- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
culture, lifestyle, news, popular culture, social mediaculture, lifestyle, news, popular culture, social media - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
11
– Dunia media sosial, terutama Facebook, telah menjelma sebagai tempat pertemuan digital yang luas untuk beragam kelompok umur dengan karakteristik mereka sendiri-sendiri. Kadang-kadang, terdapat kesenjangan jelas dalam cara generasi muda dan generasi senior berinteraksi di platform tersebut.
Untuk kalangan pemuda, sejumlah kebiasaan menggunakan Facebook dari generasi baby boomer kerap kali dirasakan kurang relevan atau agak ketinggalan zaman. Tindakan-tindakan tersebut mungkin tidak disadarinya sendiri oleh orang-orang lanjut usia, tetapi sangat mencolok bagi para pengguna era digital.
Menurut Geediting.com pada hari Sabtu (03/05), berikut adalah sejumlah kebiasaan yang sering dimiliki oleh generasi baby boomer di platform Facebook.
1. Acapkali Menyebarkan Rantai Pesan atau Informasi Palsu
Salah satu tindakan umum yang dilihat adalah mengirimkan secara beruntun pesan atau unggahan yang informasinya masih meragukan. Berita bohong atau palsu kerap kali dishare kembali tanpa adanya pemeriksaan fakta awal oleh pengguna sebelum dityebarluaskan.
2. Membagikan Data Pribadi Secara Terlalu Rinci
Terkadang mereka mengunggah informasi pribadi dengan detil yang luar biasa, termasuk tentang hal-hal yang tampaknya sepele. Semua urutan aktivitas harian ataupun persoalan pribadi dapat diposting secara terbuka pada beranda Facebook.
3. Memakai Teks Berbahasa Internet yang Sudah Ketinggalan Zaman
Gaya menulis atau menggunakan emoji yang sudah jarang ditemui di antara generasi muda kerap kali keluar dalam unggahan mereka. Penggunaan tanda baca berlebihan ataupun singkatan-singkatan lama membuat pesan mereka menjadi kurang sinkron dengan era modern.
4. Mengirim Ulasan pada Gambar Lawas
Terkadang mereka mengupas lagi foto-foto yang telah diunggah jauh hari sebelumnya dan meninggalkan komentar sebagai jika itu adalah unggahan paling baru. Tingkah seperti ini dapat dirasakan cukup ganjil atau bahkan memusingkan oleh sang pemilik profil ataupun sahabat-sahabat lainnya.
5. Melabeli Gambar Orang dengan Tidak Akurat
Kebiasaan melakukan
tagging
Pada gambar-gambar yang sebetulnya tak memperlihatkan individu tertentu pun sering kali ditemui. Hal ini dapat mencakup foto alam, kalimat penyemangat, hingga citra barang yang dikaitkan dengan akun seseorang.
6. Kesulitan Mengerti Aturan Keamanan Pribadi
Pengetahuan yang kurang tentang aturan privasi sering kali menyebabkan unggahan mereka dapat dilihat oleh semua orang di dunia maya. Data pribadi yang semestinya hanya diketahui oleh sahabat-sahabat dekat justru tersebar secara tidak sengaja kepada khalayak ramai.
7. Mengunggah Isi yang Terlalu BerpihakPolitikally
Mereka dapat diisi dengan postingan yang sarat dengan sentuhan politik kuat, terkadang disertai cerita yang menghasut atau penuh gairah. Ini mungkin membentuk lingkungan yang tidak menyenangkan dan menimbulkan perselisihan sengit antara sesama pengguna platform media sosial.
Mengerti variasi cara berkomunikasi melalui media sosial dapat mendukung penyempit jarak antara lapisan usia dalam ranah daring. Hal yang dirasakan biasa oleh suatu kelompok umur bisa tampak rumit atau sudah tak relevan lagi untuk generasi sebelumnya yang telah familiar dengan perkembangan teknologi digital.