- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
emotional attachment, psychology, psychology of everyday life, relationships, romantic relationshipsemotional attachment, psychology, psychology of everyday life, relationships, romantic relationships - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
14
– Dalam tiap ikatan hubungan yang kita bangun, bagaimana kita saling melekat menjadi penting.
attachment style
menjalankan peranan yang amat signifikan dalam alur interaksi rutin. Kesetiaan semacam itu biasanya terwujud semenjak usia dini dan mengendalikan cara kita merasakan keamanan ataupun ketidaknyamanan saat berdekatan dengan individu lainnya disekitar kita.
Untuk beberapa orang, pola ketergantungan yang dimiliki disebut demikian.
anxious attachment
Atau ketakutan berlebihan, yang ironisnya dapat mendorong orang-orang terdekat untuk pergi. Meskipun mereka amat menginginkan keintiman serta kepastian dalam kasih sayang, tanpa disadari mereka malah melakukan tindakan-tindakan yang membuat hubungan menjadi lebih rumit untuk dipertahankan.
Menurut laporan di Geediting.com pada hari Sabtu (03/05), terdapat berbagai tingkah laku khusus yang umumnya dilakukan oleh individu seperti ini:
attachment anxious
tanpa mereka sadari sepenuhnya.
1. Terus-menerus Mencari Kepastian
Salah satu pola tingkah laku umum yang timbul adalah dorongan kuat dan terus-menerus untuk mengetahui secara pasti bahwa hubungan tetap harmonis. Mereka kerapkali mengharapkan pengakuan verbal ataupun bukti bertubi-tubinya dari pasangan guna mengurangi ketidaknyamanan emosional yang konstan melanda mereka.
2. Terlalu Bergeming dengan Perkara Sepele
Mengirim pesan pendek, memberi waktu respons agak panjang, atau variasi halus pada intonasi dapat salah ditekankan menjadi indikator dari sesuatu yang serius. Mereka menggunakan banyak tenaga pikiran mereka untuk memeriksa tiap elemen kecil pertukaran tersebut mencari petunjuk pengabaian atau sinyal retak meski tak ada masalah nyata dalam ikatan itu.
3. Terlalu Ketergantungan Atau Menempel
Hasrat besar untuk senantiasa berkumpul atau membutuhkan interaksi dan hubungan tak henti-hentinya dengan pasangan dapat membuat pihak lain merasa lelah atau tertekan. Mereka cenderung kesulitan menghadapi momen terpisah dan kerap kali menampilkan sikap ketagihan yang berlebihan demi menjaga keintiman baik secara fisik maupun emosi di semua waktu.
4. Mudah Merasa Cemburu
Berinteraksi secara biasa dengan orang lain, seperti bertemu teman lama atau kolega kerja, dapat mengundang perasaan iri yang sangat intens dan kadang-kadang tak sebanding. Kekhawatan fundamental tentang penolakan serta ketidakmampuan untuk diprioritaskan menyebabkan mereka menjadi lebih rentan terhadap sikap curiga berlebihan atas tiap tanda-tanda ancaman bagi keterikisan dalam hubungan yang tengah dijalinnya.
5. Menyikapi Semua Hal Sebagai Sesuatu yang Sangat Pribadi
Umpan balik sederhana, pandangan informal, hingga candaan Anda dapat segera ditafsirkan sebagai serangan personal atau indikasi bahwa mereka kurang layak untuk dicintai. Mereka memiliki pertahanan batin yang membuatnya amat sensitif terhadap kritikan maupun perasaan tak disenangi, meski tujuan asli orang lain jauh berbeda dengan itu.
6. Merancang Dramatis atau Menguji Ties dalam Relasi
Terkadang, tanpa disadarinya, orang tersebut dapat membangkitkan perselisihan kecil, situasi dramatis, atau dengan sengaja menjauh sebentar untuk melihat sejauh mana Anda merasakan keprihatinan. Tindakan itu berasal dari rasa takut dasar akan ditolak, tetapi secara ironis malah bisa menyebabkan hubungan menjadi kurang stabil dan cukup melemahkan bagi semua pihak yang bersentuhan.
7. Berjuang dengan Batasan
(Boundaries)
Mereka mungkin akan sulit untuk mematuhi batas-batas personal yang telah Anda tentukan atau bahkan belum mengetahui dengan pasti tentang adanya batas-batas personal yang harus dipertahankan di dalam suatu hubungan. Kehilangan pengetahuan serta rasa hormat atas privasi, baik itu milik mereka sendiri ataupun dari pihak lain, dapat membentuk tekanan dan konflik halus yang secara bertahap merusak kedamaian pada setiap pertemuan harian.
8. Dipacu Oleh Rasa Takut Akan Diabaikan
Akarnya dari seluruh tindakan ini adalah rasa takut dalam, kronis, serta cenderung tidak masuk akal tentang ditolak oleh orang yang sangat disayangi. Rasa takut itu secara konstan menggerakkan mereka untuk bertindak dengan cara-cara yang malah dapat menimbulkan beban bagi orang lain, sehingga pada gilirannya membuat orang tersebut memilih untuk mundur atau meninggalkan mereka.
Mempelajari pola tingkah laku unik tersebut dapat memberikan pemahaman berharga tentang alasan mengapa beberapa komunikasi dalam suatu hubungan tampak tak merata, dipenuhi ketidaknyamanan, atau kurang memuaskan untuk salah satu pihak. Seseorang dengan gaya ikatan cemas biasanya bukan berniat buruk ataupun menciptakan masalah secara sengaja; mereka cukup kurang sadar akan cara bicara dan perbuatan mereka yang pada akhirnya mempengaruhi suasana diskusi serta rasa nyaman orang-orang di lingkungannya secara keseluruhan.