- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
crime, emergencies, local news, news, scandalscrime, emergencies, local news, news, scandals - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
10
jatim.lowongankerja.asia
, NGAWI – Sungguh luar biasa, tindakan kakek yang bernama Suroso dari Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi, menyebabkan petugas Damkar Ngawi merasa heran.
Seorang kakek yang berumur 65 tahun tersebut melaporkan rasa sakit sangat parah di daerah genitalnya pada hari Selasa (13/5).
Menurut kabar beredar, kondisi tidak nyaman yang dialaminya merupakan akibat tindakan ekstrem Suroso yang menempelkan gelang terbuat dari saluran air plastik di bagian sensitifnya.
Purwanto dari Satuan Pemadam Kebakaran Kabupaten Ngawi menyampaikan bahwa Suroso datang ke kantor Damkar yang berada di sekitar rumahnya untuk memohon bantuan dalam menghilangkan cincin paralon tersebut.
“Pelapor memiliki ide untuk secara langsung menghubungi pemadam kebakaran karena sering kali menyaksikan penanganan keluhan-keluhan tersebut dan hubungan mereka dengan kehidupan sehari-hari dalam masyarakat,” jelas Purwanto.
Proses pembebasannya berlangsung selama satu jam, yaitu dari pukul 04.30 hingga 05.30 WIB. Suroso kemudian diantarkan ke Rumah Sakit Widodo untuk tindak lanjut yang diperlukan.
“Rasanya bersyukur Alhamdulillah akhirnya berhasil dievakuasi, dengan petugas pemadam kebakaran bekerja sama dengan tim medis dari Rumah Sakit Widodo untuk melepaskan selang yang tersangkut di area sensitif saya,” terangnya.
Purwanto menjelaskan bahwa motivasi Suroso untuk bertindak dengan cara tersebut adalah supaya terhindar dari halusinasi atau fantasi seksual yang dapat membuat alat vitalnya menjadi ereksi.
“Beliau telah mengenakan selang pada organ intimnya sejak dua hari yang lalu, dan ia merasa sangat kesakitan karena tidak dapat kencing dengan normal. Akhirnya, beliau berinisiatif untuk datang menemui kita,” jelasnya.
Pelepasan cincin dilakukan secara hati-hati dan sukses tanpa hambatan. Si pelapor pun bersumpah takkan lagi melakukan tindakan tersebut, karena bisa membahayakannya sendiri.
Selepas itu, pelapor setuju untuk istirahat dan kemudiannya diambil pulang oleh keluarganya.
“Kami menyarankan kepada publik, jika benar-benar merasakan hasrat atau keinginan yang sangat kuat dan sulit dikelola, dapat dilakukan dengan cara bertobat dan berdoa,” tegasnya.
(mcr23/mcr12/jpnn)