- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
food and drink, health, health benefits, metabolism, nutritionfood and drink, health, health benefits, metabolism, nutrition - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
13
lowongankerja.asia
,
Jakarta
–
Kopi
bukan sekadar bisa dinikmati, namun juga memiliki sejumlah manfaat kesehatan untuk tubuh. Hasil studi yang dipublikasikan di
Nutrients
menunjukkan bahwa minum dua cangkir kopi setiap hari berkaitan dengan metabolisme glukosa yang sedikit lebih baik dibandingkan dengan tidak minum kopi sama sekali.
Menurut hasil
studi
yang dipublikasi
Eating Well
Pada tanggal 1 Mei 2025, pada hari Kamis, mengonsumsi hingga satu cangkir kopi hitam per harinya terkait erat dengan peningkatan metabolisme glukosa sebagaimana ditunjukkan oleh tingkat biomarker tertentu seperti HOMA-IR ( resistansi insulin ) serta kecepatan insulin saat puasa.
Meskipun mengonsumsi kopi bersama gula atau krim tidak memberikan manfaat signifikan berdasarkan indikator ini, hal itu menunjukkan bahwa kopi hitam tanpa tambahan mungkin memiliki dampak positif terhadap bagaimana tubuh memetabolisme glukosa.
Menyampaikan Dampak Tidak Sama pada Laki-laki dan Perempuan
Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan antara pria dan perempuan. Pada perempuan, minum dua cangkir kopi atau lebih setiap hari, terutama kopi hitam, dihubungkan dengan kadar penanda kesehatan yang lebih baik terkait regulasi gula darah, yang berarti kadar gula darah dan insulin mereka tampak lebih terkontrol.
Sebagai contoh, wanita yang meminum dua cangkir kopi atau lebih setiap hari memiliki risiko yang lebih kecil untuk menghadapi masalah dengan resistansi insulin serta meningkatkan kadar insulin saat puasa dibandingkan dengan mereka yang tidak minum kopi sama sekali. Kaitannya ini tampak lebih signifikan pada kopi tanpa campuran apapun.
Namun, pada pria atau individu yang menambahkan gula atau krim ke kopi mereka, manfaat semacam itu tidak diamati. Hal ini menunjukkan bahwa cara kopi dikonsumsi dan perbedaan individu, seperti jenis kelamin, dapat berperan dalam potensi efeknya terhadap kesehatan.
Meskipun demikian, penelitian ini memiliki beberapa pembatasan. Sebagai studi bersifat silang atau mendatar, tidak bisa dipastikan apakah rutinitas mengonsumsi kopi serta meningkatnya metabolisme glukosa saling berkaitan secara sebab dan akibat.
Penelitian ini dilaksanakan dengan memakai data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional Korea pada rentang waktu antara 2019 hingga 2021. Di antara 22.559 responden yang terlibat sepanjang masa studi tersebut, tim riset mengambil sampel 7.453 subjek untuk analisis primer mereka.
Meskipun begitu, beberapa partisipan tambahan tidak dimasukkan ke dalam analisis spesifik yang membandingkan ragam kopi yang dikonsumsi; akhirnya hanya tinggal 6.613 partisipan. Peneliti-penelti ini mencatat asupan kopi dengan bertanya pada respondennya tentang apa saja yang telah mereka makan dan minum selama masa 24 jam, kemudian mengklasifikasi tipe kopi yang diminum: apakah itu kopi hitam atau kopi ditambah gula serta/atau krim.
Peneliti kemudian membagi partisipan sesuai dengan jumlah kopi yang diminum setiap harinya: tidak sama sekali, sampai satu cangkir, dua cangkirs per hari, serta tiga cangkir atau lebih tiap hari. Beberapa karakteristik biasa dari partisipan juga diukur, termasuk pola hidup dan data demografik mereka. Studi ini mendorong untuk menyesuaikan konsumsi kopi secara bijak sehingga dapat mendukung tujuan kesehatan individu masing-masing.
Meskipun menunjukkan bukti hubungan konsumsi kopi dengan peningkatan
metabolisme
Gula, temuan penelitian tersebut juga memberi peringatan bahwa tak ada jawaban serba guna. Variabel seperti pola hidup, kebutuhan metabolik setiap orang, serta adat istiadat bahkan turut memainkan peranan signifikan dalam merumuskan efek total kopi pada kondisi kesejahteraan seseorang.