- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
business, economics, financial markets, investing market news, newsbusiness, economics, financial markets, investing market news, news - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
7
Indeks pasar saham di Amerika Serikat atau Wall Street berakhir dengan hasil campuran pada hari Selasa (13/5). Indeks S&P 500 serta Nasdaq bertumbuh pasca rilis data inflasi negara tersebut yang ternyata lebih rendah dibandingkan ekspektasi, memperkuat semangat para pemain pasar mulai Senin lalu ketika kedua pihak, AS dan Tiongkok, menyepakati jeda dalam perang dagang mereka.
Dikutip dari
Reuters
, Indeks Dow Jones Industrial Average berkurang sebanyak 269,67 poin, yaitu sekitar 0,64% hingga mencapai angka 42.140,43. Sedangkan S&P 500 (.SPX) meningkat 42,36 poin, atau kira-kira 0,72%, sehingga menetap di posisi 5.886,55. Di samping itu, Nasdaq Composite (.IXIC) mengalami kenaikan sebesar 301,74 poin atau setara dengan 1,61% sampai pada level 19.010,09.
Indeks Dow (.DJI) menyaksikan penurunan tertingginya yaitu 17,8 persen di saham UnitedHealth (UNH.N), hal ini terjadi setelah perusahaan asuransi tersebut mencabut proyeksi mereka untuk selanjutnya dan CEO-nya memilih untuk resign.
Dari 11 sektor besar dalam indeks S&P 500, enam di antaranya menunjukkan peningkatan dengan sektor teknologi (.SPLCRT) memimpin dengan kenaikan 2,25%, sedangkan sektor jasa kesehatan (.SPXHC) mencatat kerugian tertinggi, yaitu turun sebesar 2,97%.
S&P 500 dan Nasdaq sudah mulai pulih dari kerugiannya sejak tanggal 2 April, setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan tentang adanya tarif impor saling kembali yang luas.
Penangguhan penerapan tariff sebanyak 90 hari yang diberlakukan mulai tanggal 9 April bagi negara-negara kecuali Cina, ditambah dengan pelaporan keuangan yang kuat serta kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Inggris pekan lalu, telah mendorong indeks S&P 500 dan Nasdaq yang didominasi oleh sektor teknologi mengalami pemulihan.
Harga saham dari perusahaan pertukaran kripto Coinbase Global (COIN.O) naik sekitar 24% usai mengumulkan kalau mereka akan resmi menjadi bagian indeks S&P 500 mulai tanggal 19 Mei mendatang.
Lebih dari 90 persen perusahaan S&P 500 sudah mengumumkan hasil keuangannya, dan fokus pasar minggu depan akan tertuju pada saham retail besar seperti Walmart (WMT.N).
Indeks S&P 500 menandai kenaikan positif sepanjang tahunnya untuk kali pertama sejak akhir bulan Februari, menyusul laporan yang mengindikasikan inflasi konsumen di Amerika Serikat mereda secara perlahan pada bulan April.
Inflasi secara keseluruhan bertambah sebesar 0,2% pekan lalu dibandingkan dengan perkiraan para ahli yang memprediksikan kenaikan menjadi 0,3%, sementara itu terjadi penurunan sebanyak 0,1% di bulan Maret. Indeks Harga Konsumen Amerika Serikat (IHK) mengalami pertambahan sebesar 2,3% selama tahun berjalan sampai April, ini merupakan perlambatan dari kenaikan 2,4% yang dicatat pada periode 12 bulan hingga akhir Maret.
Peningkatan nilai saham mulai Senin dikarenakan adanya perjanjian antara Amerika Serikat dan Tiongkok untuk memperkecil bea masuk saling melawan, hal ini menjadi indikasi usaha bersama dalam mencegah resesi dunia.
AS akan mengurangi sementara kenaikan tarifnya atas barang impor dari China menjadi 30% dari sebelumnya 145% untuk jangka waktu tiga bulan, sedangkan tarif China terhadap produk Amerika Serikat akan diturunkan menjadi 10% dari semula 125% dalam kurun waktu yang sama.
Setelah kesepakatan gencatan senjata perdagangan, berbagai perusahaan pialang meredakan perkiraan mereka tentang kemungkinan resesi di Amerika Serikat. Meski demikian, para pedagang keuangan meyakini bahwa Federal Reserve AS bakal menahan diri untuk tidak menurunkan tingkat suku bunganya sampai bulan September, sementara tetap mengharapkan adanya dua kali pengurangan suku bunga dengan jumlah masing-masing 25 basis poin menjelang akhir tahun ini.
Beberapa petinggi Federal Reserve direncanakan akan memberikan pidato minggu ini, termasuk Ketua Jerome Powell pada hari Kamis.