- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
commerce, investing business news, investing company news, investing news, newscommerce, investing business news, investing company news, investing news, news - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
7
Harga emas global naik lagi sebesar 1,85% pada hari Rabu (7/5), menyusul puncak yang dicapai di pertengahan bulan April tahun ini. Sementara itu, beberapa perusahaan tambang emas juga mengumumkan hasil keuangan yang memukau untuk kuartal pertama tahun 2025.
Beberapa perusahaan publik yang mencatat performa baik selama tiga bulan awal tahun 2025 antara lain PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), dan juga PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Di sisi lain, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) tampaknya belum mengirimkan laporannya ke Bursa Efek Indonesia.
Diantaranya adalah perusahaan pertambangan emas Antam yang mengalami kenaikan laba bersih sebesar 1.003% hingga mencapai Rp 2,3 triliun. Selain itu, penjualannya pun meningkat tajam dengan pendapatan dari penjualan emas milik Antam meroket menjadi Rp 26,15 triliun, atau bertambah sebanyak 203%.
Meskipun demikian, MDKA tetap yakin bahwa penambahan emas pertama dari proyek emas Pani yang terletak di kabupaten Pohuwato, provinsi Gorontalo, direncanakan akan dimulai pada awal tahun 2026. Operasi disini diperkirakan dapat mencapai kapasitas maksimum hingga kira-kira 500.000 ons emas setiap tahunnya.
Selanjutnya ARCI menyemangati usahanya lewat dua anak usaha dalam pengelolaan konsesi pertambangan seluas 40 ribu hektare. Juga ada BRMS yang sedang mengolah bijih emas dari area tambang terbuka di Poboya, Palu. Kadar emas di daerah tersebut sekitar 1,5 gram per ton.
Rangkaian Prestasi Perusahaan Pertambangan Emas, Siapakah yang Terbaik?
Laba ANTM Terbang
Mengawal 2025, emiten pelat merah atau Badan Usaha Milik Negara PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menorehkan prestasi gemilang dengan kenaikan laba bersih 1.003% menjadi Rp 2,3 triliun. Pada periode yang sama tahun 2024, Antam mencatatkan perolehan laba bersih pada angka Rp 210,9 miliar. Kenaikan laba ini ditopang oleh melesatnya penjualan emas di tengah lonjakan harga.
Selain itu, penjualan emas buatan Antam juga melonjak menjadi Rp 26,15 triliun, naik 203% dibandingkan dengan periode sebelumnya tahun lalu Rp 8,62 triliun. Direktur Utama ANTM, Nicolas D Kanter, mengatakan capaian tersebut didapatkan berikat efisiensi berkelanjutan dan strategi bisnis yang diterapkan perseroan.
Nicolas menekankan dalam pernyataan resmi yang dirilis pada hari Rabu (7/5) bahwa mereka terus menerapkan strategi pemasaran inovatif, kontrol biaya yang teliti, dan mempertahankan struktur biaya supaya tetap bersaing,
Tidak hanya sektor emas, tetapi juga performa dari segmen nikel dan bauksit meningkat selama periode Januari sampai Maret tahun 2025. Pendapatan dari penjualan nikel melonjak 581% mencapai angka Rp 3,77 triliun dan menyumbang 14% terhadap total pendapatan perusahaan.
Volume penjualan bijih nikel juga mencatatkan rekor gemilang, yakni terjual 3,83 wet metrik ton (wmt). “Pada bijih nikel, Antam mencatatkan kinerja produksi dan penjualan kuartalan tertinggi sepanjang sejarah,” kata Nicolas.
BUMN produsen emas ini mencatatkan aset mencapai Rp 48,3 triliun pada kuartal I 2025, naik 17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
MDKA Targetkan Produksi 500 Ribu Ons Emas Per Tahun
Pada sisi lain, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) belum mengumumkan hasil operasi kuartal pertama tahun 2025 ke Bursa Efek Indonesia hingga hari Rabu tanggal 7 Mei pukul 12:00 Waktu Indonesia Bagian Barat. Jika dilihat dari pendapatannya, salah satu aktiva utama perusahaan ini adalah tambang emas tujuh gunung berjajar.
Tambang tersebut menggunakan metode penambangan terbuka tradisional bersama dengan teknik stacking tailing dan proses pengolahan melalui pabrik ADR khusus untuk ekstraksi emas dan perak. Selain itu, ada juga proyek tambang emas Pani yang tengah dikembangkan untuk mendukung cadangan emas yang ada.
Perusahaan pertambangan emas yang terafiliasi dengan Grup Saratoga serta konglomerat Garibaldi Thohir alias Boy Thohir mengungkapkan kemajuannya dalam proyek emas Pani yang berlokasi di Provinsi Gorontalo, Sulawesi. Menurut manajemennya, pengecoran emas pertama untuk proyek tersebut direncanakan akan dilakukan pada awal tahun 2026, sementara volume produksinya diperkirakan dapat mencapai puncak sebesar kurang lebih 500.000 ons emas setiap tahunnya.
“Proyek ini diproyeksikan menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Indonesia,” kata Albert dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (9/4).
Selain proyek emas Pani, Albert juga mengungkapkan bahwa proyek Tembaga Tujuh Bukit (TB Copper) mencatat perkembangan positif. Estimasi sumber daya terindikasi telah diperbarui dan menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan estimasi sebelumnya.
Ia mengatakan, MDKA berencana merilis studi pra-kelayakan terbaru pada kuartal kedua 2025 yang akan mencakup proyeksi keuntungan yang lebih baik serta rencana peningkatan kapasitas produksi.
ARCI Catat Pertumbuhan Laba Sebesar 145%
PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) memulai tahun 2025 dengan peningkatan laba yang signifikan. Perusahaan milik grup Rajawali ini melaporkan kenaikan laba bersih sebesar 145%, yaitu US$ 10,3 juta atau kurang lebih Rp 170 miliar dari angka sebelumnya yang berada di level US$ 4,2 juta atau sekitar Rp 69 miliar.
Mengutip data dari keterbukaan informasi di BEI, pencapaian tersebut berbanding terbalik dengan jumlah aset yang menyusut 10% menjadi US$ 82 juta dari periode yang sama tahun lalu US$ 92. Emiten pertambangan emas ini memperoleh pendapatannya dari perdagangan dan pengolahan emas (trading & gold processing) yang melesat 270% menjadi US$ 33,4 juta.
Kini, ARCI sedang menggodok usahanya lewat dua anak usaha yakni PT Meares Soputan Mining (MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TNN). Dalam pengelolaannya, MSM memiliki konsesi pertambangan seluas 40 ribu hektare yang mencakup Toka Tindung, Araren dan Marawuwung.
Toka Tindung Gold Mine mempunyai sumber daya mineral sekitar 145,8 juta ton dengan kadar emas mencapai 1,2 gram per ton atau setara dengan sekitar 5,5 juta ons emas. Sebagaimana disebutkan dalam penjelasan resmi ARCI pada hari Rabu (7/5), “Kadaran emas yang telah dibuktikan dan dihitung secara akurat berada di angka ratarata 1,2 gram per ton dengan total isi emas sekitar 3,9 juta ons.”
BRMS Gagah Mengumpulkan Kekayaan di Tahun 2027
Emiten yang berhubungan dengan Grup Bakrie serta Grup Salim, yakni PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), melaporkan peningkatan laba bersih sampai tiga kali lebih tinggi pada triwulan pertama tahun 2025. Dalam periode tersebut, perusahaan di bidang pertambangan ini menghasilkan laba bersih senilai US$ 14,85 juta atau setara dengan Rp 248,92 miliar. Ini merupakan lonjakan cukup besar yaitu 296%, dibandingkan dengan laba bersih sebelumnya yang hanya US$ 3,75 juta atau setara dengan Rp 62,88 miliar.
year on year
(yoy).
Menurut data terbuka dari Bursa Efek Indonesia, peningkatan keuntungan itu sesuai dengan pertumbuhan pendapatan yang mencapai 212%, setara dengan US$ 63,31 juta atauRp 1,06 triliun. Apabila dibandingkan dengan hasil pada periode serupa tahun sebelumnya, BRMS menghasilkan US$ 20,32 juta atau Rp 340,69 miliar.
Kenaikan yang signifikan itu didukung oleh pertumbuhan volume penjualan emas sebesar 128%, yaitu dari 9.623 ons naik menjadi 21.922 ons. Sementara di sisi lain, harga ratarata emas (ASP) pada tahun ini juga mengalami kenaikan 35% mencapai US$ 2.809 per ons, berbanding dengan periode sebelumnya yang hanya US$ 2.083 per ons.
“Hasil keuangan yang membaik tersebut disebabkan oleh peningkatan produksi emas dari anak usaha kami di Palu [PT Citra Palu Minerals] (CPM) dan harga jual emas yang lebih tinggi,” kata Direktur & Chief Financial Officer BRMS Charles Gobel dikutip Rabu (7/5).
Sementara itu, Presiden Direktur & CEO BRMS, Agus Projosasmito membeberkan bahwa perseroannya sedang mengolah bijih emas dari area tambang terbuka di Poboya, Palu. Kadar emas di daerah tersebut sekitar 1,5 gram per ton. Selain itu, adanya kontribusi dari mitra kontraktor PT Macmahon Indonesia (MMI) sehingga BRMS optimis bisa mengejar target menambang cadangan emas. Penambangan dilakukan di daerah yang sama pada paruh kedua 2027.
“Tambang di bawah tanah itu mempunyai kandungan emas yang jauh lebih tinggi, yaitu sekitar 4,9 gram per ton,” kata Agus. Berdasarkan angka ratarata tersebut, BRMS dapat menghasilkan peningkatan produksi secara signifikan menjelang akhir tahun 2027 atau awal 2028.