waspada terhadap risiko ambil untung yang bisa saja timbul menyusul kenaikan signifikan beberapa pekan lalu.
“Sektor seperti barang berjangka, finansial, dan energi dapat menjadi pendorong utama pada awal minggu ini,” demikian katanya.
Berita terkini menyebutkan bahwa Amerika Serikat dan Tiongkok tampaknya sudah menyetujui kesepakatan sementara mengenai kebijakan tariff yang diberlakukan pada awal bulan April kemarin.
Secara garis besar, poin utama dalam perjanjian tersebut mencakup penurunan tarif Amerika Serikat terhadap barang-barang Cina yang berkurang dari 145% hingga 30%. Sementara itu, tarif Cina terhadap produk-produk Amerika Serikat juga dikurangi dari sebelumnya 125% menjadi hanya 10%.
Perjanjian harga sementara ini mulai berlaku pada tanggal 14 Mei 2025 dan akan berlangsung selama 90 hari. Akan tetapi, tarif sebesar 20% untuk barang-barang berkaitan dengan fentinil yang berasal dari China masih dipertahankan.