Laporan Kontributor Adim Mubaroq
lowongankerja.asia, MAJALENGKA –
Langit di Majalengka terlihat sangat jernih ketika rombongan pendaki memulai perjalanan mereka melintasi rute Apuy pada hari Sabtu, tanggal 3 Mei 2025.
Bukan hanya melakukan pendakian saja, mereka memiliki tujuan khusus: memperkenalkan nama anak dari daerah setempat yang berprestasi, Jaksa Agung ST Burhanuddin, di puncak tertinggi Tanah Pasundan, yaitu Puncak Gunung Ciremai dengan ketinggian 3.078 meter di atas permukaan laut.
Setelah melalui perjalanan selama dua hari satu malam, monumen tersebut pada akhirnya terdirikan dengan gagah di titik tertinggi Jawa Barat, Minggu (4/5/2025).
Dibuat dengan menggunakan material yang sederhana tetapi memiliki nilai mendalam, monumen tersebut dilegalkan oleh organisasi non-pemerintah Baladhika Adhyaksa Nusantara. Ini dilakukan bersama-sama dengan warga setempat, pihak berwenang lokal, serta kelompok-kelompok pendaki gunung dan pencinta alam.
Tertera dengan jelas di monumen itu:
Puncak ST Burhanuddin – Anak Asli Majalengka terbaik dari Jawa Barat.
“Mengapa tempat ini dipilih? Karena Gunung Ciremai melambangkan semangat berjuang. Untuk sampai ke puncaknya dibutuhkan energi, kesetiaan, serta jiwa yang kuat. Seperti halnya Pak Burhanuddin saat menjabat sebagai Kepala Jaksa Agung,” ungkap pendiri tugu tersebut, Ketua Umum LSM BAN, Yunan Buwana, pada hari Senin (5/5/2025).
Menurut Yunan, Gunung Ciremai tidak hanya merupakan pemandangan alami, melainkan lebih dari itu sebagai sebuah gunung biasa.
Ia berdiri tinggi sebagai atap teratas Tanah Sunda, menghubungkan tiga wilayah yaitu Majalengka, Cirebon, dan Kuningan, serta menjadi simbol perlawanan yang tak setiap orang dapat mencapai puncaknya dengan mudah.
Mirip dengan perjalanan hidup ST Burhanuddin dalam memerangi kejahatan korupsion yang meluas di negara tersebut.
“Perjalanan untuk mencapai tempat ini tidaklah mudah. Jalannya terjal, naik turun, dan berisiko. Namun, begitu telah tiba di sana, Anda akan memahami makna dari monumen tersebut,” katanya.
Bupati Majalengka, Eman Suherman, yang sekaligus bagian dari keluarga besar ST Burhanuddin, ikut serta dalam acara pelepasan para pendaki dan mengekspresikan kebanggaannya akan inisiatif ini tidak berasal dari keluarganya sendiri, tetapi datang dari kalangan masyarakat luas.
“Jika kita keluarga yang membuat hal ini, kemungkinan besar orang akan berpikir bahwa itu hanyalah ekspresi rasa bangga pribadi. Namun, fakta bahwa ini berasal dari lingkungan sekitar, yang sungguh-sungguh menghormati integritas dan kerja kerasnya, menunjukkan betapa dalam apreasiasinya,” ungkap Eman pada hari Sabtu, 3 Mei 2025.
Dia mengakui tidak bisa menahan air matanya ketika mendengar tentang usaha yang dilakukan untuk memimpin saudaranya mencapai puncak gunung.
Menurut dia, ST Burhanuddin merupakan orang yang damai dan sederhana, tetapi sungguh gigih dalam menghadapi ketidakejelasan atau ketidakadilan.
“Jika telah berhubungan dengan hal-hal yang salah, ia tak pernah mundur. Hal itu yang membuat kami sebagai keluarga terus-menerus mengingatkan batasan tersebut. Namun, dia sama sekali tidak merasa takut,” ungkap Eman.
Saat ini, patung tinggi sekitar 170 cm tersebut sudah terpasang.
Dengan didirikannya Patung ST Burhanuddin di puncak Gunung Ciremai, gelar mantan Jaksa Agung ini semakin melekat tidak hanya dalam catatan sejarah penegakan hukum nasional, tapi juga fisiknya yang nyata menghiasi puncak guna Jawa Barat.